Tantangan dan Kesempatan Reformasi Demokratik di Indonesia

34 Penilaian Demokratisasi di Indonesia Sementara, baik di Indonesia maupun di dalam masyarakat internasional, banyak pujian terhadap “pembangunan ekonomi yang cepat” dan pengakuan status Indonesia sebagai salah satu dari Macan Asia, sementara dasar bagi pembangunan tersebut jelas-jelas tidak stabil. Ketika ekonomi melorot selama krisis moneter di Asia, terungkaplah bahwa pondasi pembangunan ekonomi Indonesia ternyata rapuh, bahwa jumlah utang bangsa sangat besar, dan tingkat korupsi mengerogoti seluruh sistem. Sepertinya tak ada transparansi pada pemerintahan, atau pada mekanisme untuk akuntabilitas publik melalui lembaga legislatif nasional, pers atau melalui komisi-komisi khusus yang berwenang. Praktik-praktik bisnis yang palsu tidak menurun, bertumpuknya utang-utang yang terus bertambah setiap waktu. Dengan demikian, kebobrokan ekonomi Indonesia berdampak sangat besar pada rakyatnya.

1.2 Tantangan dan Kesempatan Reformasi Demokratik di Indonesia

Gerakan reformasi yang menumbangkan Presiden Soeharto dan Orde Baru telah menciptakan suatu kesempatan bagi Indonesia untuk keluar dari masa otoriter yang lalu dan menuju pembangunan sistem ekonomi dan politik yang demokratis, transparan dan dapat diandalkan. Pemilu yang bebas dan adil pada 1999 semakin mendorong perubahan ini, tetapi juga diketahui bahwa di samping euforia dan optimisme, transisi menuju demokrasi berlangsung dalam kondisi yang sulit. Ekonomi tetap rapuh. Kepercayaan publik pada pemerintahan dan institusi-institusi pemerintah, termasuk militer, sangat rendah., termasuk kepercayaan kepada orang-orang yang terpilih. Konflik etnis dan agama telah meledak di banyak tempat dari negara ini dan gerakan pemisahan diri mulai muncul. Kemudian kemiskinan dan pengangguran tinggi dapat merusak stabilitas. Sangatlah sulit bagi negeri ini untuk terus maju tanpa menyelesaikan perkara dari masa lampau. Banyak yang menginginkan keadilan bagi pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu dan perhitungan publik terhadap korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang menghancurkan ekonomi nasional. Mereka juga ingin agar pemerintah terus maju dalam membentuk suatu kerangka kerja yang dengannya Indonesia dapat kembali duduk dalam komunitas bangsa-bangsa. Untuk melakukan ini berarti menuntut hal-hal mendasar dari keadaan politik, ekonomi, sistem hukum, dan masyarakat negara ini. Indonesia sedang berjuang untuk mencari keseimbangan antara mempertahankan dan menyelamatkan negara dan melindungi serta memajukan hak-hak rakyatnya. Rakyat menikmati kepribadian sebagai individu, sebagai laki-laki dan perempuan, sebagai anggota dari kelompok kepentingan, sebagai anggota dari komunitas etnis dan keagamaan, dan sebagai putra daerah. Identitas-identitas ini dikenakan secara tumpang tindih. Rakyat dan komunitas-komunitas memiliki hak-hak sosial, ekonomi, dan politik yang harus diakui, dan mereka harus bisa menikmati keuntungan-keuntungan dari hak-hak ini dalam kehidupan sehari-hari. Debat 35 Konstitutionalisme dan Aturan Hukum mengenai Indonesia tak lagi berkisar di seputar bagaimana menyeimbangkan hak-hak ekonomi dan atau hak-hak politik. Ini juga tentang bagaimana menyadari hak-hak dan kemerdekaan politik dan ekonomi.

1.3 Peran Konstitusi