Terpenuhinya bahan baku industri pupuk Upaya Pemerintah dalam mendukung ketahanan

146 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebesar 85 MMSCFD, berdasarkan surat MESDM Nomor 773813MEM.M2013 tanggal 21 Oktober 2013 perihal Alokasi Gas Bumi Pabrik PKG II dan PKC IC, rencananya akan berasal dari Lapangan Jambaran, Cendana dan Tiung Biru yang dioperasikan oleh Pertamina EP Cepu dimana akan mulai beroperasi pada tahun 2017 seiring dengan onstreamnya lapangan tersebut. Pabrik Pupuk Kalimantan Timur Kebutuhan gas bumi pabrik PKT 1, 2, 3 dan 4 adalah masing-masing sebesar 80 MMSCFD, 90 MMSCFD, 45 MMSCFD dan 50 MMSCFD yang saat ini dipasok oleh KKKS Total EP Indonesie, Vico dan Chevron. Untuk mendukung program revitalisasi pabrik PKT I menjadi PKT 5, Kementerian ESDM telah mengalokasikan gas bumi untuk PKT 5 berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 3288 K15MEM2010, dimana rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2015 dan pasokan gasnya berasal dari KKKS Pearl Oil Sebuku sebesar 80 MMSCFD. Pabrik Petrokimia Gresik II Kebutuhan gas bumi pabrik Petrokimia Gresik PKG I adalah sebesar 65 MMSCFD yang dipasok dari Kangean Energy Indonesia dan JOB P-PetrochinaEast Java Tuban. Untuk program revitalisasi pabrik PKG IIrencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2017. Alokasi gas bumi untuk pabrik PKG II sebesar 85 MMSCFD, berdasarkan surat MESDM Nomor 773813 MEM.M2013 tanggal 21 Oktober 2013 perihal Alokasi Gas Bumi Pabrik PKG II dan PKC IC, rencananya akan berasal dari lapangan gas bumi MDA-MBH KKKS Husky- CNOOC Madura Ltd. Pabrik Petrokimia Tangguh Kebutuhan gas bumi untuk proyek Petrokimia di Tangguh adalah sebesar 180 MMSCFD, dimana rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2019 seiring dengan mulai beroperasinya Train III Tangguh, sesuai dengan surat MESDM Nomor 811510 MEM.M2012 tanggal 23 November 2012 perihal Persetujuan Alokasi Gas Tangguh. Prosentase pemanfaatan gas bumi pabrik pupuk dengan status s.d Agustus 2013 adalah sebesar 95 pemanfaatan sebesar 667 MMSCFD dari total kontrak kurang lebih sebesar 706 MMSCFD. Terdapat beberapa penurunan produksi secara alamiah di lapangan- lapangan gas bumi yang mengakibatkan tidak maksilnya pengaliran gas ke beberapa pabrik pupuk. Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 5 | AKUNT ABILIT AS KINERJA Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa BPH Migas, adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak dan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, dalam suatu pengaturan agar ketersediaan dan distribusi BBM yang ditetapkan Pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri. Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 6 indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2012. Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut: Uraianpenjelasan singkat tentang capaian indikator kinerja pada tabel di atas, adalah sebagai berikut:

1. Jumlah Badan Usaha yang mendaftarkan Nomor Registrasi Usaha NRU dari BPH Migas

Setiap Badan Usaha yang akan melakukan kegiatan di bidang usaha hilir harus mengajukan Nomor Registrasi Usaha NRU kepada BPH Migas sesuai dengan Peraturan BPH Migas No. 08PBPH MigasX2005 tanggal 10 Oktober 2005 tentang Kewajiban Pendaftaran Bagi Badan Usaha yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Bahan Bakar Minyak. Dalam rangka pelaksanaan

