158
Penilaian Demokratisasi di Indonesia
sebagai bagian dari program kerja sama, tetapi sering tidak eisien dan tidak memadai. Pada jangka waktu panjang, pelatihan harus disediakan
oleh sektor swasta. Menggalakkan kerja sama erat antara para pemilik dan manajer SME
sehingga, sebagai sebuah sektor, mereka akan memiliki suara yang lebih kuat untuk mempromosikan pandangan-pandangan dan kebutuhan-
kebutuhan mereka. Ini akan melengkapi keberadaan FORDA forum daerah yang telah dibangun tiga tahun terkhir ini.
Karena pertanian adalah sektor terbesar di mana SME didirikan, ada kebutuhan untuk membangun sebuah strategi menyeluruh untuk sektor
pangan dan pertanian. Proteksionisme mempengaruhi sektor ini. Pencabutan semua subsidi, terutama BBM, harus dibarengi oleh skema
untuk mengontrol dampaknya. Perlu mendidik para legislator tentang masalah-masalah SME.
10. Reformasi Hubungan Perburuhan
10.1 Penegakan Hukum Indonesia mempunyai jumlah tenaga kerja yang sangat besar dalam sektor formal,
dan  penanaman  modal  langsung  luar  negeri  ada  di  sektor-sektor  manufaktur dan industri-industri ringan. Upah kompetitif dan tenaga kerja yang patuh telah
dijadikan daya tarik umum yang telah membantu Indonesia menarik penanaman modal yang besar di sektor-sektor ini.
Walaupun  terdapat  hukum  dan  peraturan  yang  menentukan  hubungan perburuhan di Indonesia, pemerintah belum pernah secara serius mengawasi
pelaksanaan  kebijakan-kebijakannya.  Mekanisme  penegakan  hukum  juga tidak ada di semua tingkatan, baik di tingkat nasional maupun tingkat daerah
yang  paling  rendah.  Sebelumnya,  pemerintah  telah  berusaha  mereformasi dirinya dengan mensahkan standar-standar perburuhan internasional semacam
konvensi International  Labour  Organisation  ILO,  namun  proses  reformasi
tersebut  hanya  terbatas  pada  tingkat  pembuatan  kebijakan  semata.  Ada  juga kurangnya  sosialisasi  dan  koordinasi  kebijakan,  sehingga  kebijakan  nasional
gagal dijalankan di tingkatan lokal. Dalam praktek, setiap tingkatan menjalankan kebijakan sesuai dengan pemahaman masing-masing
Pembangunan Sosial-Ekonomi
159
Rekomendasi:
Langkah-langkah  harus  segera  diambil  untuk  mengukuhkan  aturan hukum, termasuk hukum-hukum perburuhan.
Memprioritaskan penegakan hukum di bidang perburuhan. Kekerasan harus dianggap sebagai tindakan kejahatan dan harus ditindak sesuai
hukum. Memperkuat pranata-pranata hukum dan menegakkan hukum-hukum
perburuhan. Membuat saluran komunikasi antara pimpinan pemerintah pusat dan
daerah untuk menjamin bahwa kekerasan di perburuhan diperhatikan. Menggunakan media untuk membangun kesadaran melawan penghisa-
pan tenaga kerja.
10.2 Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam Hubungan Perburuhan Kondisi  dan  praktek  kerja  yang  berhubungan  dengan  hubungan  perburuhan
memang sangat buruk. Namun para pengusaha tidak pernah melakukan usaha- usaha  yang  cukup  untuk  meningkatkan  standarnya  karena  mereka  mampu
menyogok pengurus-pengurus serikan buruh, aparat penegak hukum dan pejabat di  Departemen  Tenaga  Kerja,  sehingga  mereka  mangatakan  bahwa  kondisi
perburuhan sudah cukup baik. Banyak  wirausaha  juiga  dipaksa  menggunakan  aparat  keamanan  untuk
menyediakan pengamanan tambahan dan menjadi pihak ketiga dalam berhubungan dengan  buruh.  Kegiatan  ini  sering  memakan  biaya  30  persen  dari  total  biaya
produksi. Yang  jelas,  hubungan  majikan-buruh  harus  dideinisi  ulang.  Banyak  korupsi
berasal dari luar biasa rendahnya upah buruh serta, antara yang dibayarkan kepada buruh dan yang untuk aparat keamanan. Walaupun sulit untuk meninjau kembali
upah selama masa krisis ekonomi ini, langkah ini harus diambil sebagai prioritas. Upah dan kondisi kerja harus dinegosiasikan lagi di antara semua pihak sehingga
masalah dapat diselesaikan dengan konsensus.
Rekomendasi:
160
Penilaian Demokratisasi di Indonesia
Hapus  korupsi  dalam  hubungan  perburuhan  yang  mengarah  ke penghisapan tenaga kerja.
Memastikan  bahwa  buruh  diupah  secara  wajar,  yaitu  upah  untuk hidup.
Membangun  mekanisme  hukum  untuk  melindungi  hak-hak  buruh secara lebih efektif.
10.3 Diskriminasi antara Buruh Perempuan dan Laki-laki Diskriminasi  berdasarkan  gender  masih  dijadikan  dasar  untuk  mengartikan
hubungan  perburuhan  di  Indonesia.  Fasilitas  dan  bahkan  upah  disesuaikan berdasarkan gender dan tidak pada kualitas kerja. Bentuk diskriminasi gender
yang paling umum adalah pada upah, di mana kaum perempuan masih dianggap sebagai pencari nafkah sekunder yang kemudian membenarkan pembayaran upah
yang lebih rendah daripada yang diterima oleh laki-laki. Lebih dari itu, kaum buruh perempuan juga mengalami diskriminasi tambahan
berdasar gender, misalnya dikenai tes kehamilan dan ancaman pemecatan jika mereka cuti selama haid.
Rekomendasi:
Upah harus berdasarkan kualitas kerja, bukan pada gender. Perempuan  juga  pencari  nafkah  utama  dan  pembeda-bedaan  harus
tidak didasarkan atas gender. Diskriminasi  berdasarkan  gender  yang  berasal  dari  fungsi-fungsi
reproduksi perempuan harus dilarang oleh hukum, dan hukum harus ditegakkan.
10.4 Upah Minimum Regional Upah Minimum Regional UMR ditentukan berdasarkan terpenuhinya kebutuhan