Saran-saran : KESIMPULAN DAN SARAN 1.Kesimpulan:
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 65
atas Hak-hak
Reproduksi Perempuan dan Islam. Editor
Syafiq. Bandung : Mizann Kristi Poerwandari,2000,
Kekerasan Terhadap Perempuan Tinjauan
Psikologis Feministik
dalam Pemahamam
Bentuk-Bentuk Tindak
Kekerasan Terhadap
Perempuan dan
alternatif pemecahannya,
Jakarta, PT
Alumni. Mahadi, Ujang. 2006.
Perceraian di Kota
Bengkulu Studi
Kasus Mengenai
Disharmoni.
Tesis. Bandung
: Pascasarjana
Universitas Pajajaran. Meutia,Nauly. 2002.
Konflik Peran Gender pada Pria: Teori dan
Pendekatan empirik.
http:74.6.239.67library.usu.ac.id downloadfkpsikologi-meutia
. Miles, Matthew B dan Huberman
Mixel A. 1992.
Analisis Data Kuantitatif: Buku Sumber Metode-
Metode baru.
Penerjemah Tjejep Rohendi Rohidi. Jakarta : Ul
Press. Meleong, J. Lexy. 2006.
Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Muhammad Abdulkadir, 2000.
Hukum Perdata Indonesia
, Bandung, PT Citra Aditya Bakti.
Ridwan.2006.
Kekerasan Berbasis
Gender
,FajarPustaka,Yogyakarta. Wahid
Abdurrahman K.H.1999,
Refleksi Teologi
Perkawinan dalam Islam. Dalam
Menakar
‟Harga‟ Perempuan. Eksplorasi Lanjut atas Hak-hak Reproduksi
Perempuan dan Islam. Editor Hasyim Syafiq. Bandung : Mizan.
Yin, Robert K. 2002.
Studi kasus Desain dan Metode.
Penerjemah M. Djauzy Mudzakir. Jakarta: PT
raja Grafindo persada. Hasil Penelitian tentang
Akses dan Kesetaraan
. 2007. Indonesian- Australia
Legal Development
facility IALDF Fenomena Cerai Gugat Ramai-ramai
Minta Cerai.2007.
http:www.pikiran- rakyat.compreprint
. Undang-Undang R I No.1 Tahun 1974
tentang Perkawinan Undang-Undang R I No.23 Tahun
2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 66
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA PROSES PEMBUATAN SANDAL
HOME INDUSTRI DI KABUPATEN SIDOARJO
Erni Puspanantasari Putri Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
erniputriuntag-sby.ac.id Puji Slamet
Teknik Elektro, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pujislametuntag-sby.ac.id
ABSTRAK
Salah satu permasalahan yang dihadapi home industri di Kabupaten Sidoarjo adalah kualitas produk yang masih rendah. Hal ini disebabkan karena inspeksi terhadap produk
biasanya dilakukan setelah produk selesai dibuat, dengan jalan menyortir produk yang baik dan yang jelek, kemudian mengerjakan ulang bagian-bagian produk yang cacat. Dengan
demikian fokus aktivitas inspeksinya adalah mencegah lolosnya produk-produk cacat ketangan pelanggan. Kondisi yang demikian tidak memberikan kontribusi pada peningkatan
kualitas produk.
Dengan berbagai latar belakang sebagaimana diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kualitas produk pada proses
pembuatan sandal home industri di Kabupaten Sidoarjo rendah. 4.
Untuk memberikan masukkanrekomendasi peningkatan kualitas produk pada proses pembuatan sandal home industri di Kabupaten Sidoarjo.
Pemecahan permasalahan dalam penelitian ini menggunakan peta kontrol p, kapabilitas proses dan diagram Pareto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kapabilitas
proses untuk menghasilkan produk yang sesuai tidak cacat sebesar 72,9, dan produk yang tidak sesuai cacat = 27,1. Persentase tertinggi jumlah produk cacat pada proses pembuatan
sandal di Home Industri X adalah pada karakteristik kecacatan jahitan tidak rapi sebesar 39,47. Ada 4 faktor penyebab terjadinya kecacatan tersebut, yaitu 1 faktor Metode :
Metode pengerjaan yang masih sederhana, 2. Faktor Manusia : Kurang teliti, kurang hati-hati, kurang kontrol dan kurangnya ketrampilan menjahit. 3 Faktor Material : Bahan yang
digunakan terlalu kurang berkualitas. dan 4 Faktor Mesin: Mesin yang digunakan hanya hasil rekayasa mesin dan kurang memenuhi standard pabrik..
Kata Kunci : Peningkatan Kualitas Produk, Home Industri
ABSTRACT
One of the problems facing the home industry in Sidoarjo is a quality product which is still low. This is because an inspection of the product is usually done after the product is
made, by way of sorting good and bad products, then reworking parts of defect products. Thus
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014 67
the focus of inspection activities is to prevent passing of defect products into the hands of customers. Such conditions do not contribute to the improvement of product quality.
With a variety of backgrounds, as described above, the purpose of this research is: 1. To determine the factors that lead to product quality in the manufacturing process slippers
home industry in Sidoarjo low. 2. To provide fill recommendations for improving the quality of the product, on process of
making slippers home industry in Sidoarjo. Solving problems in this research using the control chart p, process capability and
Pareto diagram. The results showed that the process capability to produce the appropriate product not defect of 72.9, and non-conforming products defect = 27.1. The highest
percentage of the number of defect on the process of making sandal at Home Industry X is on the disability characteristics sloppy stitching at 39.47. There are 4 factors that cause the
defects, that is 1 Method factor: Work method is still simple, 2. Man Factor : less conscientious, less careful, less control and lack of sewing skills. 3 Material Factors: The
materials used are less qualified. and 4 Machine Factor: Machines used only modified machine and does not meet factory standards.
Keywords: Product Quality Improvement, Home Industry A.
PENDAHULUAN
Dalam era
globalisasi ini
persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik nasional maupun
di pasar
internasionalglobal. Untuk
memenangkan persaingan,
perusahaan harus
mampu memberikan
kepuasan kepada para pelanggannya yaitu dengan
memberikan produk yang mutunya lebih baik, harganya lebih murah, penyerahan
produk yang lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik daripada pesaingnya.
Dalam situasi persaingan yang ketat, pasar yang terbuka dan kemajuan
teknologi informasi, kualitas menjadi pendukung utama bagi perusahaan yang
ingin unggul
dalam persaingan.
Kompleksitas persaingan suatu industri menyebabkan setiap perusahaan harus
selalu berusaha meningkatkan kualitasnya agar kepuasan pelanggan dapat terwujud.
Kompleksitas persaingan suatu industri menyebabkan setiap perusahaan harus
selalu berusaha meningkatkan kualitasnya agar kepuasan pelanggan dapat terwujud.
Manfaat yang
diperoleh dengan
terwujudnya kualitas yang baik antara lain berupa: 1 Loyalitas pelanggan yang
lebih besar; 2 Pangsa pasar yang lebih besar; 3 keuntungan yang lebih tinggi;
4 Harga yang lebih tinggi; dan 5 Produktivitas yang lebih besar.