26
Penilaian Demokratisasi di Indonesia
masyarakat yang merupakan dampak dari keterpinggiran sosio-ekonomi dan prasangka agama.
2. Mendirikan Forum Untuk Reformasi Demokratis
Sebuah parameter agenda reformasi telah disusun pada Konferensi Juli 1999. Pada bulan Januari 2000, IDEA Internasional memfasilitasi sebuah forum yang
menjadi tempat dialog para pengambil kebijakan di Indonesia. Para peserta bertemu di bawah panji Forum untuk Reformasi Demokratis. Momentum, daya
kerja, dan komitmen untuk menyusun sebuah agenda reformasi datang dari anggota kelompok kerja itu sendiri.
Ada beberapa ciri yang menonjol dalam laporan ini yang membedakannya dari usaha penilaian lain mengenai reformasi demokratis di Indonesia saat
ini. Kekhasan tersebut mencerminkan beberapa perspektif dan kepentingan Forum untuk Reformasi Demokratis ini. Pertama-tama, inilah laporan yang
komprehensif, mencakup tujuh wilayah atau sektor pada masyarakat Indonesia. Para anggota Forum untuk Reformasi Demokratis percaya bahwa sebuah laporan
yang mencakup isu-isu berskala luas secara total akan memiliki dampak lebih besar daripada sebuah studi isu tunggal. Studi isu tunggal walaupun berkualitas tinggi
hanya memiliki pembaca yang terbatas, dan sebagai hasilnya, memiliki dampak yang kecil bagi masyarakat atau para pembuat keputusan yang memiliki kebutuhan
untuk memahami isu-isu dalam konteks yang lebih luas. Para anggota Forum juga berkeyakinan bahwa reformasi demokratis di Indonesia
harus dilaksanakan dalam kondisi tertentu yang diciptakan oleh perkembangan politik, sosial, ekonomi, dan sejarah Indonesia sendiri. Proses reformasi ini
tidak perlu mengikuti satu model demokrasi yang khusus maupun jalur tertentu. Perubahan di Indonesia harus muncul karena terciptanya kondisi dan ruang
yang memungkinkan terjadinya perubahan di Indonesia. Langkah reformasi di Indonesia harus dilihat dalam konteks tersendiri, situasi yang dihadapinya di
masa lalu, dan harapan yang rasional untuk masa depan, dan tidak mengacu pada standar-standar dari model-model atau negara-negara lain. Karena itu,
laporan ini diharapkan akan dapat menghasilkan penyusunan sebuah standar untuk pergerakan reformasi Indonesia sendiri.
Laporan ini menjadi lebih terinci karena dapat dilaksanakan dalam waktu yang diperpanjang. Hal ini bersandar pada pemikirian bahwa metode inilah
yang paling sesuai untuk studi sejenis ini yang melibatkan proses dialog yang mendalam dengan peserta yang beragam, yang pada awal proses tersebut
harus mencari jalan keluar untuk dapat bekerja bersama dan pada saat bersamaan setuju dengan agenda yang ada.
27
M e t o d o l o g i
Hasilnya adalah sebuah laporan yang dibuat khusus untuk Indonesia, dengan memaparkan sejarah Indonesia, serta masalah-masalahnya dan dilema-dilema
yang dihadapinya. Laporan ini juga mencerminkan kepentingan-kepentingan dan keinginan-keinginan para anggota Forum, yang berharap akan dapat memusatkan
diri pada usaha yang lebih memandang ke depan, yang bisa membuat kerangka kerja, daripada sebuah pendekatan akademis yang terlalu teoritis atas isu-isu yang
sangat penting bagi Indonesia belakangan ini.
3. Penyusunan Agenda