5.4. Capaian Kinerja Sasaran Penunjang Sasaran 1 : Terwujudnya pengaturan pengawasan

penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak dan pengangkutan gas bumi melalui pipa yang optimal. Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan ketersediaan dan pendistribusian BBM serta pengangkutan Gas Bumi melalui pipa sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-undang Nomor 22 tahun 2001, bahwa pemerintah memberikan prioritas terhadap pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri dan bertugas menyediakan strategis minyak bumi guna mendukung penyediaan BBM dalam negeri yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan pemerintah, pemerintah wajib menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian BBM yang merupakan komoditas vital dan mengusai hajat hidup orang banyak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Kegiatan pengangkutan gas bumi melalui pipa yang menyangkut kepentingan umum, pengusahaannya diatur agar pemanfaatannya terbuka bagi semua pemakai. Sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Undang Undang Minyak dan Gas Bumi dan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang tugas pokok dan fungsi Badan Pengatur Penyediaan dan No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian 1. Jumlah Badan Usaha yang mendaftarkan Nomor Registrasi Usaha NRU dari BPH Migas Badan Usaha 15 23 153 2. Jumlah Badan Usaha Niaga Umum dan terbatas pemegang izin usaha penyediaan dan pendistribusian BBM Non PSO Badan Usaha 65 68 116,1 3. Jumlah pengawasan terhadap penugasan Badan Usaha untuk penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu Pengawasan 15 19 126 4. Jumlah pemberian Hak Khusus pada kegiatan usaha Gas Bumi melalui Pipa Surat Keputusan Pemberian Hak Khusus 6 12 200 5. Persentase volume gas bumi yang diniagakan melalui pipa kenaikan dari tahun 2012 2 1,74 98,26 6. Persentase volume gas bumi yang diangkut melalui pipa kenaikan dari tahun 2012 2 12,45 112,45 Tabel 5.48 – Indikator Kinerja Sasaran 1 Penunjang 148 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah peraturan tersebut, Direktorat Bahan Bakar Minyak BBM melakukan kegiatan Registrasi Badan Usaha dan Pengawasan Kegiatan Usaha Pemilik NRU. Selama tahun 2013, terdapat 32 Badan Usaha yang mengajukan permohonan pendaftaran NRU baik secara oline maupun online dengan keterangan sebagai berikut: Jika dibandingkan dengan tahun 2012, terdapat peningkatan jumlah Badan Usaha yang mendapatkan NRU. Hal ini menunjukan semakin meningkatnya kesadaran Badan Usaha dalam rangka melaksanakan salah satu kewajibannya setelah mendapatkan ijin untuk melakukan usaha di sektor Hilir Migas, yaitu mendaftarkan Badan Usahanya kepada BPH untuk kemudian memperoleh NRU sehingga memudahkan BPH Migas dalam melakukan pengawasan terhadap Badan Usaha Tersebut. Badan Usaha yang mendapatkan NRU di tahun 2013 adalah sebanyak 23 dua puluh tiga Badan Usaha dengan rincian sebagai berikut: Dengan demikian, total Badan Usaha yang telah mendapatkan NRU Periode Tahun 2006 – 2013 adalah sebanyak 144 Seratus Empat Puluh Empat Badan Usaha. Adapun Badan Usaha yang telah mendapatkan kan ng rus or U as gan as PH gal 2005 tentang Kewajiban No Keterangan Jumlah 1. Badan Usaha yang mendapatkan NRU tahun 2013 23 Badan Usaha 2. Badan Usaha yang mendaftar NRU namun belum melengkapi persyaratan 5 Badan Usaha 3. Badan Usaha yang mendafatar NRU tahun 2013, SK dan Sertifikasi NRU keluar tahun 2014 4 Badan Usaha Jumlah Badan Usaha yang mengajukan permohonan pendaftaran NRU tahun 2013 32 Badan Usaha n Tabel 5.49 – Rincian Badan Usaha yang Mengajukan NRU Gambar 5.79 – Graik Badan Usaha yang Mendapatkan NRU Tahun 2006-2013