MATERI DAN METODE Pengaruh Strategi Pembelajaran IPA Terpadu Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika di SMP Negeri 04 Singosari Malang - Repository UNIKAMA

Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 68

b. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui dua teknik yaitu studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari buku-buku, literatur, tulisan ilmiah, dimana peneliti mencari data teoritis sebagai bahan pembanding dengan jalan menerapkannya dengan masalah yang diteliti. Studi lapangan dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Studi lapangan bertujuan untuk mengamati obyek penelitian sehingga memahami kondisi sebenarnya. Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data berupa komunikasi verbal dengan pihak- pihak yang terkait.

c. Pengertian Kualitas

Crosby mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya. Deming menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar. J. M. Juran mengartikannya sebagai cocok untuk digunakan fitness for use dan definisi ini sendiri memiliki 2 aspek utama, yaitu ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan dan bebas dari kekurangan.

d. Peningkatan Kualitas Produk

Peningkatan kualitas adalah suatu metodologi pengumpulan dan analisis data kualitas, serta menentukan dan menginterpretasikan pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri, untuk meningkatkan kualitas produk guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan.

e. Peta Kontrol p

Peta kontrol p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian kecacatan dari item-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi. Dengan demikian peta kontrol p digunakan untuk mengendalikan proporsi dari item-item yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas atau proporsi dari produk cacat yang dihasilkan dalam suatu proses. Langkah-langkah Pembuatan Peta Kontrol p K. Menentukan ukuran contoh n 30 . L. Mengumpulkan 20 – 25 set contoh. M. Menghitung nilai proporsi cacat, yaitu: p-bar = total cacat total inspeksi. N. Menghitung nilai simpangan baku yaitu : ________________ Sp = ˅{p-bar1-p-barn} . Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 69 O. Menghitung batas-batas kontrol 3- sigma Peta Kontrol p P. Plot data proporsi atau persentase cacat dan lakukan pengamatan apakah data itu berada dalam pengendalian. Q. Tentukan kapabilitas proses produk yang sesuaitidak cacat sebesar 1-p- bar atau 100 -p-bar, dan produk cacat sebesar p-bar.

f. Kapabilitas Proses

Kapabilitas proses merupakan kemampuan dari proses dalam menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi. Jika proses mempunyai kapabilitas yang baik, maka proses itu akan menghasilkan produk yang berada dalam batas-batas spesifikasi diantara batas bawah dan batas atas spesifikasi. Demikian pula sebaliknya, apabila proses memiliki kapabilitas yang jelek, maka proses tersebut akan menghasilkan banyak produk yang berada di luar dari batas-batas spesifikasi, sehingga menimbulkan kerugian karena banyak produk yang ditolak.

g. Diagram Pareto

Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan peta kontrol statistikal Statistical Control Chart , yaitu peta kontrol p. Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 70 Tabel 1. Lembar Perhitungan Untuk Pembuatan Peta Kontrol p Pemeriksaan pada 35Sandal, n=35 di Home Industri X Nomor Pengamatan Hari Banyak Produk Tas yang Cacat Buah Proporsi Kecacatan p Persentase Kecacatan

