76
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
perak; PT Antam, Tbk yang menghasilkan bijih nikel, emas dan perak; PT Timah, Tbk menghasilkan
timah; dan PT. Inco, Tbk menghasilkan nikel mate. Penyusunan rencana produksi mineral oleh
suatu perusahaan perlu mendapat perhatian dan telaahan dikaitkan dengan kepentingan
nasional berupa terjaminnya pasokan untuk kebutuhan dalam negeri, optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya dan cadangan layak tambang, intensitas kegiatan eksplorasi
yang akan menambah jumlah cadangan layak tambang dan memperpanjang masa operasi,
kualitas dan kuantitas produk, cut of grade, hargapermintaan pasar, keuntungan yang akan
diperoleh, konservasi bahan galian, legal aspek berupa tingkat produksi yang sesuai dengan
dokumen Studi Kelayakan dan Amdal yang disetujui, disamping memptenaGertimbangkan
hambatan–hambatan pengusahaan. Penyusunan Rencana Produksi Mineral perlu dilaksanakan
untuk mengetahui kemampuan produksi mineral dan batubara nasional sehingga dapat dijadikan
acuan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan perencanaan produksi serta optimalisasi produksi
dan pemanfaatan suatu kegiatan pengusahaan bahan galian mineral.
Produksi mineral tahun 2013 relatif baik yaitu mencapai 135,54 Juta ton, melebihi dari jumlah
produksi mineral yang ditargetkan yaitu sebesar 78,65 Juta atau capaian kinerja sebesar 172,34.
Pada tahun 2013 terdapat peningkatan produksi dari beberapa komoditi mineral dibanding tahun
2012 seperti produksi bijih nikel, bauksit, dan bijih besi sampai menyentuh angka 146, 186
dan 190. Walaupun terdapat komoditi yang produksinya menurun seperti emas dan timah
yang hanya berproduksi 78,6 dan 92,63
Gambar 5.23 – Produksi Mineral 2010 - 2013
•
• NO
NAMA BADAN USAHA LOKASI
KAPASITAS DISAIN
1 PT. PATRA SK
Dumai, Riau 25 ribu barelhari unconverted oil
2 PT. PRIMERGY SOLUTION
Gresik, Jatim 600 tonbulan pelumas bekas
3 PT. TAWU INTI BATI
Karawang, Jabar 48.000 tontahun pelumas bekas
4 PT. PETROGAS JATIM UTAMA
Lamongan, Jatim 500 tonbulan sludge oil
5 PT. ISANO LOPO INDUSTRI
Tangerang, Banten 2500 KLtahun pelumas bekas
6 PT. TRI PUTRI ATARI
Cilegon, Banten 120 KLhari pelumas bekas
7 PT. LAGUNA INDUSTRI NUSANTARA
Tangerang, Banten 1500 KLbulan pelumas bekas
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
dibandingkan tahun 2012.
7. Produksi BBM
Terkait jaminan pasokan BBM dari kilang dalam negeri, dengan semakin tingginya tingkat
konsumsi BBM sementara pasokan BBM dari kilang cenderung tetap dikarenakan tidak adanya
pembangunan fasiltas kilang BBM di Indonesia semenjak tahun 1994, maka persentase pasokan
BBM dari kilang domestik hanya sebesar 51.33 dari total konsumsi BBM nasional. Sebagai
gambaran, konsumsi BBM PSO Premium, Kerosene, Solar pada tahun 2012 sebesar 45,27
juta KL, pada tahun 2013 meningkat menjadi 48 juta KL. Selisih pasokan tersebut akhirnya dipenuhi
oleh impor BBM yang dilakukan oleh Pertamina maupun impor BBM oleh Badan Usaha ritel asing
yang terdaftar. Jumlah impor BBM yang semakin hari semakin meningkat akan berakibat pada
menurunnya kemampuan pasok BBM dari kilang dalam negeri.
