134
Penilaian Demokratisasi di Indonesia
3. Prinsip-prinsip Pedoman untuk Restrukturisasi Sosial-Ekonomi
3.1 Sebuah Cetak-Biru untuk Reformasi
Tidak seperti negara-negara Asia lainnya yang terperangkap dalam krisis ekonomi Asia yang berawal pada bulan Juli 1997, Indonesia hanya menunjukkan
sedikit tanda-tanda pemulihan ekonomi. Akar persoalannya adalah paradigma pembangunan yang telah berakar selama masa Orde Baru yang menekankan
pertumbuhan, “stabilitas”, dan struktur “komando dan kontrol” yang didominasi oleh pemerintah pada semua kebijakan-kebijakan pembangunan ekonomi.
Hanya ada ruang kecil bagi publik untuk memberikan masukan pada proses pengambilan keputusan atau untuk mengkritiknya. Yang dihasilkan adalah
konsentrasi kekuasaan dalam pengambilan keputusan ekonomi tanpa mekanisme apa pun untuk menentang kebijakan-kebijakan buruk atau untuk memberantas
korupsi yang merajalela yang dapat menghancurkan kebijakan-kebijakan yang terbaik sekalipun.
Krisis moneter membuka selubung masalah-masalah kompleks yang ditimbulkan oleh Orde Baru, yang menonjol di antaranya adalah sifat negara yang tersentralisasi
dan patrimonial. Semua pertalian ekonomi, sosial, dan budaya di antara lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi saat ini harus dibangun kembali
untuk menjamin pemerataan distribusi kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat.
Restrukturisasi ini mensyaratkan sebuah cetak biru pembangunan ekonomi Indonesia yang memprioritaskan kebutuhan sosial rakyat maupun kebutuhan
ekonomi mereka. Cetak biru ini, seraya secara fundamental mereformasi struktur ekonomi Indonesia, harus juga disesuaikan dengan tuntutan reformasi
sosial dan politik. Proses dan substansi reformasi ekonomi haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Pengelolaan ekonomi di Indonesia haruslah
berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
Rekomendasi:
Membangun basis ekonomi yang luas untuk menjamin kesejahteraan sosial.
Memprioritaskan perbaikan kondisi hidup dan kesejahteraan kelompok- kelompok rentan dalam masyarakat, termasuk perempuan dan kelompok
sosial yang tidak memiliki hak-hak istimewa, untuk menghilangkan kemiskinan struktural.
Pembangunan Sosial-Ekonomi
135
sambungan Memberikan kesempatan dan akses yang sama terhadap kemajuan
untuk seluruh rakyat Indonesia. Membangun paradigma ekonomi yang tidak hanya fokus pada industri
dan perdagangan skala besar tetapi juga membantu usaha kecil dan menengah dan fokus pada pembangunan pertanian dan sektor
kelautan, mengakui bahwa yang disebut terakhir menjadi sumber mata pencaharian bagi mayoritas rakyat Indonesia.
Menghapuskan kemiskinan di daerah pedesaan dan perkotaan. Membangun sebuah sistem ekonomi yang seimbang yang terbuka dan
transparan dan menghapuskan korupsi, kolusi, dan nepotisme, juga sistem monopoli dan oligopoli yang memberikan perlindungan dan
hak-hak istimewa hanya kepada sedikit elite politik dan ekonomi. Membangun sebuah sistem ekonomi yang tidak terlalu tergantung
pinjaman luar negeri. Indonesia memang tak harus diisolasi secara ekonomi, tapi Indonesia harus menegakkan integritas ekonomi
nasional. Menciptakan paradigma pembangunan ekonomi Indonesia yang
menempatkan aktivitas ekonomi sebagai media untuk memajukan kesejahteraan nasional dan bukan sebagai tujuan bagi aktivitas
ekonomi itu sendiri. Membangun sebuah sistem ekonomi yang mengatasi jurang perbedaan
regional. Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, struktur dan sistem ekonomi yang dibangun
dalam jangka panjang haruslah berdasarkan komitmen yang lebih tinggi untuk: Mengaitkan pembangunan ekonomi dengan agenda pembangunan nasional
yang lebih luas. Pembangunan ekonomi harus selaras dengan kehidupan politik, sosial, dan budaya dan berusaha menghilangkan kemiskinan
struktural sekaligus dampak budaya kemiskinan yang mempengaruhi bagian terbesar masyarakat.
Mendasarkan pembangunan ekonomi di atas prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dengan tekanan pada pemanfaatan sumber daya
alam yang eisien dan berkesinambungan. Memperhitungkan posisi strategis Indonesia sebagai negara kepulauan.
Ada beberapa kekuatan dan kelemahan yang berasal dari posisi strategis ini. Perlu dipastikan bahwa perairan Indonesia dimanfaatkan untuk
memberikan keuntungan kepada seluruh bangsa Indonesia.
136
Penilaian Demokratisasi di Indonesia
Memperhitungkan keanekaragaman etnis dan agama dan kondisi demograi, termasuk perpecahan vertikal dan horisontal yang membelah masyarakat,
dan meminimalkan jurang perbedaan sosial dan ekonomi di dalam dan di antara semua kelompok di masyarakat.
Mengawasi dampak proses pembangunan ekonomi untuk mencegah terjadinya marjinalisasi kelompok mana pun, memberikan perhatian khusus
pada masalah-masalah ketimpangan dan persamaan untuk perempuan dan kelompok-kelompok yang rentan dalam masyarakat.
Mendukung sektor pertanian dan industri skala kecil dan menengah untuk menjamin kesinambungannya. Penekannya haruslah pada usaha
membantu mengembangkan kemandirian dan bukannya menciptakan ketergantungan pada pemerintah.
Fokus pada usaha merangsang hubungan sosial ekonomi pribumi untuk membangkitkan kemandirian yang lebih besar di dalam masyarakat.
3.2 Pembangunan Melalui Aturan Hukum