p, A

B C D Total Cacat np 1 5 2 2 9 0,257 25,7 2 2 1 1 4 0,114 11,4 3 6 1 2 2 11 0,314 31,4 4 4 3 2 9 0,257 25,7 5 3 6 1 1 11 0,314 31,4 6 8 4 4 16 0,457 45,7 7 3 7 3 13 0,371 37,1 8 4 3 2 9 0,257 25,7 9 2 2 2 3 9 0,257 25,7 10 4 2 2 2 10 0,286 28,6 11 1 1 2 4 0,114 11,4 12 4 1 5 0,143 14,3 13 5 4 3 2 14 0,400 40,0 14 4 3 2 4 13 0,371 37,1 15 3 2 1 1 7 0,200 20,0 16 2 1 1 1 5 0,143 14,3 17 8 3 3 14 0,400 40,0 18 4 2 2 8 0,229 22,9 19 2 2 2 3 9 0,257 25,7 20 2 6 2 10 0,286 28,6 Jumlah 190 5,429 542,9 Rata-Rata 0,271 p-bar 27,1 p-bar, Keterangan : A = Jahitan Tidak Rapi B = Pengeleman Tidak Rapi C = Ukuran Tidak Pas D = Warna Sepatu Pudar Berdasarkan data dan perhitungan pada Tabel 1. tersebut, maka nilai simpangan baku Sp = 0,075 = 7,5 dan batas-batas kontrol 3-sigma untuk peta kontrol p adalah CL = 0,271 = 27,1 ; UCL = 0,496 = 49,6 ; LCL =0,046 = 4,6 . Plottebaran data persentase pada Gambar 1. Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 71 Gambar 1. Peta Kontrol 3-Sigma Pengendalian Persentase Kecacatan Produk Sandal di Home Industri X. Dari Gambar 1. dapat diketahui bahwa proses pembuatan sandal berada dalam pengendalian karena semua data pengamatan berada dalam peta kontrol p. Kapabilitas proses untuk menghasilkan produk yang sesuai tidak cacat sebesar 72,9, dan produk yang tidak sesuai cacat = 27,1. DIAGRAM PARETO Tabel 2. Menunjukkan persentase jumlah produk cacat pada proses pembuatan sandal di Home Industri X. Berdasarkan Tabel 2., dapat dibuat Diagram Pareto pada Gambar 2. Tabel 2. Persentase Jumlah Produk Cacat pada Proses Pembuatan Sandal di Home Industri X No. Karakteristik Kecacatan Jumlah Kecacatan Persentase Kecacatan Persentase Kumulatif 1. Jahitan Tidak Rapi A 75 39,47 39,47 2. Pengeleman Kurang Rapi B 52 27,37 66,84 3. Ukuran Tidak Pas A 38 20,00 86,84 4. Warna Sepatu Pudar B 25 13,16 100,00 Jumlah 190 UCL 49,6 CL 27,1 LCL 4,6 Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 72 Karakteristik Kecacatan : 1. Jahitan Tidak Rapi A; 2. Pengeleman Kurang Rapi B; 3. Ukuran Tidak Pas C; 4. Warna Sepatu Pudar D Gambar 2. Diagram Pareto Persentase Jumlah Produk Cacat pada Proses Pembuatan Sandal di Home Industri X Berdasarkan Gambar 2. Persentase tertinggi jumlah produk cacat pada proses pembuatan sandal di Home Industri X adalah pada karakteristik kecacatan jahitan tidak rapi sebesar 39,47. Ada 4 faktor penyebab terjadinya kecacatan tersebut, yaitu faktor metode, manusia, material dan mesin seperti diuraikan pada Tabel 3. berikut ini. Tabel 3. Faktor penyebab kecacatan produk ditinjau dari karakteristik kecacatan jahitan tidak rapi. No. Faktor Penyebab Uraian 1. Metode Metode pengerjaan yang masih sederhana. 2. Manusia  Kurang teliti saat proses pengerjaan.  Kurang hati-hati.  Kurang Kontrol.  Kurangnya ketrampilan menjahit. 3. Material Bahan yang digunakan terlalu kurang berkualitas. 4. Mesin Mesin yang digunakan hanya hasil rekayasa mesin dan kurang memenuhi standard pabrik. KESIMPULAN DAN SARAN  Kapabilitas proses untuk menghasilkan produk yang sesuai tidak cacat sebesar 72,9, dan produk yang tidak sesuai cacat = 27,1.  Berdasarkan pengolahan data, peta kontrol telah terkendali, maka peta kontrol p dapat digunakan untuk memantau proses terus menerus pada tingkat proses yang sekarang. Apabila dalam pemantauan itu ditemukan Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 73 adanya perubahan-perubahan atau masalah, maka harus segera diambil tindakan peningkatan proses tersebut.  