111
Masyarakat Sipil
berbicara atas nama masyarakat demi memajukan kepentingan mereka sendiri, pribadi atau lembaga.
2. Pemberdayaan
Peran paling berharga dari organisasi-organisasi masyarakat sipil saat ini adalah memberdayakan masyarakat sehingga mereka dapat berkumpul satu
dengan yang lain dengan cara yang mendorong demokrasi dan pemerintahan yang baik. Fungsi yang paling baik bagi asosiasi maupun yayasan yang dapat
dijalankan pada masa transisi ini adalah membantu masyarakat untuk membawa aspirasi mereka agar diperhatikan para pemimpin negara, dan juga membantu
menyalurkan aspirasi-aspirasi ini dalam cara yang dapat memajukan demokrasi dan pemerintahan yang baik.
Saat ini, hanya sedikit masyarakat Indonesia yang berdaya: yaitu mempunyai kemampuan mengorganisasikan diri mereka sendiri menjadi kelompok sosial,
profesional, atau kelompok-kelompok yang memperjuangkan hak-hak rakyat yang bersifat mandiri, untuk membela kepentingan perseorangan mereka, atau
anggota masyarakat, atau untuk yang lainnya. Tapi ruang sekarang sudah terbuka bagi organisasi-organisasi masyarakat sipil untuk berkembang.
Inti dari masyarakat sipil harusnya adalah pemberdayaan masyarakat dan usaha membantu mereka mengakses hak-hak mereka. Pemerintah, birokrasi, dan
organisasi-organisasi masyarakat sipil seperti ornop semua dapat memainkan peranan penting, tetapi yang hakiki adalah kemampuan mereka bersimpati pada
dan siap menghadapi kondisi-kondisi lokal. Hal ini kontras dengan kebijakan rezim Orde Baru terhadap ornop yang seringkali memaksakan model sentralistis,
seolah-olah didasari atas praktek-praktek hirarki Jawa, yang sebenarnya tidak tepat diterapkan di luar Jawa. Satu contoh dari ini adalah sistem lurah kepala
desa yang tidak sama dengan praktek lokal di Aceh yang menerapkan sistem konfederasi pengambilan keputusan lokal.
Perkumpulan masyarakat dan ornop merupakan sarana penting agar masyarakat sipil dapat berkembang dan pranata-pranatanya diperkuat. Keduanya akan
menjadi penting untuk memperkuat dan memberdayakan masyarakat, baik di tingkat lokal di mana mereka dapat menjamin bahwa keputusan-keputusan yang
dibuat berasal dari bawah, dan untuk menjamin bahwa masyarakat juga dapat memberi masukan pada tingkat pengambilan keputusan tertinggi.
Ciri-ciri budaya yang dapat dilihat sebagai penghambat juga memainkan perannya dalam pembangunan masyarakat sipil dan pemberdayaan di Indonesia, dan
ciri budaya yang paling tidak membantu adalah rasa hormat berlebihan dan subordinasi terhadap yang berkuasa. Perubahan pendidikan, pemerintahan
daerah yang lebih responsif, dan semakin bertambahnya media yang independen
112
Penilaian Demokratisasi di Indonesia
seharusnya dapat meningkatkan jumlah dan tingkat individu-individu yang bersikap kritis dan berpikiran bebas, yang kemudian akan memberikan sumbangan
positif bagi perdebatan dalam masyarakat. Membuat kuat masyarakat sipil dan pemberdayaan juga akan memperkuat
ide egalitarianisme, yang penting untuk menyadarkan seluruh masyarakat bahwa mereka merupakan bagian dari masyarakat dengan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban mereka sendiri.
3. Isu-isu Utama dan Pemecahan yang Tepat