Pembangunan Sosial-Ekonomi
161
Analisis harga yang digunakan untuk menentukan tingkat upah tidak berkaitan dengan kondisi riil. Ini didasarkan atas perkiraan yang didapat dari harga-harga di
pasar-pasar utama, yang biasanya lebih rendah dari pasar lokal, di mana komoditas telah melalui rantai distribusi yang sangat panjang.
Selama menentukan UMR, pemerintah dan pengusaha mengisolasi buruh dari interaksi sosial untuk mendepolitisasi mereka. Sementara proses sedang
terjadi, buruh harus dijauhkan dari komunikasi dan interaksi sosial sehingga peraturan-peraturan ekonomi dapat ditentukan dan disampaikan kepada
buruh untuk diterima. UMR juga sering di anggap sebagai upah regional “maksimum”, dan berdasarkan
kriteria-kriteria yang tidak ilmiah dan tidak ekonomis.
Rekomendasi:
Harga kebutuhan harian harus didasarkan atas kriteria yang realistis dan ditentukan melalui proses yang transparan dan adil.
Harus ada mekanisme perwakilan bagi serikat buruh-serikat buruh untuk mengirimkan wakilnya di Dewan Pengupahan nasional.
Peran para akademisi dalam menentukan upah sebuah perusahaan harus dibatasi hanya dalam kapasitas sebagai penasihat. Formulasi
pengupahan harus didasarkan atas kemampuan ekonomi sebuah perusahaan dan indeks standar kebutuhan sehari-hari.
UMR harus didasarkan atas iskal minimum perusahaan dan kebutuhan hidup minimum buruh. Oleh karenanya, upah harus dihubungkan
dengan kesejahteraan perusahaan. Untuk menjamin agar hal ini terpenuhi, perusahaan harus menyediakan informasi yang berhubungan
dengan status keuangan kepada buruh dan serikat buruh untuk menegosiasikan upah yang layak.
Pemerintah harus membuat peraturan untuk menjamin upah minimum dan kapasitas untuk menghubungkan antara kenaikan upah dengan
produktivitas.
10.5 Pemogokan Di Indonesia, aksi mogok belum diakui sebagai hak dasar kaum buruh. Aksi
pemogokan masih dianggap sebagai tindakan perlawanan dan kekerasan, wujud egoisme kaum buruh dalam menyatakan tuntutan. Aksi mogok jarang dianggap
sebagai tindakan terakhir ketika tuntutan tidak dipenuhi. Proses negosiasi “damai” yang selalu menguntungkan pengusaha dianggap sebagai yang terbaik.
162
Penilaian Demokratisasi di Indonesia
Rekomendasi:
Buruh dan pengusaha harus melakukan negosiasi untuk menyelesaikan masalahnya.
Hak untuk mogok harus dianggap sebagai hal pokok buruh sebagai hak untuk berserikat dan menggunakan hukum.
10.6 Penyelesaian Persengketaan Perburuhan Sampai saat ini tidak ada batas waktu untuk menyelesaikan sengketa industrial.
Pihak yang kalah dapat menuntut ke pengadilan, tetapi hal ini bisa makan waktu tiga tahun atau bahkan lebih. Selama masa itu, hukum tidak melindungi hak
dan kewajiban kedua belah pihak. Ini sering berarti bahwa kaum buruh yang secara ekonomi lemah tidak punya pilihan lain kecuali keluar dan mencari
kerja yang baru.
Rekomendasi:
Sebuah pengadilan perburuhan harus didirikan untuk menyelesaikan masalah-masalah perburuhan secara efisien dan membatasi waktu
proses hukum antara buruh dan pengusaha. Pengadilan perburuhan harus mampu membuat putusan yang independen, menyeluruh, dan
mengikat dalam jangka waktu yang ditentukan Dalam proses sengketa, pengusaha masih harus memenuhi kewajiban-
nya terhadap buruh baik ketika mereka masih mempekerjakan buruh tersebut atau tidak.
10.7 Buruh Anak-Anak Karena tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia, banyak sekali anak-anak yang
dipekerjakan walaupun sudah ada konvensi internasional untuk memastikan hak anak-anak dan melarang buruh anak-anak.
Pemerintah telah mengesahkan konvensi ILO yang mengatur batas umur buruh anak-anak dan menyediakan standar minimal untuk mengatur kondisi kerja untuk
buruh anak-anak. Namun buruh anak-anak masih diperlakukan secara buruk dan kurang perlindungan kesejahteraan dan kesempatan terhadap pendidikan.
Estimasi menunjukkan bahwa antara 4 -6,5 juta buruh anak-anak Indonesia yang tidak dibayar dan bekerja di bawah usia 15 tahun. Mereka tidak punya
Pembangunan Sosial-Ekonomi
163
kesempatan terhadap pendidikan dan mereka harus bekerja lebih dari jam kerja harian, dan bahkan sampai 12 jam kerja.
Rekomendasi:
Buruh anak-anak hanya diizinkan setelah mereka sekolah. Pemerintah dan pengusaha harus menjamin bahwa anak-anak ini harus menerima
pendidikan. Karena ketidakmampuan isik anak, jam kerja mereka harus dibatasi
sampai pada lima sampai enam jam perhari. Sebagaimana buruh perempuan, anak-anak harus menerima upah
berdasarkan pekerjaan yang dilakukannya.
11. Proses Pembuatan Kebijakan yang Terbuka