Persentase tertinggi jumlah produk cacat pada proses pembuatan sandal di Home Industri X adalah pada karakteristik kecacatan jahitan tidak rapi sebesar 39,47. Dengan demikian, perlu adanya kegiatan pemeliharaan dan perawatan fasilitas produksi mesin jahit. Karena alat ini merupakan alat yang sangat penting sesuai dengan bidang usaha yang dijalani. Untuk menjadi perusahaan yang bersaing, kerusakan mesin dan segala macam gangguan harus dilenyapkan. Mesin harus dipertahankan untuk mencapai 100 pemanfaatan permintaan yaitu dapat segera memenuhi kebutuhan proses berikutnya. Cara yang dilakukan antara lain dengan melakukan pemeriksaan berkala, pembersihan mesin jahit, pengencangan baut, dan ketepatan prosedur operasi. DAFTAR PUSTAKA Erni Puspanantasari Putri, 2006, Peningkatan Daya SaingPengrajin Industri Kecil Rumah Tangga Pedesaan di Kabupaten Sidoarjo Melalui Peningkatan Kualitas Yang Berkesinambungan , Procsiding Seminar Nasional Manajemen III, ISBN: 979-99735-1-1, MMT-ITS, Pebruari, pp. 1-9. Erni Puspanantasari Putri, 2006, Peningkatan Kualitas Produk Pengrajin Kulit Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Usahanya dalam Memperluas Jaringan Pasar , Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi VENTURA, Volume 9, No. 1, April, pp. 81-94. Erni Puspanantasari Putri dan I Nyoman Lokajaya, 2009, Peningkatan Kualitas Produk Pengrajin Industri Rumah Tangga Pedesaan untuk Meningkatkan Daya Saing Pasar yang Semakin Kompetitif , Laporan Penelitian Dosen Muda – Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Erni Puspanantasari Putri, Supardi and Indahati, 2013, Product Quality Improvement of Small and Medium Manufacturing Industry Craftment to Increase Competitiveness Business , 2nd SciTech International Seminar: The Role of Innovative Technology in Global Competitive Era Welcoming ASEAN Community 2015, ISBN: 978-602- 9077-38-4: October. Gaspersz, Vincent, 2001, Metode Analisis untuk Peningkatan Kualitas: Measurement, Analysis and Improvement , PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Supranto, J., 1995, Evolusi Konsep Manajemen Mutu dan Penerapannya dalam Praktek Bisnis , Usahawan No. 10 TH XXIV, pp. 20-25. Tjiptono F. dan Diana A., 1998, Total Quality Management , Andi Offset, Yogyakarta. Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 74 ANALISIS IMPLEMENTASI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA, KETERLIBATAN KERJA, DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA Studi Empiris Pada PT.PLN Persero Area Jember Trias Setyowati Fakultas EkonomiManajemen, Universitas Muhammadiyah Jember Email : setyowati.triasyahoo.com Ifa Istifarini Fakultas EkonomiManajemen, Universitas Muhammadiyah Jember Email : istifarini30gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas kehidupan kerja, keterlibatan kerja, dan persepsi dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja, dimana pengaruh kualitas kehidupan kerja sebagai X1, keterlibatan kerja X2, persepsi dukungan organisasi X3, dan kepuasan kerja Y. Responden dari penelitian ini adalah karyawan PT. PLN Persero Area Jember yang berjumlah 60 orang. Alat analisis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial variabel keterlibatan kerja, persepsi dukungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, sedangkan variabel kualitas kehidupan kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, namun secara serempak kualitas kehidupan kerja, keterlibatan kerja dan persepsi dukungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan. Kata Kunci : Kualitas Kehidupan Kerja, Keterlibatan Kerja, Persepsi dukungan organisasi, Kepuasan Kerja ABSTRACT This research aims to determine the effect of the quality of work life, job involvement, and perceptions of organizational support on job satisfaction, which influences the quality of work life as X1, job involvement X2, the perception of organizational support X3, and job satisfaction Y. Respondents of this research are 60 employees of PT. PLN Persero Area Jember. Analytical tool in this research is using multiple linear regression using SPSS 20.0. The analysis Partial test result indicate that the variable of work involvement, perception of organizational support positively and significantly affect the work satisfaction, while the of the work life adversely and significantly affect the work satisfaction. But simultaneously the quality of work life, job involvement and perceptions of organizational support and significant positive effect. Keyword : Quality Of Work Life, Job Involvement, Perceived Organizational support, Job satisfaction Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 75

