Jumlah NSPK yang ditetapkan dan diberlakukan

196 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2013, adalah sebagai berikut: Pagu anggaran KESDM tahun 2012 sebesar Rp. 16,5 triliun yang terdiri dari pagu KESDM murni sebesar Rp. 7,4 trilun dan pagu yang dilaksanakan oleh PT PLN Persero untuk kegiatan Ikitring dan Lisdes sebesar Rp. 9,06 triliun. Realisasi anggaran KESDM murni sekitar 63,06, namun apabila dilihat dari total realisasi KESDM murni dan PT PLN Persero mencapai 59,78. Realisasi anggaran Kementerian ESDM tahun 2013 adalah sebesar 64,02, pencapaian ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar 63,06. Beberapa kendala yang menyebabkan realisasi anggaran Kementerian ESDM masih relatif rendah antara lain: a. Kendala pada Proyek Ketenagalistrikan: • Pembangunan isik Ketenagalistrikan tidak dapat dilaksanakan karena proses penerbitan Izin Lokasi dari BupatiGubernur wilayah terkait dan izin Penggunaan Lahan Hutan dari Kementerian Kehutanan • Pembangunan infrastruktur Ketenagalistrikan terganjal karena permintaan ganti rugi • Rekomposisi Izin Multiyears Contract MYC tidak disetujui Menteri Keuangan • Kurangnya data dari Pemerintah Daerah dan Kementerian Perumahan Rakyat Kemenpera untuk pelaksanaan Program Listrik Murah dan Hemat b. Gagal lelang pada proses pengadaan di lingkungan Kementerian ESDM terutama pada kegiatan di sub sektor Migas dan Penunjang sehingga tidak dimungkinkan lagi untuk dilelang ulang karena tidak mencukupinya waktu pelaksanaan. c. Sis PaguSisa KontrakSisa Lelang d. Penyesuaian pada Honor Output Kegiatan karena pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 6 | PENUTUP 06 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 198 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah peningkatan pemberdayaan kapasitas nasional 108,4 dan 4 Persentase pemanfaatan energi Non BBM dalam rangka diversiikasi energi 117,2.

6.2. Capaian Kinerja Sasaran Strategis Sesuai dengan Rentra Tahun 2010 – 2014 Kementerian

ESDM terdapat 14 sasaran strategis yang ditargetkan untuk diwujudkan dalam Tahun 2013. Hasil pengukuran terhadap kinerja sasaran strategis ini menunjukkan bahwa secara umum capaian kinerja telah sesuai dengan target yang ditetapkan. Merujuk pada tabel di bawah ini terdapat beberapa Indikator kinerja sasaran yang capaian kinerjanya sesuai dan melampaui target, yaitu: 1 Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversiikasi energi 123,27; 2 Optimalnya ekspor dan impor sektor ESDM 121,82 3 Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik 116,16 4 Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi dan mineral 107,12. Sedangkan sasaran strategis yang capaian kinerjanya sedikit di bawah target 90-99,5 adalah sebagai berikut : 1 Peningkatan eisiensi pemakaian dan pengolahan energi 99,8; 2 Terwujudnya peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah 92,27; Selanjutnya sasaran strategis yang nilainya di bawah 90 adalah 1 Meningkatnya investasi sektor ESDM 66,58 . 6.3. Komitmen Langkah Perbaikan Ke Depan Selanjutnya seluruh capaian IKU dan sasaran strategis di atas telah dievaluasi untuk mendapatkan umpan balik guna perbaikan kinerja di masa-masa mendatang. Hal merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi Kementerian ESDM untuk meningkatkan kinerja organisasi pada periode berikutnya. Langkah-langkah ke depan yang harus dilakukan oleh Kementerian ESDM dalam upaya memperbaiki kinerja dan menghadapi tantangan ke depan, antara lain: 1. Meningkatkan koordinasi dengan para pemangku kepentingan stakeholders di sektor ESDM guna mewujudkan Visi ESDM, yaitu: ‘Terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi serta peningkatan nilai tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan untuk memberikan manfaat yang PENUTUP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2013 merupakan media perwujudan pertanggungjawaban atas pencapaian pelaksanaan visi dan misi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menuju good governance dengan mengacu pada Rencana Strategis Tahun 2010-2014. Penyusunan LAKIP ini mengacu pada, Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah AKIP, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. LAKIP ini merupakan LAKIP tahun ketiga pelaksanaan RPJMN Tahun 2010-2014. Namun demikian, informasi kinerja yang disajikan tidak hanya untuk tahun berjalan saja tetapi juga mencakup periode-periode sebelumnya. Sebagaimana telah diuraikan dalam bab sebelumnya bahwa pengukuran kinerja ESDM dalam Tahun 2013 terbagi dalam 2 kategori, yaitu: 1 Capaian Kinerja Utama sesuai hasil pengukuran kinerja atas IKU; dan 2 Capaian Kinerja sasaran strategis yang mengacu pada Renstra KESDM Tahun 2010 – 2014. Secara umum pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam tahun 2013 telah sesuai dengan yang ditargetkan, bahkan diantara sasaran strategis tersebut memperoleh nilai capaian lebih dari 100 persen. Namun, masih terdapat beberapa IKU yang masih belum mencapai target yang ditentukan. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini :

