Siswa tidak dapat memahami asal- usul Ketidaklengkapan pengetahuan

Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 505 melalui kesulitan belajar siswa. Kesulitan belajar siswa menurut Slameto 2003 dipengaruhi karena faktor sekolah diantaranya yaitu: 1. Metode mengajar 2. Kurikulum 3. Alat pelajaran 4. Waktu sekolah 5. Keadaan gedung TAHAP PEMECAHAN MASALAH LANGKAH POLYA Polya 2008 menyarankan bahwa untuk berhasil baik dalam memecahkan masalah, khususnya dalam matematika dapat dilakukan dengan langkah-langkah yaitu understanding the problem memahami masalah, devise a pla n merencanakan pemecahan masalah, carry out the plan melaksanakan rencana, look back melihat kembali. Disamping itu, Alacaci dan Dogruel 2011 mengatakan bahwa gagasan Polya dapat membantu kita menjadi sadar bagaimana kita berpikir ketika kita memecahkan masalah. Selain itu juga membantu kita merefleksikan bagaimana kita memecahkan masalah yang memungkinkan kita untuk membuat hubungan konseptual antara masalah yang dihadapi dan masalah yang mungkin perlu untuk dipecahkan di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Czarnocha, dkk 2009, langkah Polya merupakan contoh yang baik dalam proses berpikir yang berorientasi pada koneksi. Selanjutnya Musser and Burger 2008 mengembangkan langkah-langkah Polya sebagai berikut: 1. Understanding the problem Menurut Polya beberapa siswa kesulitan untuk memahami masalah karena berhubungan dengan bahasa. Ketika siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah, guru dapat meminta siswa untuk menyatakan kembali masalah tersebut dengan menggunakan kata-katanya sendiri. 2. Device a plan Ketika siswa memahami masalah yang dihadapi, saat itulah mereka menentukan rencana penyelesaian masalah dan memilih penyelesaiannya. Cara yang digunakan dalam menentukan penyelesaian, mungkin tunggal atau kombinasi. 3. Carry out the plan Pada tahap ini siswa dapat melakukan hal Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 506 sebagai berikut: mengimplementasikan strategi yang terpilih hingga strategi itu terselesaikan untuk sampai pada jawabanselesaian yang diminta. 4. Look back Pada tahap ini siswa melihat kembali apakah jawabanselesaian yang telah diperoleh menjawab masalah yang dihadapi. Empat tahap pemecahan masalah dari Polya di atas merupakan satu kesatuan yang sangat penting untuk dikembangkan. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pemecahkan masalah adalah melalui penyediaan pengalaman pemecahan masalah yang memerlukan strategi berbeda-beda dari satu masalah ke masalah lainnya Herman,2007. Adapun masalah yang dapat disajikan dalam pembelajaran salah satunya yaitu pada materi Persamaan Kuadrat. PERSAMAAN KUADRAT Persamaan Kuadrat menurut Blitzer 2008 didefinisikan sebagai berikut: A quadratic equation in is n equation that can be written in the form where and are real numbers, with . Suatu Persamaan Kuadrat dapat diselesaiakan dengan tiga cara, yaitu faktorisasi, melengkapkan kuadrat sempurna, dan rumus kuadratik. SCAFF OLDING Scaffolding menurut Wood, dkk dalam Anghileri, 2006, adalah cara yang digunakan orang tua untuk memberi dukunganbantuan yang disesuaikan dengan yang dipelajari anak yang pada akhirnya bantuan tersebut dikurangidihilangkan pada saat anak sudah dapat berdiribelajar sendiri. Sedangkan menurut Cahyono 2010, scaffolding merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk belajar dan memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan peserta didik itu belajar mandiri. Menurut McKenzie 1999, ada enam aspek dari instruksi scaffolding , yaitu: OO. Memberikan arahan yang jelas dan mengurangi kebingungan siswa. PP. Memperjelas tujuan. Scaffolding membantu siswa memahami mengapa Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 507 mereka melakukan suatu pekerjaan dan mengapa hal tersebut penting. QQ. Menjaga siswa tetap pada tugasnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan struktur kerja atau proyek penelitian, menyediakan jalan bagi siswa. Siswa dapat mengambil keputusan jalan mana yang dipilih atau hal apa yang dieksplorasi sepanjang jalan tetapi mereka tidak dapat keluar dari jalan, yang telah yang ditentukan. RR. Memperjelas