Rumusan Masalah Sayuran Dunia Prinsip, Produksi dan Gizi. Diterjemahkan:

Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 360  Bagaimana pendapatan petani pada usahatani tembakau rajangan varietas baru Maesan 1?  Apakah usahatani tembakau rajangan varietas baru Maesan 1 menguntungkan?

1.2. Tujuan Penelitian

5.2 Mengetahui bagaimana pendapatan petani pada usahatani tembakau rajangan varietas baru Maesan 1

5.3 Mengetahui

apakah usahatani tembakau rajangan varietas baru Maesan 1 menguntungkan. BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tembakau Rajangan

Tembakau rajangan termasuk tembakau sesudah hujan atau tembakau VO Voor-Oogst artinya tembakau yang ditanam pada akhir musim hujan April- Mei dan dipanen akhir musim kemarau Agustus-September. Sehingga saat panen berlangsung pada musim kemarau dan diharapkan intensitas matahari cukup untuk pengeringan. Tembakau rakyat kebanyakan kebanyakan dipakai sebagai tembakau rajangan. Hasil rajangan cukup bervariasi, mulai dari rajangan kasar tengah, dan halus. Dilihat dari warna juga cukup bervariasi, mulai dari kuning, emas, merah, coklat, sampai hitam kelam. Perbedaan warna ini sebenarnya masih bisa dimodifikasikan sesuai dengan selera dan keinginan, kecuali warna kuning yang berhubungan erat dengan varietas yang ditanam. Penggunaan tembakau ini juga bervariasi, sebagai bahan campuran dalam industri pokok kretek dan sigaret, dibuat lintingnya atau sering juga digunakan untuk tembakau kunyah Padmo dan Djadmiko dalam Widotono, 2011:4 Tembakau kasturi adalah tembakau kerosok lokal VO yang ditanam dan dikembangkan di daerah Jember dan Bondowoso. Peruntukan tembakau Kasturi adalah sebagai bahan baku rokok keretek di dalam negeri yang mencapai 88,64 dan sekitar 11,36 diekspor dengan label Besuki VO. Pabrik Rokok Gudang Garam, Sampoerna, dan Djarum merupakan pengguna terbesar Tembakau Kasturi. Secara umum petani menanam varietas lokal dengan populasi tanaman yang masih sangat beragam. Saat ini luas areal penanaman tembakau kasturi pada dua daerah pengembangan mencapai 3.197 ha, dengan rata-rata produktivitas di tingkat petani hanya 985 kg kerosokha

2.2 Faktor Produksi

Proses produksi baru bisa berjalan bila persyaratan yang dibutuhkan dapat Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 361 dipenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen, yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan skill atau manajemen pengelolaan. Faktor produksi adalah faktor yang mutlak diperlukan dalam proses produksi. Sedangkan sarana produksi adalah sarana yang dibutuhkan dalam proses produksi. Faktor produksi terdiri dari tanah, modal, tenaga kerja, dan manajemen. Sementara sarana produksi terdiri dari lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja. Lahan diberi tanda karena sebagian pakar berpendapat bahwa lahan tidak merupakan sarana produksi dan sebagian ahli lain memasukkan lahan sebagai bagian dari sarana produksi. Melihat definisi dan bagian dari masing-masingnya dapat dilihat bahwa sebenarnya lahan pada sarana produksi merupakan bagian dari faktor produksi tanah. Bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja merupakan bagian dari faktor produksi modal. Sedangkan tenaga kerja bisa digolongkan sebagai bagian dari modal dan bisa juga sebagai bagian dari faktor produksi tenaga kerja. Digolongkan sebagai bagian dari modal karena untuk memperoleh tenaga kerja bisa menggunakan modal, sementara keberadaannya dibutuhkan sebagai faktor yang mutlak dalam proses produksi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sarana produksi merupakan pecahan dari faktor produksi. Jadi untuk suatu proses produksi yang mutlak diperlukan lebih dulu dasar penerapan usaha adalah faktor produksi, kemudian baru sarana produksi Daniel, 2004:49-53. Hubungan antara input dan output ini disebut dengan ‖ factor relationship ‖ FR. Dalam rumus matematis, FR ini dapat dituliskan dengan: Y = f X 1 , X 2 , . . . , X i , . . . , X n Di mana: Y = produk atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor produksi X X = faktor produksi atau variabel yang mempengaruhi Y Dalam proses produksi pertanian, maka Y dapat berupa produksi pertanian dan X dapat berupa lahan pertanian, tenaga kerja, modal, dan manajemen Soekartawi, 2003: 3.

a. Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan, maka dapat dirumuskan Soekartawi 2006:57-58. Pd = TR – TC Dimana : Pd = Pendapatan usahatani

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 2 11

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 3 15

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL DAN KOOPERATIF SERTA MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP NEGERI TANJUNG MORAWA.

0 1 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

0 1 26

yaya sulthon aziz JURNAL

0 0 17

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN SISWA SMP NEGERI 6 AMBON TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Repository UNIKAMA

0 0 7

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 2

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 KABUPATEN PAMEKASAN - Repository UNIKAMA

0 0 14