72
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Beberapa langkah strategis untuk mencapai target realistis produksi gas bumi tahun 2014, antara lain
adalah: •
Optimasi produksi pada lapangan eksisting antara lain melalui inill drilling dan workover.
• Percepatan produksi dari pengembangan
lapangan-lapangan baru seperti lapangan Kepodang Petronas Carigali Muriah Ltd. dan
Madura BD Husky. •
Peningkatan kehandalan fasilitas produksi untuk mengurangi gangguan produksi
mengingat mayoritas fasilitas produksi
Gambar 5.18 – Peta Sebaran Potensi Batubara Indonesia
Gambar 5.20 – Cadangan Batubara Tahun 2013
Gambar 5.19 – Proporsi Cadangan Batubara Dunia
a- n
ig ah
n rsi
ari ya
ua ,
na n
rsi h
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
•
•
No Perusahaan
Tonase Juta Ton
GCV GAR 1.
PLTU a. PT. PLN Persero
49,29 66,32
4.000 - 5.200 b. IPP
9,82 13,21
4.000 - 5.200 c. PT Freeport Indonesia
0,83 1,12
5,800 d. PT Newmont Nusa Tenggara
0.55 0,74
5,000
2. Metalurgi
a. PT Inco Indonesia Tbk 0,20
0,27 5.900
b. PT Aneka Tambang Persero Tbk 0,19
0,26 6.600
c. PT. Krakatau Steel Persero Tbk 0,35
0,47 4.500 – 5.000
3. Semen, Tekstil, Pupuk dan Pulp
a. Semen 9,80
13,19 4.200 - 6.300
b.Tekstil dan Produk Tekstil 1,93
2,59 5.000 - 6.500
c. Pupuk 0,76
1,02 4.200
d. Pulp 0,60
0,81 4.500 - 5.500
TOTAL 74,32
100.0
eksisiting merupakan fasilitas yang sudah cukup tua.
• Peningkatan koordinasi dengan instansi
terkait dalam rangka percepatan penyelesaian permasalahan yang berkaitan
dengan perijinan, tumpang tindih dan pembebasan lahan, serta keamanan.
Cadangan gas bumi status 1 Januari 2013 adalah sebesar 150,391 TSCF. Cadangan tersebut
mengalami penurunan sebesar -0,308 TSCF -0,20 dibandingkan status 1 Januari 2012
sebesar 150,699 TSCF. Penurunan cadangan terjadi pada KKKS seperti UBEP Jambi, Total Indonesie,
Chevron Ind.Inc., BP Muturi NBV, BP Berau LTD., Hess Pangkah Limited, Elnusa Bangkanai, Kangean
Energy Ind., VICO, ENI, PHE ONWJ.
3. Coal Bed Methane
Sampai dengan akhir tahun 2013 masih dalam tahap pengembangan dan belum berproduksi.
4. Produksi Batubara
Pencapaian sasaran meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik sangat ditentukan
oleh ketersediaan batubara yang dihasilkan dari produksi PKP2B, PT BA dan IUP yang saat ini ada.
Dari rencana produksi sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No. 2934 K30
MEM2012 adalah sebesar 366.042.287 ton, sampai dengan akhir Desember 2013 realisasi
produksi batubara sudah mencapai 421 juta ton atau realisasi capaiannya 115 terhadap target
tahun 2013 sebesar 366 juta ton. Kalau melihat data realisasi produksi batubara
periode 5 tahun terakhir 2009-2013, maka ada kecenderungan adanya trend positif pertumbuhan
rata-rata produksi batubara sebesar 13,8 tahun, hal ini berimplikasi pada peningkatan
perekonomian nasional, karena secara langsung juga berdampak pada peningkatan Penerimaan
Negara state revenue.. realisasi produksi batubara yang tercatat adalah
yang berasal dari perusahaan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara PKP2B,
PT. Bukit Asam PTBA dan IUP. Untuk PKP2B, pertumbuhan produksi batubara selama kurun
Gambar 5.21 – Perbandingan Produksi dan Ekspor
Batubara di Beberapa Negara Tahun 2013
Tabel 5.10 – DMO Tahun 2013 sesuai KepMen ESDM No. 2394 K30MEM2012
13, i
r a
74
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
waktu lima tahun terakhir sebesar 9,9tahun. Sedangkan pertumbuhan produksi batubara PTBA
mengalami hal yang positif sebesar 7,9tahun. Kemudian produksi batubara dari IUP mengalami
pertumbuhan positif sebesar 34,2tahun. Pertumbuhan produksi batubara dari IUP memang
cukup bagus, namun hal ini menjadi antisipasi dikarenakan pertumbuhan produksi juga harus
sejalan dengan peningkatan kesadaran akan good mining practice dan pemenuhan kebutuhan
produksi dalam negeri. Karena jangan sampai terus melakukan penambangan tetapi tidak
melihat sisi keselamatan, penambangan yang baik dan juga tidak memperhatikan sisi lingkungan.
