Simpulan Refleksi 1. Proses Pengajaran dan Pembelajaran

Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 263 Alwi, Hasan,dkk.2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai pustaka Anita, Widjajanti.2011. Kamus Etimologi Bahasa Indonesia . Jember: Univ. Jember Ashcroft, Bill,dkk.1998. Key Concepts in Post- Colonial Studies . USA Canada: Routledge Depaertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka. Halim, Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Indonesia . Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Keraf, Gorys.1984. Tata Bahasa Indonesia . Jakarta: Nusa Indah Kridalaksana, Harimurti.1988. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik . Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Loomba, Ania.2003. KolonialismePascakolonialisme . Yogyakarta: Bentang Lyons, John.1968. Introduction to Theoritical Linguistics . Cambridge: Cambridge University Press. Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh I. Soetikno.1995. Pengantar Teori Linguistik . Jakarta: Gramedia Muslich, Masnur dan Suparno. 1987. Bahasa Indonesia Kedudukan, Fungsi, Pembinaan dan Pengembangannya . Bandung: Penerbit Jemmars. Robins,R.H.1992. Linguistik Umum:Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius Sakri, Adjat. 1993. Ilmuwan dan Bahasa Indonesia . Bandung: Penerbit ITB Saussure, Ferdinand.1996. Pengantar Linguistik Umum . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 264 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TINDAK TUTUR Suko Winarsih Universitas Kanjuruhan Malang, Email: umifarida61yahoo.com Abstrak Sistem pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan dan mengembangkan karakter bangsa. Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Dengan demikian, karakter dapat dipahami sebagai sikap, tingkah laku, dan perbuatan baik atau buruk yang berhubungan dengan norma sosial. Oleh karena itu, erat kaitan antara karakter dan interaksi sosial. Dalam berinteraksi sosial atau berkomunikasi dengan orang lain diperlukan peran bahasa. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan gagasan, perasaan, dan atau pesan kepada mitra tutur. Bahasa yang digunakan oleh penuturnya, yang dikenal dengan istilah tindak tutur seharusnya memperhatikan prinsip-prinsip pragmatik tertentu. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip kerja sama dan prinsip kesantuan berbahasa. Kedua prinsip pragmatik ini perlu diperhatikan agar komunikasi berjalan secara efektif, efisien, dan santun dalam konteks pendidikan karakter. Kata kunci: pendidikan karakter, tindak tutur

A. Pendahuluan

Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dalam berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian di Harvard University Amerika Serikat bahwa kesuksesan seseorang tidak Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 265 ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis hard skill saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain soft skill . Penelitian ini mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 oleh hard skill dan selebihnya, yaitu 80 oleh soft skill . Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Pendidikan Karakter Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik di dalam masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik, yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa YME, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekadar membentuk anak didik menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku perubahan dalam hidupnya sendiri, yang akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi. Dunia pendidikan merupakan motor penggerak untuk memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI dan norma-norma sosial di masyarakat. Otak dan hati nurani manusia sangat penting karena otak pikiran dan kalbu hati yang paling kuat menggerakkan seseorang bertutur kata dan bertindak. Pendidikan karakter memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan multi kecerdasan, yaitu mengembangkan sikap- sikap: kejujuran, integritas, komitmen, kedisipilinan, visioner, dan kemandirian. Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi sebagai berikut ini. a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 2 11

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 3 15

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL DAN KOOPERATIF SERTA MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP NEGERI TANJUNG MORAWA.

0 1 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

0 1 26

yaya sulthon aziz JURNAL

0 0 17

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN SISWA SMP NEGERI 6 AMBON TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Repository UNIKAMA

0 0 7

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 2

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 KABUPATEN PAMEKASAN - Repository UNIKAMA

0 0 14