Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
Balikpapan semula menggunakan crude domestik berasal dari sekitar Kalimantan Timur.
Namun semenjak produksinya menipis, kilang RU V Balikpapan mulai dapat mengolah crude
yang ebrasal dari impor hasil blending di Terminal Lawe-lawe sehingga didapatkan hasil blending
crude yang mendekati desain awal kilang. Tercatat peningkatan penggunaan crude impor di RU
V Balikpapan yang saat ini mencapai 45 dari kapasitas kilang 260 mbcd cukup mempengaruhi
presentase penggunaan crude domestic dan crude impor yang diolah di kilang minyak dalam
negeri. Terkait jaminan pasokan BBM dari kilang dalam
negeri, dengan semakin tingginya tingkat konsumsi BBM sementara pasokan BBM dari
kilang cenderung tetap dikarenakan tidak adanya pembangunan fasiltas kilang BBM di Indonesia
semenjak tahun 1994, maka persentase pasokan BBM dari kilang domestik hanya sebesar 51.33
dari total konsumsi BBM nasional. Sebagai gambaran, konsumsi BBM PSO Premium,
Kerosene, Solar pada tahun 2012 sebesar 45,27 juta KL, pada tahun 2013 meningkat menjadi 48
juta KL. Selisih pasokan tersebut akhirnya dipenuhi oleh impor BBM yang dilakukan oleh Pertamina
maupun impor BBM oleh Badan Usaha ritel asing yang terdaftar. Jumlah impor BBM yang semakin
hari semakin meningkat akan berakibat pada menurunnya kemampuan pasok BBM dari kilang
dalam negeri. Kapasitas total kilang minyak yang beroperasi di
Indonesia pada akhir tahun 2013 adalah sebesar 1.157,1 MBCD yang terdiri atas:
1 Kilang PT Pertamina Persero dengan total
kapasitas 1047,3 MBCD
•
RU-II Dumai Sungai Pakning : 177 MBCD
•
RU-III Plaju S. Gerong : 127,3 MBCD
•
RU-IV Cilacap : 348 MBCD
•
RU-V Balikpapan : 260 MBCD
•
RU-VI Balongan : 125 MBCD
•
RU-VII Kasim : 10 MBCD
2 Kilang Pusdkilat Migas Cepu dengan
kapasitas 3,8 MBCD 3
Kilang PT Trans Paciic Petrochemical Indotama TPPI dengan kapasitas 100 MBCD,
mengolah bahan baku berupa kondensat mulai beroperasi kembali pada November
2013 4
Kilang PT Tri Wahana Universal TWU dengan kapasitas 6 MBCD, dan rencana operasi
train 2 dengan kapasitas 10 mbcd pada pertengahan 2014.
9. Persentase peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah
Peran sektor ESDM juga penting sebagai pendorong pembangunan daerah. Peran sektor ESDM terhadap
pembangunan daerah diwujudkan, antara lain melalui dana bagi hasil DBH, kegiatan pengembangan
masyarakat atau community development comdev atau corporate social responsibility CSR. Selain itu
terdapat program pembangunan Desa Mandiri Energi DME, dan Pemboran air tanah yang
merupakan program-program pro-rakyat sehingga pembangunan daerah dapat berjalan lebih efektif.
a. Jumlah Dana Bagi Hasil
Dana bagi hasil DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, sebagaimana UU 332004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. DBH sektor ESDM
bersumber dari kegiatan minyak bumi, gas bumi dan pertambangan umum, serta panas bumi.
Realisasi DBH subsektor minerba pada tahun 2013 sebesar Rp. 15,165 Triliun, capaiannya
telah melewati target Tahun 2013 sebesar Rp 14,08 Triliun atau naik 19,49 dari realisasi
Tahun 2012 sebesar Rp 12,69 Triliun. Realisasi DBH subsektor migas pada tahun
2013 sebesar Rp. 42,26 Triliun, capaiannya telah melewati target Tahun 2013 sebesar
Rp 17,19 Triliun atau naik 190 dari realisasi Tahun 2012 sebesar Rp 22,93 Triliun.
b. Jumlah Corporate Social Responsibility CSR atau Community Developmen
Comdev Regulasi yang mendasari CSR adalah :
• Pemerintah Indonesia melalui Undang-
64
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan
implementasi CSR Corporate Social Responsibility.