Semua stakeholder harus memahami bahwa peran batubara selain sebagai komoditi, artinya
sebagai sumber pemasokan pendapatan Negara, juga merupakan sebagai sumber energi. Batubara
sebagai sumber energi yang dipergunakan untuk kepentingan dalam negeri juga dipergunakan
untuk kepentingan industri dalam negeri.
Potensi dan Cadangan Batubara Indonesia Sumber daya batubara Tahun 2013 adalah sebesar
120,5 milyar ton untuk tambang terbuka dan 41 milyar ton tambang bawah permukaan serta jumlah
cadangan batubara sebesar 31 milyar ton. Sumber daya dan cadangan batubara tersebut tersebar di beberapa
lokasi di Indonesia dengan nilai kalori yang berbeda, mulai dari kalori rendah sampai kalori sangat tinggi.
Dari peta sebaran potensi sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia, dapat dilihat bahwa cadangan
batubara terbesar berada di Pulau Kalimantan sekitar 57,6 dan Sumatera 42,4, sedangkan di tempat
lain potensinya tidak terlalu besar dan masih sedikit diusahakan.
Dilihat dari sisi global menurut data dari Statistical Review of World Energy 2013, BP Statistics, cadangan
batubara Indonesia hanya 0,6 dari cadangan batubara dunia. Negara-negara dengan cadangan Batubara
terbesar The Big Five di dunia adalah Amerika berada di urutan pertama dengan proporsi sebesar 27,6 dari
cadangan dunia, selanjutnya Rusia di urutan kedua dengan proporsi 18,2, urutan ketiga China memiliki
13,3, kemudian Australia dengan proporsi 8,9 serta terakhir adalah India dengan proporsi 7,0 dari
cadangan dunia. Menurut data dari Wood Mackenzie, untuk Tahun 2013, meskipun China memiliki cadangan
yang besar, dari semua produksi batubara China tidak diekspor terlalu besar dan perbandingan antara
produksi dan ekspor kecil. Hal ini menunjukkan bahwa keberpihakan kebijakan
pemerintah China terhadap kepentingan nasional national interest sehingga sebagian besar batubara
China dipakai untuk domestik. Sedangkan rasio perbandingan batubara Produksi dan Ekspor batubara
Indonesia sangat kecil, berarti memang hampir sebagian diekspor dan masih kecil penggunaannya
untuk domestik. Di sisi produksi batubara, kalau dilihat data realisasi
produksi batubara periode 5 tahun terakhir 2009- 2013, maka ada kecenderungan adanya trend positif
pertumbuhan rata-rata sebesar 13,8tahun seperti ditunjukkan pada Gambar 1.9. Saat ini, rata-rata 80
dari total produksi batubara Tahun 2009-2013 diekspor, terutama ke China, Jepang, Korea Selatan, India, Taiwan
Hongkong dan beberapa negara anggota Uni Eropa seperti Spanyol, Italia dan Belanda.
5. Pasokan Batubara Untuk Kebutuhan Dalam Negeri
Domestic Market Obligation DMO batubara adalah kewajiban pemasokan batubara untuk
kebutuhan pemakai batubara di dalam negeri. DMO batubara dikenakan kepada badan usaha
pertambangan batubara di Indonesia, dalam rangka mengamankan penyediaan batubara
dalam negeri. Dalam pelaksanaan kebijakan DMO batubara, produsen batubara diwajibkan menjual
sejumlah tertentu batubara yang diproduksikannya ke dalam negeri, yang selanjutnya disebut sebagai
kuota DMO batubara. Penentuan besarnya kuota DMO batubara dilakukan setiap tahun berdasarkan
jumlah kebutuhan batubara dan tingkat produksi batubara pada tahun yang bersangkutan.
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 2934 K30MEM2012 tentang Penetapan Kebutuhan
dan Persentase Minimal Penjualan untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2013 maka
untuk DMO tahun 2013 sebesar 74,32 juta ton atau sekitar 20,30 dari total produksi batubara