KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 439 mahasiswa dengan berdiskusi kelompok dan diakhiri dengan laporan hasil kerja kelompok serta presentasi di kelas, c tahap akhir, menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan quiz sebagai evaluasi dan mengecek pemahaman pada materi. l. Respon mahasiswa pada pembelajaran cooperative learning berbasis computer dengan pemberian quiz dalam penelitian ini sangat positif. Saran-saran Dari hasil penelitian, maka dapat disampaikan beberapa saran yaitu a apabila dosen sebagai tenaga pengajaran akan menerapkan cooperative learning berbasis computer dengan pemberian quiz maka diharapkan mempersiapkan segala keperluan sarana yang diperlukan, diantaranya lembar kerja mahasiswa yang terbukti bahwa lembar kerja mahasiswa sangat membantu pembelajaran, alat peraga pembelajaran dan media pembelajaran, b bagi peneliti lain yang berkenan ataupun berminat melakukan penelitian serupa diharapkan melakukan pada tempat yang sehingga diperoleh gambaran lebih lanjut terhadap efektifitas pembelajaran dengan cooperative learning berbasis computer dengan pemberian quiz pada matakuliah topologi DAFTAR RUJUKAN Amin, Z. Eng, K.H. 2006 Basics in Medical Education . Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte.Ltd. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : Bumi Aksara Cipta. Artzt, A.F. dan Newman, C.M.. 1990. Cooperative Learning . Mathematics Teacher. 83 6:448-452. Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif . Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi Direktorat Ketenagaan. Biggs, J. 2006 Teaching for Quality Learning at University . 2nd ed. SRHE and Open University Press Imprint. Dahar, R.W. 1988. Teori-teori Belajar . Jakarta: Dedikbud P2LPTK. Degeng, I.N. 1997. Strategi Pembelajaran Mengorganisasikan Isi dengan Elaborasi. Malang: IKIP Malang. Depdiknas. 2003. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas . Yogyakarta: Media Wacana. Deutsch, M. 1962. Cooperation and trust: Some theoretical notes . In M. R. Jones Ed.. Djunaidi, Ghony, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : UIN-Malang Press. Eggen, Paul; Kauchak, Donald 2010. Educational Psychology . Pearson Education, Inc. Ernst, H. Colthorpe, K. 2007 The efficacy of interactive lecturing for students with diverse science backgrounds. Advan. P hysiol. Edu . 31. Gagné, R.M., Biggs, L.J. Wager, W.W. 1992. Principles of Instructional Design . Florida: Harcout Brace Javanovich Publisher. Gioka, O. 2006.‖Assessment for Learning in Physics Investigations: Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 440 Assessment criteria, questions and feedback in marking‖. Physics Education. 414. Jacobsen, David A.; Eggen, Paul; Kauchak, Donald 2009. Metode-metode pengajaran . Penerbit Pustaka Pelajar. Kaput, J.J. Thompson, P.W.. 1994. Technology in Mathematics Education Research: The First 25 Years in The Journal for Research in Mathematics Education. Journal for Research in Mathematics Education . 25 6. Lie, Anita 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas . PT Grasindo Moleong L. J. 2006. Metode P enelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda. Orton, A. 1992. Learning Mathematics: Issues, Theory, and Practice. Great Britain: Redwood Books Ramsden, P. 2006 Learning to Teach in Higher Education . 2nd ed. New York: RoutledgeFalmer. Ross, S.M. 1986. Basic Programming for Educators . New Jersey: Prentice Hall. Sanders, D.H.. 1985. Computers Today. USA: McGraw-Hill. Inc. Skemp, R.R. 1987. The Psychology of Learning Mathematics . New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta: RinekaCipta. Suharjo. 1994. Penggunaan Komputer dalam Pengajaran. Sumber Belajar. Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer . Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 441 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL MENGGUNAKAN BAHAN MANIPULATIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Intan Dwi Hastuti Mahasiswa S3 Pendidikan Matematika UM Email: intanhastutiymail.com Abstract: The objective of this study is to describe the implementation of instruction manipulative material coin which can increase students‘ concept understanding of KPK at fourth grade students of Public Elementary school Mojorejo Ponorogo. This study used classroom action research. The data of this study are in form of students‘ answers sheet and questionnaire. Data collection conducted by using students‘ observation sheet, teachers‘ observation sheet, and test scoring rubric, and interview guide. The result of the study shows that the implementation of manipulative coin can increase concept understanding of Least Common Multiple LCM consist of four stage. They are 1 make two stacks of coins on the right and on the left, 2 keep adding coins in each stack until reach the same high, 3 find some pairs of stack so each of the pair have the same high, 4 from the pairs which has the same high, student are asked to identify the lowest stack. The amount of coins on the lowest stack represent Least Common Multiple. Keywords: concept understanding, least common multiple, manipulative material, coin. A. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil survei dengan memberikan tes awal sebanyak 5 soal pada 15 siswa di Sekolah Dasar Negeri Mojorejo Ponorogo terkait dengan materi KPK ternyata diperoleh fakta bahwa masih banyak siswa Sekolah Dasar Negeri Mojorejo Ponorogo yang melakukan kesalahan dalam menentukan KPK. Beberapa kesalahan yang dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut: 1 sebanyak 9 dari 15 siswa melakukan kesalahan karena mereka kurang teliti dalam melakukan operasi hitung perkalian, 2 sebanyak 10 dari 15 siswa melakukan kesalahan konsep yaitu mereka mengalikan semua faktor prima dari dua bilangan yang akan dicari KPK nya, dan 3 sebanyak 14 orang dari 15 siswa mengalami kesalahan jika dihadapkan dengan soal cerita. Mereka bingung menerapkan KPK ataukah FPB untuk menjawab soal cerita. Selanjutnya berdasarkan dialog dengan guru kelas IV di SDN Mojorejo diperoleh beberapa fakta bahwa yaitu: 1 nilai rata-rata matematika siswa kelas IV pada pokok bahasan KPK dan FPB selama 3 tahun berturut-turut masih di bawah KKM Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 442 Kriteria Kelulusan Minimum, 2 selama ini dalam menerangkan konsep KPK maupun FPB masih menggunakan metode pohon faktor, dan 3 pemanfaatan media manipulatif masih belum terlaksana. Penggunaan media dan bahan manipulatif sangat penting dalam pembelajaran matematika terutama pada siswa sekolah dasar karena akan mempermudah siswa untuk memahami pelajaran. Mengacu pada teori Piaget, anak berusia sekolah dasar 7 sampai 12 tahun masih berada pada tahapan operasional konkrit Siegler, 2006: 133. Mereka pada usia ini masih belum dapat berpikir secara abstrak sehingga orientasinya masih terkait dengan obyek-obyek, peristiwa atau pengalaman pribadi yang langsung dialami. Muhsetyo 2007 menyatakan bahwa bahan manipulatif adalah bagian yang terkait langsung dengan mata pelajaran matematika dimana bahan manipulatif ini dapat dimain- mainkan dengan tangan seperti dipegang, diputar, dipindah, dipotong-potong, atau dibalik. Bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika sekolah dasar berfungsi untuk menyederhanakan konsep, menyajikan bahan yang bersifat abstrak menjadi lebih nyata, dan menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih konkret Muhsetyo, 2007. Konsep matematika adalah ide abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa serta mengklasifikasikan apakah obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa termasuk atau tidak termasuk ke dalam ide abstrak Hudojo, 2005: 104. Selanjutnya SwanMarshal 2010:16 menyatakan bahwa penggunaan bahan manipulatif memberikan beberapa keuntungan yaitu 1 dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa, 2 membantu siswa memvisualisasikan secara konkret. 3 membantu siswa memahami dan memperkuat konsep, 4 dapat digunakan untuk pendahuluan konsep, dan 5 mendorong oral language bahasa lisan. Menurut HiebertCarpenter 1997: 70 anak dikatakan telah memahami suatu materi jika mereka mampu mempresentasikan idenya melalui benda konkret dan mengkonstruksi hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Pembelajaran menggunakan bahan manipulatif membuat siswa dapat bekerja secara aktif memainkan bahan manipulatif dengan tangan, menguji dan merevisi sampai mendapatkan konsep baru yang sesuai dengan model fisik atau bahan manipulatif yang diberikan oleh guru. Uang logam memenuhi syarat-syarat yang baik sebagai alat bantu pembelajaran Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 443 karena uang logam mudah dijumpai oleh siswa dan masih sangat jarang digunakan untuk pembelajaran KPK di sekolah dasar. Selama ini penggunaan uang logam di sekolah dasar hanya untuk mengajarkan materi uang dan untuk mengajarkan materi peluang di sekolah menengah. Berdasarkan alasan karena masih rendahnya pemahaman siswa tentang konsep KPK di Sekolah Dasar Negeri Mojorejo Ponorogo dan belum adanya penggunaan media uang logam untuk mengajarkan materi KPK. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran menggunakan bahan manipulatif uang logam yang dapat meningkatkan pemahaman konsep KPK pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mojorejo Ponororgo. Adapun kriteria keberhasilan penelitian bahwa pemahaman siswa dikatakan meningkat jika jumlah siswa yang tidak melakukan kesalahan konsep, prosedur dan kalkulasi pada saat mengerjakan tes minimal adalah 65. Selain tidak melakukan kesalahan konsep, prosedur dan kalkulasi, pemahaman siswa dikatakan meningkat jika minimal 80 dari jumlah siswa dapat mencapai KKM Kriteria Ketuntasan Minimum. KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran matematika yaitu 65.