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting bagi organisasi. Organisasi yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi akan mampu menghadapi tantangan yang semakin besar sekaligus meningkatkan kemajuan perusahaan. Ditinjau dari pemberdayaan dan pengelolaan sumber daya manusia, perusahaan perlu menciptakan lingkungan yang kondusif, imbalan yang layak dan adil, beban kerja yang sesuai dengan keahlian karyawan, sikap dan perilaku dari manajer untuk membentuk kepuasan kerja karyawan. Menurut Robbins 2006 Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yag diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Quality of Work Life menurut Nawawi 2008 adalah program yang mencakup cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan menciptakan karyawanan yang lebih baik. Program kualitas kehidupan kerja dimaksudkan agar dilakukan perbaikan terus menerus untuk membangkitkan kinerja karyawan, misalnya dengan memberi kesempatan yang lebih baik dalam berpartisipasi, tantangan, harapan, dan kesejahteraan yang lebih menjanjikan. Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk memperbaiki kualitas kehidupan kerja adalah keterlibatan karyawan. Menurut Robbins 2003 keterlibatan kerja mempunyai definisi yaitu derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya, dan menganggap prestasinya penting untuk harga diri. Teori yang mendasari adalah bahwa dengan mengetahui keterlibatan kerja karyawannya dengan demikian maka para karyawan akan menjadi termotivasi, lebih berkomitmen terhadap organisasi ataupun perusahaan, lebih produktif, lebih puas dengan pekerjaan mereka. Persepsi dukungan organisasional Perceived Organisasional supportPOS juga dapat dipertimbangkan sebagai faktor yang turut mempengaruhi kepuasan kerja. Eisenbenger et al . 1997, menjabarkan persepsi dukungan organisasional sebagai pemahaman masyarakat secara global mengenai tingkat yang mana organisasi peduli dengan keberadaan dan kontribusi karyawan serta peduli terhadap kesejahteraan mereka. Apabila karyawan percaya bahwa organisasi menyediakan dukungan yang mereka perlukan, menilai kontribusi mereka, dan peduli tentang Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 76 kesejahteraan mereka, maka hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja Rhoades Eisenberger 2002. Kepuasan kerja karyawan pada dasarnya merupakan hasil yang dicapai karyawan dari seluruh aktivitas yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Selama menjalankan aktivitasnya tingkat kehadiran merupakan salah satu prioritas yang perlu diperhatikan oleh perusahaan untuk menilai kepuasan kerja karyawannya. Kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti turnover, tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan dan ukuran organisasi perusahaan. Tinggi rendahnya kepuasan dapat terukur pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 yang menyajikan data kehadiran dan tingkat keterlambatan karyawan PT. PLN Persero Area Jember. TABEL 1.1 Rekapitulasi Kehadiran Karyawan PT. PLN PERSERO Area Jember Periode Agustus-Oktober 2013 Sumber : PT.PLN Persero Area Jember diolah Data pada tabel 1.1 di atas menunjukkan jumlah kehadiran karyawan selama bulan Agustus-Oktober tahun 2013. Terlihat bahwa tingkat kehadiran karyawan mengalami penurunan. TABEL 1.2 Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Karyawan PT.PLN Area Jember Periode Bulan Agustus-Oktober Sumber : PT.PLN Persero Area Jember diolah Bulan Jumlah Karyawan Jumlah Hari Efektif Kerja Total Efektif Hari Kerja Jumlah karyawan Masuk Kerja Persentase Kehadiran Agustus 51 16 816 686 84,06 September 51 21 1.071 834 77,97 Oktober 51 22 1.122 797 71,03 Bulan Jumlah Karyawan Jumlah Hari Efektif Kerja Total Efektif Hari Kerja Jumlah karyawan Terlambat Persentase Keterlambatan Agustus 51 16 816 31 3,79 September 51 21 1.071 46 4,29 Oktober 51 22 1.122 62 5,52 Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 77 Data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa masih terdapat karyawan yang terlambat masuk kerja. Meningkatnya jumlah keterlambatan kerja karyawan PT. PLN Persero Area Jember ini menunjukkan adanya faktor kepuasan kerja yang belum terpenuhi. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka persoalan penelitian ini lebih di fokuskan pada : R. Apakah Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh secara parsial terhadap Kepuasan Kerja? S. Apakah Keterlibatan Kerja berpengaruh secara parsial terhadap Kepuasan Kerja? T. Apakah Persepsi Dukungan Organisasi berpengaruh secara parsial terhadap Kepuasan Kerja? U. Apakah Kualitas Kehidupan Kerja, Keterlibatan Kerja, dan Persepsi Dukungan Organisasional berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja

BAB 2. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan cara pandang setiap individu. Semakin banyak aspek- aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka akan semakin tinggi kepuasan yang dirasakan. Wexley dan Yukl 2002 mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or her job . Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. Dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang mendukung atau tidak mendukung dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda –beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut.

2.1 Kualitas Kehidupan Kerja dan Kepuasan Kerja.

Quality of Work Life menurut Nawawi 2008 adalah program yang mencakup cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan menciptakan karyawanan yang lebih baik. Meija, et al 2001 mengatakan Kualitas kehidupan Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 78 kerja adalah suatu ukuran keamanan dan kepuasan yang dirasakan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Menurut luthans 2006, Kepuasan Kerja dapat dipahami melalui tiga aspek. Pertama, kepuasan kerja merupakan bentuk respon pekerja terhadap kondisi lingkungan pekerjaan. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan oleh hasil pekerjaan atau kinerja. Ketiga, kepuasan kerja terkait dengan sikap lainnya dan dimiliki oleh setiap pekerja. Temuan penelitian yang dilakukah oleh Pramdhana 2013 menunjukkan bahwa variabel Of Work Life secara parsial Uji t berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Sumber Murni Lestari Makassar. Sebesar 21 variabel kepuasan kerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel independennya sedangkan sisanya 79 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian. H1: Kualitas Kehidupan Kerja berpengaruh secara parsial terhadap Kepuasan Kerja.

2.2 Keterlibatan Kerja dan Kepuasan Kerja

Robbins 2001 mendefinisikan kepuasan sebagai sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya, seseorang dengan tingkat kepuasan yang tinggi akan menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, sedangkan seseorang yang tidak merasa puas dengan pekerjaannya akan menunjukkan sikap yang negatif. Menurut Brown dalam Aryaningtyas, 2012 keterlibatan kerja diartikan sebagai perluasan dimana individu menyatu dengan pekerjaan mereka sekarang. Individu yang terlibat dengan pekerjaannya sangat terikat dengan pekerjaannya dan menganggap itu sebagai pusat dari konsep diri mereka. Individu dengan tingkat kerja rendah merasa jauh dari pekerjaan mereka. Ketika mereka terlibat dengan pekerjaan saat dimana kepuasan kerja tinggi dan sebaliknya. Dienfendorff et al. , 2006 dalam Aryaningtyas, 2012 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan keterlibatan kerja. Kondisi yang dirasakan karyawan untuk ikut terlibat atau berpartisipasi dalam mengeluarkan pendapat, ide dan gagasan dalam perusahaan. Karena itu akan menimbulnya keterikatan dengan perusahaan secara baik. Sehingga terpenuhi kepuasan secara intrinsik yang merupakan kondisi penting bagi keterlibatan kerja agar karyawan dapat bekerja secara optimal. H2: Keterlibatan Kerja berpengaruh secara parsial terhadap Kepuasan Kerja. Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 79

