Sub sektor Mineral Batubara dan Panas Bumi. Investasi. Untuk mencapai sasaran yang

42 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, maupun badan usaha swasta dalam rangka pembiayaan pembangunan sektor ESDM. Intervensi anggaran pemerintah pusat merupakan stimulus yang digunakan untuk penyusunan kebijakan, pembinaan, pengawasan, penelitian, pendidikan dan pelatihan, pengumpulan data, survei serta pemetaan yang menjadi tugas pokok pemerintah, di samping itu dilakukan untuk pembangunan sebagian kecil kelistrikan antara lain pembangunan pembangkit skala kecil, sebagian transmisi dan distribusi dan pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan.

4.3. Rencana Kinerja Tahun 2013 Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Renstra KESDM

Tahun 2010-2014, suatu rencana kinerja disusun setiap tahunnya. Rencana kinerja ini juga mengacu pada RKP Tahun 2012 yang merupakan rencana operasional dari RPJM Tahun 2010-2014. Selanjutnya dalam rencana kinerja ini berisikan target kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun pelaksanaan. Target kinerja ini merepresentasikan nilai kuantitatif yang dilekatkan pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran stratejik maupun tingkat kegiatan, dan merupakan benchmark bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan. Dengan demikian, Rencana Kinerja KESDM Tahun 2013 merupakan dokumen yang menyajikan target kinerja untuk tahun 2013. Secara ringkas, gambaran keterkaitan Tujuan, sasaran, indikator kinerja dan target KESDM dalam tahun 2013, adalah sebagai berikut: 46 Subsektor Investasi Juta US Migas 27,94 Listrik 8,85 Pertambangan Umum 3,76 Energi Baru dan Terbarukan 0,4 Total juta US 36,96 Total Rp Triliun 369,60 Tabel 4.1 – Rencana Investasi Sektor ESDM Tahun 2013 B AB 4 | PERENC ANAAN STR A TEGIS Untuk Kesejahteraan Rakyat Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik Produksi Minyak Bumi 840 MBOPD Produksi Gas Bumi 1.397 MBOEPD Produksi CBM 21,7 MBOPED Produksi Batubara 391 Juta Ton Rencana Pasokan Batubara Untuk Kebutuhan Dalam Negeri 82 Juta Ton Produksi mineral - Logam Tembaga 594.721 Ton - Emas 56 Ton - Perak 183 Ton - Timah 89.610 Ton - Bijih Nikel 13.025.000 Ton - Bauksit 15.900.000 Ton - Bijih Besi 5.488.110 Ton - Ni + Co in matte 75.700 Ton - Ferronikel 19.000 Ton Ni Produksi BBM 46,6 Juta KL Produksi LPG 5,52 Juta Ton Produksi LNG 53,6 Juta Ton 2. Meningkatnya kemampuan pasokan bahan baku untuk domestik Persentase Pemenuhan Kebutuhan Bahan Baku Pupuk Dan Petrokimia 100 3. Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi Pangsa energi primer untuk pembangkit listrik 95,24 - Pangsa Minyak Bumi 12 - Pangsa Gas Bumi 30 - Pangsa Batubara 49 - Pangsa Panas Bumi 4,24 Pangsa Energi Baru Terbarukan Lainnya 7,08 - Pangsa Tenaga Air 7 - Pangsa Bio Diesel Bio Energi 0,08 48 4. Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi dan mineral Jumlah wilayah yang teraliri jaringan gas untuk rumah tangga Wilayah 4 Wilayah Rasio Elektrifikasi 73,6 Jumlah Kapasitas Pembangkit Listrik 48.448 MW Jumlah Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP 1.341 MW Jumlah Lokasi Fasilitas Pembangkit Energi Baru dan Terbarukan EBT 236 lokasi 5. Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan energi Intensitas Energi 2,99 Jumlah Penurunan Emisi CO 2 5,07 Juta Ton Tabel 4.2 Tujuan 1 : Terjaminnya Pasokan Energi dan Bahan Baku Domestik 44 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 48 Tabel 4.4 Tujuan 3 : Terwujudnya Peran Penting Sektor ESDM dalam Penerimaan Negara Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 6. Terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestik Jumlah Investasi sub sektor migas 27,94 US milyar Jumlah Investasi bidang ketenagalistrikan 8,85 US milyar Jumlah Investasi sub sektor mineral dan batubara 3,756 US milyar Jumlah Investasi bidang energi baru terbarukan 0,4 US milyar Total Investasi 36,96 US milyar Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 7. Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam penerimaan negara Jumlah penerimaan negara sub sektor migas 260,0 Triliun Rupiah Jumlah PNBP dari subsektor minerba 143,07 Triliun Rupiah Jumlah penerimaan dari sub sektor energi baru dan terbarukan panas bumi 0,35 Triliun Rupiah Jumlah Penerimaan lain-lain 1,40 Triliun Rupiah Total Penerimaan Negara Sektor ESDM 404,82 Triliun Rupiah Tabel 4.4 Tujuan 3 : Terwujudnya Peran Penting Sektor ESDM dalam Penerimaan Negara Tabel 4.5 Tujuan 4 : Terwujudnya Peningkatan Peran Sektor ESDM dalam Pembangunan Daerah Tabel 4.3 Tujuan 2 : Meningkatnya Investasi Sektor ESDM Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 8. Terwujudnya peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah Jumlah dana bagi hasil sektor ESDM 30,27 Triliun Rupiah - Jumlah dana bagi hasil subsektor Migas 18,06 Triliun Rupiah - Jumlah dana bagi hasil sub sektor minerba 12,21 Triliun Rupiah Jumlah CSR comdev sektor ESDM 1.959 Miliar Rupiah - Jumlah CSR sub sektor Minerba Pabum 1.400 Miliar Rupiah - Jumlah CSR subsektor Ketenalistrikan 74,4 Milliar Rupiah - Jumlah CSR subsektor Migas 485 Milliar Rupiah Jumlah jaringan distribusi listrik kms dan gardu distribusi listrik 8.286 kms 213 MVA Jumlah desa mandiri energi DME 50 DME Jumlah sumur bor daerah sulit air 255 Titik Bor B AB 4 | PERENC ANAAN STR A TEGIS Untuk Kesejahteraan Rakyat Tabel 4.8 Tujuan 7 : Terwujudnya Peningkatan Peran Sektor ESDM dalam Pembangunan Tabel 4.7 Tujuan 6 : Peningkatan Peran Penting Sektor ESDM dalam Peningkatan Surplus Neraca Perdagangan dengan Mengurangi Impor Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 10. Peningkatan peran penting sektor ESDM dalam peningkatan surplus neraca perdagangan dengan mengurangi impor LPG 3.606 Ribu MT Jumlah Ekspor Minyak Mentah 135 Juta Barel Jumlah Ekspor Gas 1,907 MMSCFD Jumlah impor BBM 34,29 KL Jumlah impor minyak mentah 90,4 Juta Barel 50 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 11. Terwujudnya peningkatan tenaga kerja Jumlah tenaga kerja sektor ESDM 1.216.569 Orang Jumlah tenaga kerja sub sektor Migas 303.060 Orang Jumlah tenaga kerja sub sektor Ketenagalistrikan 23.122 Orang Jumlah tenaga kerja sub sektor pertambangan umum 190.141 Orang 12. Terwujudnya pemberdayaan nasional Rasio tenaga kerja asing dengan tenaga kerja nasional 100:1 Persentase pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri pada usaha minyak dan gas bumi 56 Penggunaan Barang dan Jasa Produksi dalam negeri dalam pembangunan sub sektor mineral dan batubara 55 13. Peningkatan nilai tambah Persentase peningkatan kemampuan nasional dalam merancang dan merakit instalasi peralatan migas 70 14. Peningkatan industri jasa backward linkage dan industri yang berbahan baku dari sektor ESDM, antara lain pupuk forward linkage: Peningkatan industri jasa penunjang Jumlah industri jasa penunjang Migas 950 perusahaan Jumlah industri jasa penunjang ketenagalistrikan 40 Perusahaan Jumlah industri jasa penunjang Pertambangan umum 800 Perusahaan Terpenuhinya bahan baku industri pupuk Persentase pemenuhan bahan baku industri pupuk 100 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 9. Terwujudnya pengurangan beban subsidi BBM dan Listrik Jumlah subsidi BBM 48.000 Ribu KL Jumlah subsidi Energi 225,3 Triliun Rupiah Jumlah Subsidi Listrik 65,6 Triliun Rupiah Tabel 4.6 Tujuan 5 : Terwujudnya Peningkatan Peran Sektor ESDM dalam Pembangunan Daerah 46 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 5 | AKUNT ABILIT AS KINERJA 05 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 48 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perbaikan bagi setiap unit kerja yang terkait. Melalui proses ini diharapkan adanya upaya perbaikan kinerja sehingga capaian kinerja dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas kinerja instansi, Kementerian ESDM berkewajiban untuk mencapai target sesuai dengan rencana kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun 2013. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian rencana kinerja dan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran tentang capaian-capaian kinerja tersebut. Di bawah ini diuraikan hasil capaian kinerja Kementerian ESDM dari Penetapan Kinerja yang telah diperjanjikan pada tahun 2013.