tujuan dan menggabungkan penilaian dengan umpan balik. Tujuan yang jelas sejak awal kegiatan dari contoh pekerjaan terbaik, rubrik, dan standar keunggulan diperlihatkan kepada siswa. SS. Mengarahkan siswa untuk menemukan sumber yang layak. Para pendidik menyediakan sumber untuk mengurangi kebingungan, kekecewaan, dan waktu. Para siswa kemudian dapat memutuskan sumber-sumber mana yang digunakan. TT. Mengurangi ketidakpastian, kejutan, dan kekecewaan. Para pendidik menguji pelajaran mereka untuk menentukan masalah yang mungkin terjadi di bidangnya dan kemudian memperbaiki pelajaran untuk menghilangkan kesulitan sehingga pembelajaran dimaksimalkan.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif desriptif eksploratif yang mendeskripsikan hambatan berpikir matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasar pada langkah Polya dengan pemberian scaffolding oleh guru. Hambatan berpikir matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasar pada langkah Polya tersebut dilihat dari kesalahan berpikir dan kesulitan berpikir matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasar pada langkah Polya. Kesalahan berpikir matematis siswa dalam memecahkan masalah diamati dengan mencermati hasil kerja siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan berdasar pada langkah Polya. Berdasarkan kesalahan tersebut, dapat diketahui penyebab kesalahan yang dialami siswa dalam memecahkan masalah. Ketika siswa mengalami kesulitan berpikir matematis dalam Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 508 memecahkan masalah, guru mengarahkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dirancang sebagai bentuk scaffolding pada siswa, agar siswa dapat meminimalisir kesulitan yang dihadapi dalam memecahkan masalah. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kesehatan Adi Husada kelas X-Farmasi pada semester genap tahun ajaran 20132014. Adapun subjek penelitian yang dipilih adalah enam orang siswa kelas X- Farmasi di sekolah tersebut, yaitu siswa yang sudah mempelajari penggunaan konsep Persamaan Kuadrat. Subjek penelitian tersebut terdiri dari dua siswa dengan kemampuan matematika tinggi, dua siswa dengan kemampuan matematika sedang, dan dua siswa dengan kemampuan matematika rendah. Data dalam penelitian ini merupakan deskripsi hambatan berpikir matematis siswa dalam memecahkan masalah berdasar langkah Polya, yang terdiri dari kesalahan dan kesulitan berpikir matematis siswa dalam memecahkan masalah berdasar langkah Polya. Disamping itu, penelitian ini juga mendeskripsikan proses scaffolding yang diberikan kepada subjek penelitian. Adapun deskripsi hambatan berpikir matematis siswa dalam memecahkan masalah berdasar langkah Polya dan proses scaffolding yang diberikan, dipaparkan berdasarkan pada pekerjaan tertulis dan ungkapan verbal subjek penelitian selama proses scaffolding dilakukan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Adapun analisis data pada penelitian ini berdasarkan model alir Miles dan Huberman dengan langkah- langkah tahap reduksi data yang meliputi pemilihan, penyederhanaan, memfokuskan, dan mentransformasi data yang diperoleh. Tahap penyajian data yaitu menyajikan susunan informasi-informasi secara runtut dan jelas yang nantinya dapat digunakan untuk menarik suatu kesimpulan dan mengambil tindakan yang diperlukan. Terakhir, tahap penarikan kesimpulan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan makna dari data yang telah disajikan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 2 11

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 3 15

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL DAN KOOPERATIF SERTA MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP NEGERI TANJUNG MORAWA.

0 1 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

0 1 26

yaya sulthon aziz JURNAL

0 0 17

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN SISWA SMP NEGERI 6 AMBON TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Repository UNIKAMA

0 0 7

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 2

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 KABUPATEN PAMEKASAN - Repository UNIKAMA

0 0 14