• Meneg BUMN melalui Permen Nomor PER-
05MBU2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan. Di sektor energi dan sumber daya mineral,
comdev adalah bagian dari tanggung jawab korporat yang merupakan komitmen bisnis
untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para
karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut berikut komunitas setempat lokal
dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.
Kegiatan comdev dilakukan antara lain melalui: Ekonomi peningkatan pendapatan,
perbaikan jalan, sarana pertanian, pembangunanperbaikan sarana ibadah,
Pendidikan dan Kebudayaan kelompok usaha, pelatihan, perencanaan, Kesehatan
kesehatan terpadu, air bersih, Lingkungan penanaman bakau, reklamasi dan lainnya
kegiatan sosial, penyuluhan, pembangunan sarana olah raga.
Pada tahun 2013 realisasi dana Comdev dan CSR sektor ESDM yang digunakan untuk
pengembangan Masyarakat dan untuk mendukung kegiatan-kegiatan sangat
penting di masyarakat hanya mencapai Rp 41,6 miliar sampai dengan triwulan 3
dari target Rp 2,12 Triliun. Dana Comdev ini berasal dari perusahaan pertambangan
umum, perusahaan migas dan perusahaan listrik.
Secara umum dirasakan program comdev belum efektif, karena masih terdapat
berbagai isu seperti kemiskinan dan pengangguran yang masih menjadi masalah
masyarakat. Artinya, program ini belum optimal memberikan perubahan terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya yang berada di sekitar lokasi pertambangan.
Hal lain, di lapangan banyak ditemukan program CSR perusahaan yang tidak tepat
sasaran. Selain itu, dana CSR ini juga minim dengan pengawasan. Sehingga, banyak
oknum-oknum yang memanfaatkan dana ini. Program CSR perusahaan juga
belum melibatkan masyarakat setempat. Terutama kelompok miskin dan perempuan,
perencanaan hingga evaluasi program CSR CD.
c. Jumlah Desa Mandiri Energi berbasis BBN
Target Desa Mandiri Energi DME berbasis BBN dan Non BBN pada tahun ini 2013
sebanyak 50 DME, realisasi sebanyak 55 DME atau capaian 132. Realisasi tersebut
diperoleh dari 33 berbasis BBN dan 22 berbasis Non BBN.
Pembangunan DME berbasis BBN dari 33 lokasi terdiri dari:
• 28 lokasi pembangunan biogas di Jawa
Timur; •
3 lokasi Implementasi Iconic Island - PLT Gasiikasi Biomassa;
• 1 lokasi pilot project pemanfaatan
limbah cair sawit untuk pembangkit listrik pedesaan.
Pembangunan DME berbasis Non BBN sebanyak 22 lokasi terdiri dari:
• 9 lokasi pembangunan PLTMH dan
• 13 lokasi PLTS skala besar.
d. Jumlah rekomendasi wilayah kerja
Jumlah Usulan rekomendasi Wilayah Kerja yang dimaksud dalam indikator kinerja
adalah Usulan rekomendasi Wilayah Kerja Pertambangan WKP dan Wilayah
Pertambangan WP. Pada tahun 2013 ini dari 21 rekomendasi usulan WKPWUPWPN
terealisasi sebanyak 9 rekomendasi, dengan rincian sebagai berikut:
• 2 usulan rekomendasi WKP panas bumi,
tidak dapat terealisasi karena sampai akhir Desember 2013 WKP Danau Ranau
dan WKP Lawu masih dalam proses lelang;
• 7 usulan rekomendasi WP, semua
terealisasi. •
12 usulan rekomendasi WKP Shale Gas,