2.3 Persepsi Dukungan Organisasional dan Kepuasan Kerja

Peran dukungan organisasional atau POS menjelaskan bahwa organisasi akan menyediakan bantuan sesuai yang dibutuhkan oleh karyawan untuk bekerja secara efektif dan dalam menghadapi situasi yang sulit. Eisenberger et al. 1997 menjabarkan persepsi dukungan organisasi sebagai pemahaman karyawan secara global mengenai tingkat yang mana organisasi peduli dengan keberadaan dan kontribusi karyawan serta peduli terhadap kesejahteraan mereka. Jika karyawan menganggap bahwa dukungan organisasi yang di terimanya tinggi, maka karyawan tersebut akan menyatukan keanggotaan sebagai anggota organisasi ke dalam identitas diri mereka dan kemudian mengembangkan hubungan dan persepsi yang lebih positif terhadap organisasi tersebut. Dengan menyatunya keanggotaan dalam organisasi dengan identitas karyawan, maka karyawan tersebut merasa bagian dari organisasi dan merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi dan memberikan kinerja terbaiknya pada organisasinya. Ady Putra. G 2008 mengungkapkan persepsi dukungan organisasi mempengaruhi terciptanya kepuasan kerja karyawan di dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan berusaha harus lebih peduli dan menghargai pekerjaan karyawan baik itu pada posisi jabatan rendah ataupun yang menempati posisi atas. Sehingga akan terjalin suatu komitmen yang kuat antara seluruh karyawan dengan perusahaan di tempat bekerja dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. H3: Persepsi Dukungan Organisasi berpengaruh secara parsial terhadap Kepuasan Kerja.

2.4 Pengaruh

Kualitas Kehidupan Kerja, Keterlibatan Kerja, Dan Persepsi Dukungan Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas kehidupan kerja, keterlibatan kerja, dan persepsi dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja. Secara teoritis, Quality of Work Life merupakan persepsi karyawan tentang sejauh mana berbagai macam kebutuhannya terpenuhi Cascio, 2010. Individu yang menganggap kebutuhannya di perhatikan, maka akan semakin terlibat dalam pekerjaannya dan akan lebih merasa puas terhadap pekerjaannya. Hal ini mendukung pernyataan Luthans 2006 yang menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 80 mengenai seberapa baik pekerjaan karyawan memberikan hal yang dinilai penting. Selain itu apabila karyawan merasa tingkat dukungan organisasi cukup tinggi, kepuasan kerja dan perputaran karyawan berkurang Robbins, 2010. H4 : Kualitas kehidupan kerja, keterlibatan kerja, dan persepsi dukungan organisasional berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja. Model penelitian ini dapat di lihat dalam gambar 1. Gambar 1. Model Penelitian Kerangka Konseptual ini secara keseluruhan menggambarkan pengaruh langsung antara variabel bebas Kualitas kehidupan kerja X1 Keterlibatan Kerja X2 dan Persepsi dukungan organisasional X3 terhadap variabel dependen Kepuasan kerja Y. Untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel dan menguji hipotesis dalam penelitian ini secara sistematis, maka alat analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Liniear Berganda.

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian, Pemilihan

Sampel dan Pengumpulan data Penelitian ini dilakukan di PT. PLN Area Jember, JL. Gajah Mada No. 198, Jember. Objek penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. PLN Area Jember. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian Eksplanatori Eksplanatory Research . Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi Sensus yaitu responden Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 81 penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. PLN Persero Area Jember dan secara total berjumlah 60 orang. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Profil responden secara umum didominasi oleh karyawan berjenis kelamin laki-laki 90, beumur 35 tahun 71,7, tingkat pendidikan S1 41,7 dan masa kerja 21-30 tahun 33,4.

3.2. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Definisi Operasional variabel merupakan Faktor-faktor atau variabel yang di gunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, definisi operasional variabel dijelaskan sebagai berikut: 2. Variabel independent atau variabel bebas X adalah :  Kualitas Kehidupan Kerja X1, Ada dua pandangan mengenai arti kualitas kehidupan kerja Cascio, 2010 yaitu pertama sejalan dengan usaha organisasi mewujudkan tujuan organisasinya, seperti kebijakan promosi, supervisi yang demokratis, keterlibatan pegawai dan kodisi kerja yang aman. Pandangan yang kedua, kualitas kehidupan kerja dipandang sebagai sekumpulan persepsi karyawan mengenai rasa aman dalam bekerja, kepuasan kerja, dan kondisi untuk dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia. QWL merupakan persepsi karyawan tentang sejauh mana berbagai macam kebutuhannya terpenuhi. Indikator QWL dalam penelitian ini menggunakan empat dari sembilan indikator yang dikembangkan oleh Cascio Wayne, 2010, yaitu : X 1.

