Militer dan Kekuasaan Sipil
2.1 Militer dan Kekuasaan Sipil
Siapa yang meletakkan syarat-syarat pengembalian tentara ke barak adalah inti hubungan militer dan sipil. Supremasi kekuasaan sipil atas angkatan bersenjata membutuhkan militer yang tidak terpolitisasi. Tetapi sejak pembentukannya, Tentara Nasional Indonesia TNI telah menjadi pemain politik yang kuat, baik di tingkat regional maupun nasional. TNI memainkan peranan penting dalam membangun bangsa dengan mempertahankan kemerdekaan dari kekuasaan Kolonial Belanda di akhir 1940-an, tetapi satu dasawarsa kemudian komandan- komandan regional menjadi kekuatan penggerak di balik kelompok-kelompok pemberontak di pulau-pulau luar Jawa. Kecewa terhadap apa yang mereka anggap sebagai keterlaluannya pemerintahan Jakarta dalam urusan-urusan regional, gerilyawan-gerilyawan PRRI dan Permesta menggalang peperangan singkat terhadap pemerintah pusat di akhir 1950-an dan awal 1960-an, yang menimbulkan warisan saling tidak percaya antara pemerintah regional dan pemerintah pusat. Dalam masa-masa pemberontakan-pemberontakan daerah, Jenderal Nasution, seorang perwira tertinggi Indonesia, mengusulkan pertama kali sebuah ide yang kemudian disebut Dwifungsi. Ide ini adalah bahwa militer harus memiliki kewajiban-kewajiban sosial dan bahkan politik seperti halnya tanggung jawab pertahanan. Nasution juga mengusulkan dikembalikannya UUD 1945 yang memberikan Presiden kekuatan melampaui parlemen. Dalam kenyataan politik di akhir 1950-an, mengembalikan UUD 1945 juga membuat Soekarno lebih tergantung pada angkatan bersenjata. Ini memperlihatkan bahwa asal mula tujuan-tujuan politik lembaga kemiliteran dan keengganan untuk mematuhi kekuasaan sipil sudah ada jauh sebelum naiknya Jenderal Soeharto ke tampuk kekuasaan pada 1965 dan kekuasaannya selama 30 tahun sesudahnya. Ini mensyaratkan strategi-strategi untuk membawa militer kembali ke barak harus berdasarkan kenyataan bahwa struktur keterlibatan militer dalam politik tetap kokoh dan akan sulit diatasi dalam waktu dekat.2.2 Berbagi Kesempatan-Kesempatan untuk Pertumbuhan
Parts
» idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Perdebatan Demokrasi Latar Belakang
» Berbagi Kesempatan-Kesempatan untuk Pertumbuhan
» Desentralisasi dan Demokratisasi Latar Belakang
» Peninjauan Ulang Konstitusi Latar Belakang
» Toleransi Beragama dan Kehidupan Damai Bersama
» Partisipasi Politik Perempuan Latar Belakang
» Kesimpulan Latar Belakang idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Mendirikan Forum Untuk Reformasi Demokratis
» Penyusunan Agenda idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Tujuan Laporan idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Warisan Sejarah Komitmen awal para pendiri
» Tantangan dan Kesempatan Reformasi Demokratik di Indonesia
» Peran Konstitusi Kesempatan bagi Reformasi Konstitusional
» Komposisi Badan Legislatif Anggota-anggota Forum mendukung prinsip-prinsip bahwa demokrasi
» Kode Etik Ada kebutuhan untuk menetapkan standar yang harus dipatuhi oleh anggota
» Meyelaraskan Aspirasi-Aspirasi Daerah dengan Integrasi Nasional
» Isu-Isu Fiskal dan Keuangan .1 Prinsip-prinsip alokasi sumber daya
» Memperkuat Aturan Hukum dan Peran Lembaga Peradilan
» Ombudsman Pemeriksa Umum Pemeriksa umum melapor kepada parlemen mengenai pengeluaran reguler dari
» Partai Politik dan Sistem Pemilu
» Kesimpulan idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Latar Belakang idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Menjalankan Desentralisasi idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Desentralisasi yang Demokratis idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Membiayai Desentralisasi idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Penyelesaian Konflik idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Konteks Sejarah idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Menilai Tingkat Otoritas Sipil Atas Militer
» Indikator untuk Mengukur Pencabutan TNI dari Politik Kesimpulan
» Pranata dan Organisasi Asosiasi dan Yayasan
» Peranan Ornop Latar Belakang
» Pemberdayaan idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Membangun dan Memperbaiki Efektivitas Organisasi-organisasi Masyarakat Sipil
» Pemberdayaan Masyarakat Sipil pada Tingkat Desa
» Peran Partai-Partai Politik dalam Masyarakat Sipil
» Peran Pendidikan dalam Pemberdayaan Masyarakat Sipil
» Tata Pemerintahan yang Baik: Jalan Menuju Pem- bangunan dan Reformasi di Indonesia
» Tantangan-Tantangan Pada Masa Transisi
» Sebuah Cetak-Biru untuk Reformasi
» Otonomi Daerah dalam Menghadapi Kompetisi Global
» Masyarakat Sipil dan Desentralisasi Ekonomi
» Investasi dan Manajemen Sumber Daya Alam: Membangun sebuah Hubungan Baru
» Struktur Fiskal idea penilaian demokratisasi di indonesia
» Restrukturisasi Birokrasi untuk Mendukung Reformasi Sosial-Ekonomi
» Militer dan Peranannya di Bisnis
» Mendorong Perusahaan-Perusahaan Bisnis Kecil dan Menengah
» Penegakan Hukum Indonesia mempunyai jumlah tenaga kerja yang sangat besar dalam sektor formal,
» Upah Minimum Regional Upah Minimum Regional UMR ditentukan berdasarkan terpenuhinya kebutuhan
» Proses Pembuatan Kebijakan yang Terbuka Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
» Gender dan Transisi Demokratis Tantangan untuk Gender selama Transisi menuju Demokrasi
» Pembangunan Kapasitas Strategi-Strategi Reformasi
» Mekanisme Institusional untuk Mengedepankan Perempuan
» Perempuan, Kemiskinan dan Ekonomi
» Perempuan dan Media Media adalah salah satu alat yang paling mampu menciptakan dan mengukuhkan
» Anak Perempuan Agenda Reformasi: Rekomendasi untuk Peruba- han
» Pluralisme Agama: Produksi Orde Baru?
» Politisasi Agama Pasca-Orde Baru
» Masa Depan Pluralisme Agama: Beberapa Indikator yang Memberi Harapan
» Peranan Dialog Dialog adalah metode yang sering digunakan di Indonesia. Namun, kebanyakan
» Membangun Kesadaran akan Kultur Nasional tentang Pluralisme Agama
Show more