B. KAJIAN PUSTAKA F.

Pemahaman Konsep Soedjadi 2000: 13 menyatakan bahwa konsep adalah ide abstrak yang digunakan untuk mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep ataukah bukan. Konsep memiliki kaitan yang erat dalam pembelajaran matematika. Menurut Soedjadi, konsep merupakan salah satu objek dasar yang dipelajari dalam matematika, sehingga pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dasar yang harus dicapai. Selanjutnya, Hiebert Carpenter 1992: 67 menyatakan bahwa pemahaman dalam matematika adalah membuat hubungan antara ide-ide, fakta, atau prosedur yang mana ide-ide, fakta, atau prosedur tersebut merupakan bagian dari jaringan bagian yang saling terhubung. HiebertCarpenter 1992: 70 menyebutkan bahwa pemahaman membangun informasi- informasi baru secara bertahap dan terstruktur yang terhubung dengan pengetahuan sebelumnya. Sebagai contoh tahapan yang diperlukan siswa untuk memahami konsep Kelipatan Persekutuan Terkecil KPK adalah dengan merepresentasikan benda konkret uang Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 444 logam untuk menentukan nilai KPK. Uang logam ini dapat ditumpuk dengan dua tumpukan yang jumlahnya berbeda kemudian siswa menambahkan masing- masing tumpukan dengan jumlah tertentu sampai menghasilkan tinggi tumpukan yang sama. Sebelumnya siswa sudah memiliki pengetahuan awal tentang kelipatan. Dari proses penumpukan uang logam akan diperoleh hubungan antara tinggi tumpukan dengan nilai KPK. Jika dituliskan dalam bentuk simbol yang berupa angka maka mereka akan langsung dapat menghubungkannya dengan representasi uang logam. Pemahaman konsep yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jika diberikan dua bilangan bulat Error Reference source not found. dan Error Reference source not found. maka siswa dapat menentukan dengan tepat bilangan bulat positif terkecil yang merupakan kelipatan dari Error Reference source not found. dan Error Reference source not found.. Pemahaman konsep siswa dikatakan meningkat jika hasil kajian dari pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal tes di akhir siklus sudah tidak banyak yang melakukan kesalahan konseptual, prosedural, dan juga kalkulasi dibandingkan dari tes di awal siklus. Kastolan dkk 1992: 6 menyatakan bahwa kesalahan konsep dalam menyelesaikan soal-soal matematika adalah kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menafsirkan istilah, konsep, dan prinsip atau salah dalam menggunakannya. Indikator kesalahan konsep adalah sebagai berikut: c. Kesalahan menentukan rumus, teorema, atau definisi untuk menjawab suatu masalah, d. Penggunaan rumus, teorema, atau definisi yang tidak sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya rumus atau teorema definisi tersebut, e. Tidak menuliskan rumus, teorema, atau definisi untuk menjawab suatu masalah. Kesalahan prosedur algoritma adalah kesalahan dalam menyusun langkah- langkah yang hirarkis sistematis untuk menjawab suatu masalah Kastolan dkk, 1992:7. Indikator kesalahan prosedur adalah sebagai berikut: h. Ketidakhirarkisan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah, i. Kesalahan atau ketidakmampuan memanipulasi langkah-langkah untuk menjawab suatu masalah.  Pembelajaran Dengan Menggunakan Bahan Manipulatif

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 2 11

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 3 15

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL DAN KOOPERATIF SERTA MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP NEGERI TANJUNG MORAWA.

0 1 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

0 1 26

yaya sulthon aziz JURNAL

0 0 17

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN SISWA SMP NEGERI 6 AMBON TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Repository UNIKAMA

0 0 7

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 1

Pengaruh Motivasi Belajar dan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS (Studi terhadap siswa kelas V SD Negeri Ngijo III Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) - Repository UNIKAMA

0 0 2

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 KABUPATEN PAMEKASAN - Repository UNIKAMA

0 0 14