a. Kompensasi yang seimbang

equitable compensation X 1. b. Komunikasi communication X 1. c. Keselamatan Lingkungan Kerja save environment X 1. d. Pengembangan karir career development  Keterlibatan Kerja X2, adalah perluasan dimana karyawan secara psikologis mengidentifikasi dengan pekerjaan mereka Lodahl Kejner dalam Sumarto, 2009 Indikator Keterlibatan Kerja, antara lain: X. 2. a. Kepribadian Personally X. 2. b. Keinginan Interest X. 2. c. Kehadiran Existence Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 82 X. 2. d. Kehidupan Pribadi Personal Life  Persepsi Dukungan Organisasional X3, Keyakinan global yang membentuk penilaian karyawan tentang organisasi mereka Eisenberger dan Rhoades, 2002. Indikator Persepsi Dukungan Organisasional, antara lain: X 3.

a. Keadilan Struktural

X 3.

b. Keadilan sosial

X 3.

c. Dukungan atasan

X 3. d. Penghargaan Organisasi dan Kondisi Pekerjaan 3. Variabel dependent atau variabel terikat Y adalah Kepuasan Kerja Y, Kepuasan kerja merupakan hasil persepsi para karyawan tentang seberapa jauh pekerjaan seseorang memberikan segala sesuatu yang dipandang penting melalui hasil kerjanya Luthans, 2006 Indikator Kepuasan Kerja dalam penelitian ini menggunakan empat dari lima indikator yang dikembangkan oleh Robbins, 2010, yaitu : Y. a. Tantangan dalam bekerja Y. b. Penghargaan yang wajar

Y. c. Kondisi kerja yang mendukung

Y. d. Kesesuaian pekerjaan dengan kepribadian karyawan Pengukuran jawaban responden menggunakan skala Likert 5 point dengan kriteria untuk setiap item dalam daftar pernyataan adalah sebagai berikut: 1. 1 = Sangat tidak setujuSTS 2. 2 = Tidak setujuTS 3. 3 = Netral N 4. 4 = Setuju S

5. 5 = Sangat Setuju SS

3.3. Teknis Analisis Data

Dalam penelitian ini, sebelum melakukan pengujian hipotesis, tahap awal adalah dilakukan analisis deskriptif variabel penelitian untuk mendapat deskripsi variabel-variabel penelitian, kemudian dilanjutkan dengan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan semua butir pernyataan valid dan reliabel. Selanjutnya uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Hasil uji asumsi klasik menunjukkan data terdistribusi dengan normal, tidak terjadi multikolinearitas dan Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 83 heteroskedastisitas. Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis dan analisis koefisien determinasi R 2 menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows .

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ringkasan statistik deskriptif dari masing-masing variabel terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Total Responden Hasil Rata-Rata Jawaban Kualitas Kehidupan Kerja 60 4,29 Keterlibatan Kerja 60 4,15 Persepsi Dukungan Organisasi 60 3,97 Kepuasan Kerja 60 4,14 Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa total rata-rata skor tiap variabel diatas 3,41 berdasarkan rataan Umar, 2005, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kualitas kehidupan kerja, keterlibatan kerja, persepsi dukungan organisasi maupun kepuasan kerja karyawan PT. PLN Persero Area Jember termasuk dalam kategori tinggi. Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Model Coefficients Unstandardized Sig. B Std. Error Constant 6.116 1.828 .001 Kualitas Kehidupan kerja -.153 .068 .027 Keterlibatan Kerja .580 .068 .000 Persepsi Dukungan Organisasi .206 .087 .021 Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 2, maka persamaan regresi linear berganda yang diperoleh adalah sebagai berikut : Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Y= 6,116 - 0,153 kualitas kehidupan kerja + 0,580 keterlibatan kerja + 0,206 persepsi dukungan organisasi 5. Konstanta sebesar 6,116 menyatakan bahwa jika variabel

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 2 11

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 3 15

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL DAN KOOPERATIF SERTA MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP NEGERI TANJUNG MORAWA.

0 1 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

0 1 26

yaya sulthon aziz JURNAL

0 0 17

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN SISWA SMP NEGERI 6 AMBON TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Repository UNIKAMA

0 0 7

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 2

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 KABUPATEN PAMEKASAN - Repository UNIKAMA

0 0 14