5.2. Capaian Indikator Kinerja Utama

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2013 tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian ESDM, berikut adalah Capaian Kinerja Utama Kementerian ESDM Tahun 2012. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing indikator kinerja utama Kementerian ESDM tahun 2013. Akuntabilitas Kinerja

5.1. Gambaran Umum Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing- masing indikator kinerja. Hal ini sejalan dengan amanat pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Proses pengukuran dan monitoring kinerja dilakukan oleh masing-masing unit kerja sebagai penanggung jawab pencapaian target dalam sasaran. Selanjutnya Sekretariat Jenderal dalam hal ini menugaskan Biro Perencanaan dan kerjasama untuk menghimpun informasi kinerja tersebut sebagai satu kesatuan sebagai bahan utama untuk penyusunan LAKIP KESDM. Kemudian oleh Inspektorat Jenderal KESDM data kinerja tersebut dievaluasi untuk diberikan rekomendasi Gambar 5.1 – Proses Pengukuran dan Monitoring Kinerja Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 5 | AKUNT ABILIT AS KINERJA Tabel 5.1 – Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 No Uraian Satuan Target Realisasi 2013 Realisasi 2012 Capaian

1. Jumlah penerimaan negara di sektor

energi dan sumber daya mineral terhadap target APBN Triliun Rp 403,65 447,87 413,78 110,95

2. Jumlah realisasi investasi di sektor energi

dan sumber daya mineral Milyar US 41,78 27,82 28,78 66,58

3. Jumlah Kontrak Kerja Sama di sektor

energi dan sumber daya mineral yang telah ditawarkan dan ditandatangani: a. Penawaran WK Migas Konvensional WK 40 18 42 45,00 b. Penandatanganan KKS Migas Konvensional KKS 30 13 13 43,33 c. Penawaran WK Non Konvensional WK 12 2 9 16,67 d. Penandatanganan KKS Non Konvensional KKS 12 2 12 16,67 e. WK Pertambangan Panas Bumi yang telah dilelang WKP 2 8

4. Jumlah produksi :

a. Minyak bumi MBOPD 840 825 860 98,21 b. Gas bumi MBOEPD 1.517 1.441 1.458 95,2

c. Batubara

Juta Ton 391 421 386 107,67 d. Mineral 78.645 135.538 77.242,07 172,34 - Logam Tembaga Ribu Ton 545 450 447 82,57 - Emas Ribu Ton 0,09 0,06 0,07 67,05 - Timah Ribu Ton 100 88 95 88,00 - Bijih Nikel Ribu Ton 37.000 60.000 37.100 162,16 - Bauksit Ribu Ton 30.000 56.000 29.100 186,67 - Bijih Besi Ribu Ton 11.000 19.000 10.500 172,72 e. Listrik MW 48.101 47.128 45.253 97,98 f. Uap panas bumi Juta Ton 74 69,3 62,5 93,64 g. Bioetanol Kilo Liter 100.000 h. Biodiesel Kilo Liter 1.500.000 1.031.901 700.000 64,00 i. Biogas M 3 18.000 44.180 9.305 245,44 Persentase pengurangan Volume Subsidi: 5 a. BBM Ribu KL 48.000 46.250 44.980 96,35 b. LPG 3kg Juta MT 4.39 4.40 3.906 100,20

c. Listrik

87,24 89,59 100,2 102.69 50 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2013 53 No Uraian Satuan Target Realisasi 2013 Realisasi 2012 Capaian 6. Persentase pemanfaatan produk di sektor energi dan sumber daya mineral : a. Persentase pemanfaatan hasil produksi minyak bumi domestik yang diolah menjadi LPG, BBM, dan hasil olahannya 68 51,33 53 75,49 b. Persentase pemanfaatan produksi gas untuk kebutuhan domestik 60 47,5 45,2 79,17 c. Persentase hasil pemanfaatan mineral dan batubara untuk kebutuhan domestik 74,32 72,07 67,25 97,00 d. Persentase pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi 10 10 7,5 100 e. Rasio Elektrifikasi 77,65 80,51 76,56 103,68 f. Penurunan Intensitas Energi 1,52 1,55 2,55 101,97

7. Persentase peningkatan pemberdayaan kapasitas

nasional: a. Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional di sektor energi dan sumber daya mineral terhadap Tenaga Kerja di sektor energi dan sumber daya mineral 95,90 98,91 99,3 103,13 b. Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam pembangunan di sektor energi dan sumber daya mineral 53,83 61,25 65 113,78

8. Persentase kemampuan pasokan energi BBM

dalam negeri 68 51,33 53 75,49

9. Persentase peningkatan peran sektor sektor energi

dan sumber daya mineral dalam pembangunan daerah :

a. Jumlah Dana Bagi Hasil

Rp Triliun 31,27 57,42 36,39 183,63 b. Jumlah Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Community Development Rp Miliar 2.116,3 1.688,18 2.260,4 79,77 c. Jumlah Desa Mandiri Energi berbasis BBN dan Non-BBN DME 50 55 52 110,00

d. Jumlah rekomendasi wilayah kerja

Rekomendasi 21 9 73 42,86 e. Jumlah wilayah yang teraliri jaringan gas untuk rumah tangga Wilayah 4 4 5 100 f. Jumlah wilayah yang terbangun fasilitas dan pemanfaatan gas untuk transportasi Wilayah 3 3 3 100

10. Persentase pemanfaatan energi Non BBM dalam

rangka diversifikasi energi : a. Pangsa Gas Bumi 30 23,58 22,60 78,6 b. Pangsa Batubara 49 51,61 44,06 105,32 c. Pangsa Panas Bumi 4,24 4,45 4,75 104,95 d. Pangsa Tenaga Air 7 7,68 6,44 109,71 e. Pangsa Bio Energi 0,8 0,15 0,12 187,5