6.1. Capaian Kinerja Utama Tahun 2013 Merujuk pada tabel 6.1 yang berisi informasi ringkasan

capaian kinerja Indikator Kinerja Utama IKU, dapat disimpulkan bahwa secara umum capaian kinerja IKU dalam Tahun 2013 telah sesuai dengan target yang ditetapkan. Bahkan untuk beberapa IKU capaiannya melampaui target, yaitu: 1 Prosentase penerimaan negara sektor ESDM adalah 110,95 terhadap target APBN; 2 Jumlah produksi mineral 172,34; 3 Persentase Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 6 | PENUTUP Tabel 6.1 – Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 No Uraian Satuan Capaian 1. Jumlah penerimaan negara di sektor energi dan sumber daya mineral terhadap target APBN Triliun Rp 110,95

2. Jumlah realisasi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral

Milyar US 66,58

3. Jumlah Kontrak Kerja Sama di sektor energi dan sumber daya mineral

yang telah ditawarkan dan ditandatangani: a. Penawaran WK Migas Konvensional WK 45,00 b. Penandatanganan KKS Migas Konvensional KKS 43,33 c. Penawaran WK Non Konvensional WK 16,67 d. Penandatanganan KKS Non Konvensional KKS 16,67 e. WK Pertambangan Panas Bumi yang telah dilelang WKP

4. Jumlah produksi :

a. Minyak bumi MBOPD 98,21 b. Gas bumi MBOEPD 95,2

c. Batubara

Juta Ton 107,67

d. Mineral

172,34 - Logam Tembaga Ribu Ton 82,57 - Emas Ribu Ton 67,05 - Timah Ribu Ton 88,00 - Bijih Nikel Ribu Ton 162,16 - Bauksit Ribu Ton 186,67 - Bijih Besi Ribu Ton 172,72 e. Listrik MW 104,14 f. Uap panas bumi Juta Ton 93,64 g. Bioetanol Kilo Liter h. Biodiesel Kilo Liter 64,00 i. Biogas M 3 245,44 Persentase pengurangan Volume Subsidi: 5 a. BBM Ribu KL 96,35 b. LPG 3kg Juta MT 100,20

c. Listrik

102.69 200 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah No Uraian Satuan Capaian 6. Persentase pemanfaatan produk di sektor energi dan sumber daya mineral : a. Persentase pemanfaatan hasil produksi minyak bumi domestik yang diolah menjadi LPG, BBM, dan hasil olahannya 75,49 b. Persentase pemanfaatan produksi gas untuk kebutuhan domestik 79,17 c. Persentase hasil pemanfaatan mineral dan batubara untuk kebutuhan domestik 97,00 d. Persentase pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi 100 e. Rasio Elektrifikasi 103,68

f. Penurunan Intensitas Energi

101,97

7. Persentase peningkatan pemberdayaan kapasitas nasional:

a. Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional di sektor energi dan sumber daya mineral terhadap Tenaga Kerja di sektor energi dan sumber daya mineral 103,13 b. Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam pembangunan di sektor energi dan sumber daya mineral 113,78

8. Persentase kemampuan pasokan energi BBM dalam negeri

75,49

9. Persentase peningkatan peran sektor sektor energi dan sumber daya

mineral dalam pembangunan daerah : a. Jumlah Dana Bagi Hasil Rp Triliun 48,48 b. Jumlah Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Community Development Rp Miliar 79,77 c. Jumlah Desa Mandiri Energi berbasis BBN dan Non-BBN DME 110,00

d. Jumlah rekomendasi wilayah kerja

Rekomendasi 42,86 e. Jumlah wilayah yang teraliri jaringan gas untuk rumah tangga Wilayah 100 f. Jumlah wilayah yang terbangun fasilitas dan pemanfaatan gas untuk transportasi Wilayah 100

10. Persentase pemanfaatan energi Non BBM dalam rangka diversifikasi energi :

a. Pangsa Gas Bumi

78,6 b. Pangsa Batubara 105,32

c. Pangsa Panas Bumi

104,95 d. Pangsa Tenaga Air 109,71 e. Pangsa Bio Energi 187,5