Meyelaraskan Aspirasi-Aspirasi Daerah dengan Integrasi Nasional

50 Penilaian Demokratisasi di Indonesia Pemerintahan nasional bertanggung jawab untuk mengembangkan kerangka kerja makro-ekonomi negeri. Konsekuensinya, penting bagi pemerintahan nasional untuk menjalankan tugas utama menjamin kemampuan iskal dan keuangan dijalankan di dalam kerangka kerja kebijakan makro-ekonomi. Pemerintahan nasional, karenanya, harus mempertahankan kekuasaan atas pajak-pajak penting, maupun tanggung jawab untuk mendirikan suatu bank sentral yang mandiri, dan bertanggung jawab untuk membayar utang negara secara keseluruhan, biasanya sebagai tuntutan pertama terhadap kenaikan pemasukan secara nasional. Rekomendasi: Yang berikut ini harus dimasukkan ke dalam konstitusi: a konsep otonomi daerah. lihat Bagian 8: Kesimpulan b komitmen sumber daya untuk menjamin otonomi daerah berjalan dengan efektif c Deinisi kekuasaan dan fungsi-fungsi yang dijalankan oleh setiap lapisan tingkat pemerintahan Kekuasaan pemerintahan pusat harus meliputi pertahanan, kehakiman, keuangan dan urusan luar negeri, sementara kekuasaan dan fungsi lain harus dialokasikan atau dibagi dengan daerah.

3.2 Meyelaraskan Aspirasi-Aspirasi Daerah dengan Integrasi Nasional

Penyelarasan kekuasaan dan aspirasi daerah di dalam sebuah Indonesia yang bersatu mengharuskan pembentukan pranata-pranata yang memadai yang memungkinkan wakil-wakil daerah bertemu dan membahas masalah-masalah daerah dan antar daerah. Juga penting untuk memastikan bahwa aspirasi-aspirasi daerah terwakilkan dalam pranata-pranata dan struktur-struktur nasional. Daerah harus memahami perannya dalam perencanaan dan manajemen nasional. Ini meliputi pemahaman terhadap masalah-masalah di daerah-daerah lain. Sebagaimana pepatah mengatakan, semua politik itu sifatnya lokal. Para politisi di seluruh dunia berusaha dipilih kembali dengan melakukan yang terbaik bagi konstituennya. Tidak terhindarkan bahwa perwakilan dari daerah-daerah akan mempromosikan kepentingan daerahnya bahkan dengan mengabaikan daerah lain atau terhadap bangsa secara keseluruhan. Karena itu, penting untuk menyeimbangkan kecenderungan sentrifugal devolusi kekuasaan dengan mekanisme terpadu yang menjunjung penyelarasan tindakan-tindakan daerah dan membuat kontrol terhadap kebijakan yang secara mutual merusak. Cara-cara 51 Konstitutionalisme dan Aturan Hukum untuk mengembangkan pemerintahaan yang kooperatif merupakan prioritas, dan ini ada dalam konteks bahwa anggota kelompok kerja menyetujui pembentukan sebuah pranata nasional dengan kapasitas untuk menyelesaikan dan mengatur konlik-konlik baik di antara maupun di dalam daerah-daerah. Anggota-anggota Forum ini juga menyadari bahwa pemerintahan nasional mempunyai peran dan tanggung jawab untuk membantu pemerintah daerah dan rakyatnya bila memang ada kebutuhan seperti itu. Masih tetap menjadi tanggung jawab pemerintahan nasional untuk menjalankan langkah-langkah penghapusan ketimpangan antardaerah. Ini harus dirumuskan dalam undang- undang. Konstitusi, atau hukum, harus memuat tindakan-tindakan untuk mewujudkan kesetaraan horisontal dengan transfer iskal yang menguntungkan daerah miskin sumber daya atau basis pajak. Kegagalan untuk menjalankan itu bakal menimbulkan ketimpangan sosial yang luar biasa besar. Rekomendasi: Melalui konstitusi, membentuk kamar majelis kedua yang terdiri atas wakil-wakil yang terpilih dari daerah-daerah. Memastikan bahwa kamar kedua ini memiliki kekuasaan, kapasitas, dan sumber daya untuk menjadi representasi kepentingan daerah yang efektif. Melalui konstitusi, mengidentiikasi sistem pemilihan umum untuk memilih wakil-wakil daerah. Undang-undang tentang otonomi daerah harus cukup jelas untuk memastikan bahwa pemerintahan nasional memiliki kekuasaan untuk intervensi dalam situasi tertentu, untuk membantu daerah bila terjadi kegagalan sistem atau krisis. Pemerintahan nasional harus memiliki suatu tanggung jawab konstitusional untuk membantu daerah-daerah yang terbelakang untuk mencapai standar dasar pembangunan. Melalui konstitusi, mendirikan suatu badan atau mekanisme yang bertindak sebagai forum dialog terus-menerus antar daerah. Mempersiapkan suatu pranata nasional untuk menangani konlik antara atau di dalam daerah, propinsi, dan pemerintah pusat. 52 Penilaian Demokratisasi di Indonesia 3.3 Isu-Isu Fiskal dan Keuangan 3.3.1 Prinsip-prinsip alokasi sumber daya