Kapasitas total kilang minyak yang beroperasi di Indonesia pada akhir tahun 2013 adalah sebesar
1.157,1 MBCD yang terdiri atas: 1
Kilang PT Pertamina Persero dengan total kapasitas 1047,3 MBCD
• RU-II Dumai Sungai Pakning : 177 MBCD
• RU-III Plaju S. Gerong
: 127,3 MBCD •
RU-IV Cilacap : 348 MBCD
• RU-V Balikpapan
: 260 MBCD •
RU-VI Balongan : 125 MBCD
• RU-VII Kasim
: 10 MBCD
2 Kilang Pusdkilat Migas Cepu dengan
kapasitas 3,8 MBCD 3
Kilang PT Trans Paciic Petrochemical Indotama TPPI dengan kapasitas 100 MBCD,
mengolah bahan baku berupa kondensat mulai beroperasi kembali pada November
2013 4
Kilang PT Tri Wahana Universal TWU dengan kapasitas 6 MBCD, dan rencana operasi
train 2 dengan kapasitas 10 mbcd pada pertengahan 2014.
Selain dari skema pengolahan minyak bumi kondensat, BBM juga dihasilkan dari pengolahan
hasil olahan, seperti dari pelumas bekas, uncorverted oil atau sludge oil. Berikut daftar
badan usaha pemegang izin usaha pengolahan hasil olahan di Indonesia.
Dari kapasitas kilang minyak sebesar 1.157,1 MBCD, diperkirakan pada akhir tahun 2013
dihasilkan Bahan Bakar Minyak BBM sebesar 37 juta KL , hal ini tentunya tidak sebanding dengan
Gambar 5.24 -- Produksi BBM Kilang Indonesia
•
• u
li 2013,
k n
n g di
mi V
da u,
n ilik
a
78
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
konsumsi BBM yang diperkirakan mencapai 73 juta KL sehingga kekurangannnya harus dipenuhi
dari impor. Beberapa kendala operasi yang dialami oleh kilang minyak antara lain:
• Kilang minyak Pertamina RU-VII Sorong
baru beroperasi kembali pada awal 2013, sebelumnya dapat dioperasikan oleh
Pertamina sejak mengalami kendala teknis pada kolom distilasinya pada bulan Maret
2010. •
Kilang TPPI baru beroperasi kembali pada November 2013, sebelumnya tidak
beroperasi dikarenakan adanya kendala non teknis.
Perkembangan kilang di Indonesia tidak mengalami kemajuan semenjak RU IV Balongan
beroperasi pada tahun 1994. Mulai saat itu, tidak ada lagi penambahan fasilitas kilang baru milik
Pertamina. Tercatat hanya kilang milik swasta dengan kapasitas kecil, yaitu kilang milik PT
TWU dan PT TPPI di Jawa Timur yang beroperasi. Penambahan kilang baru oleh Pertamina yang
direncanakan akan dibangun adalah Kilang Balongan II dan Kilang Tuban. Sedangkan
pengembangan kilang existing akan dilakukan melalui penambahan fasilitas RFCC di RU IV
Cilacap, proyek Centralized Crude Terminal di RU V Balikpapan, proyek Open Access dan Calciner
di RU II Dumai dan proyek revamping FCCU RU III Plaju. Sedangkan PT TWU yang semula hanya
mempunyai 1 train dengan kapasitas 6 mbcd akan menambah 1 train lagi dengan kapasitas
10 mbcd yang berencana beroperasi pada pertengahan 2014 ini. Baik train 1 atau train 2 PT
TWU menggunakan sumber crude Banyu Urip yang diproduksi PT MCL.
Pembangunan unit RFCC di RU IV cilacap dengan kapasitas 62 MBSD direncanakan akan
menghasilkan tambahan produksi 62.000 HOMC 92 25.000 – 35.000 bph, LPG, propilen, dan fuel oil.
Proyek ini direncanakan onstream pada tahun 2016.
Gambar 5.25 -- Perkembangan Kapasitas Kilang Minyak dan Hasil Olahan Indonesia
Tabel 5.11
Kebutuhan BBM PSO 2013 - 2016
an ak
a uk
ang ng
angunnya maupun teknis pelaksanaannya.
URAIAN Realisasi
2013 2014
2015 2016
Premium+Biopremium 30.8
32.32 30,751 33,211
Minyak Tanah 1,2
0.9 1,300
1,300
M. Solar+Biosolar 16.2
14.13 17,896 19,296