Penyusunan Agenda idea penilaian demokratisasi di indonesia

27 M e t o d o l o g i Hasilnya adalah sebuah laporan yang dibuat khusus untuk Indonesia, dengan memaparkan sejarah Indonesia, serta masalah-masalahnya dan dilema-dilema yang dihadapinya. Laporan ini juga mencerminkan kepentingan-kepentingan dan keinginan-keinginan para anggota Forum, yang berharap akan dapat memusatkan diri pada usaha yang lebih memandang ke depan, yang bisa membuat kerangka kerja, daripada sebuah pendekatan akademis yang terlalu teoritis atas isu-isu yang sangat penting bagi Indonesia belakangan ini.

3. Penyusunan Agenda

Anggota-anggota Forum lihat Lampiran II mengakui bahwa dibutuhkan sebuah upaya bersama pada banyak jajaran untuk mengedepankan masalah-masalah yang beragam dan kompleks yang dihadapi Indonesia, dan untuk menyusun sebuah agenda reformasi untuk menyelesaikan isu-isu tersebut. Agar ini dapat terjadi, harus dipupuk suatu budaya saling menghargai dan saling percaya antara para anggota Forum, sehingga memungkinkan terselenggaranya dialog yang terbuka, pertukaran ide-ide dan pengalaman-pengalaman. Dengan dasar ini, kesepakatan untuk penyusunan agenda untuk program reformasi akan dapat diperoleh sebagai hasil dari dialog dan kompromi. Anggota-anggota Forum untuk Reformasi Demokratis secara rutin bertemu selama empat bulan, mengorganisasikan diri dalam kelompok-kelompok kerja berdasarkan tema-tema pokok lihat Lampiran I. Untuk memastikan adanya keterwakilan yang luas dan sekaligus debat yang terfokus pada agenda reformasi, anggota-anggota Forum ini memiliki latar belakang berbagai sektor dalam masyarakat, mewakili keberagaman cara pandang, perspektif dan pengalaman. Para anggota dipilih berdasarkan latar belakang dan pekerjaan mereka, kemampuan mereka untuk mengekspresikan sentimen yang ada pada kelompok-kelompok dan jaringan-jaringan yang lebih besar, atau merupakan wakil langsung dari kelompok atau jaringan tersebut. Perhatian khusus diberikan untuk memastikan adanya keseimbangan opini di dalam masing-masing kelompok kerja, dan bahwa ada opini-opini yang bertentangan dalam setiap kelompok kerja sehingga dalam prosesnya dapat memacu dinamika debat dan pencapaian kompromi. Peserta-peserta dalam masing-masing kelompok kerja Forum ini mengidentiika- sikan tema penting untuk diperinci dan didiskusikan pada pertemuan pertama, yang didiskusikan baik secara internal maupun dalam jaringan yang lebih luas tempat mereka terailiasi. Isu-isu ini kemudian didiskusikan dan dikembangkan dalam pertemuan berikutnya dari kelompok kerja. Beberapa kelompok kerja membahas topik mereka lebih lanjut dengan narasumber internasional yang membagikan pengalaman-pengalaman mereka mengenai proses 28 Penilaian Demokratisasi di Indonesia transisi-transisi demokrasi sebagai perbandingan dan ini juga merangsang proses interaktif dan pendalaman yang lebih kritis. Pada 26 Mei 2000 masing-masing kelompok menyusun sebuah laporan awal yang merinci prioritas isu, opsi-opsi, dan strategi pada masing-masing arena reformasi. Dalam Konferensi Perpaduan yang diselenggarakan pada 26-28 Mei 2000 para anggota kelompok kerja bertemu untuk saling berbagi dan memperdebatkan temuan mereka sekaligus untuk mencari hubungan antar laporan. Pada Konferensi Perpaduan beberapa pihak menyetujui bahwa beberapa tindakan-tindakan yang diidentiikasikan pada proses konsultatif kelompok kerja membutuhkan tanggapan konstitusional, sementara tindakan-tindakan lain cukup dibahas pada bahan legislatif untuk mengedepankan isu-isu tersebut.. Isu-isu yang membutuhkan tanggapan konstitusional disatukan dalam laporan pendahuluan, Penilaian Demokratisasi di Indonesia: Rekomendasi tentang Tinjauan Konstitutional, yang dipresentasikan di depan Panitia Ad Hoc PAH I Majelis Permusyawaratan Rakyat pada 24 Juli 2000 ketika komisi tersebut melangsungkan pertemuan untuk mendiskusikan amandemen UUD pada Sidang Tahunan MPR tanggal 7-18 Agustus 2000. Laporan ini merupakan analisa utuh dan komprehensif dari seluruh rekomendasi yang telah dimunculkan oleh Forum untuk Reformasi Demokratis mengkonsoli- dasikan demokrasi. Bab-bab dalam laporan ini diberikan kepada para penanggap terpilih, yaitu mereka yang memiliki pengalaman tentang Indonesia dan, ahli dalam hal tantangan-tantangan yang dihadapi oleh transisi dan bidang-bidang tematis lainnya dalam laporan ini. Para penanggap ini kemudian memberikan masukan-masukan tambahan yang memperluas ruang pendebatan dan ketajaman diskusi.

4. Tujuan Laporan