Persentase Satker yang telah tertib dan taat pada peraturan perundang-undangan dalam

186 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah setiap pelaksanaan dan pengelolaan sumber daya Tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai penjamin UnitSatker di lingkungan Kementerian ESDM mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pengelolaan sumber daya. Pada tahun 2013 Inspektorat Jenderal menargetkan 50 UnitSatker yang tertib dan taat dalam administrasi serta tercapainya eisiensi,efektiitas dan ekonomis dalam pelaksanaan kegiatan masing- masing unitsatker. Sebagai alat ukur,maka Inspektorat Jenderal membandingkan unitsatker yang telah menindaklanjuti hasil temuan dengan baik, dengan saldo temuan yang telah ditindak lanjuti. Tabel di bawah menjelaskan hasil Pemeriksaan operasional yang telah ditindak lanjuti masing- masing unitsatker menunjukkan pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan selama tahun 2013 dalam penegakan peraturan perundang-undangan. Pemantauan Tindak Lanjut yang. Target 45 lima puluh UnitSatker di lingkungan Kementerian ESDM mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pengelolaan sumber daya tercapai. Berdasarkan pemantauan tindak lanjut Badan Diklat KESDM berhasil menindak lanjuti 100 seluruh temuan hasil pemeriksaan sampai dengan tahun 2013, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara kurang berinisiatif menindak lanjuti temuannya, unitsatker yang lain masih memiliki saldo temuan, direncanakan pemantauan tahun 2014 dapat mendorong unitsatker untuk segera menindak lanjuti saldo temuannya. Beberapa kondisi kasus yang terjadi di lingkungan Kementerian ESDM memerlukan pendampingan khusus, Inspektorat Jenderal melakukan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu tahun 2013 dilaksanakan dengan pertimbangan: a. Permintaan Pimpinan b. Pengaduan masyarakat Beberapa unit di lingkungan Kementerian ESDM mendapatkan pendampingan khusus PDTT tahun 2013 antara lain: a. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS b. Listrik Perdesaan Kepulauan Riau c. Listrik Perdesaan Provinsi Maluku Pemeriksaan tersebut diatas diselesaikan tepat waktu dengan tim pemeriksa yang memiliki kompetensi pada bidang tersebut,pemeriksaan dilakukan melalui cek isik dan saran yang diberikan akan ditindaklanjuti demi kemajuan unitsatker yang bersangkutan. Selain itu beberapa hal yang menjadi perhatian masyarakat pada tahun 2013 adalah diterima surat pengaduan melalui pos sebanyak 4 surat yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu: a. Tiga Surat dengan proil permasalahan Hukum PeradilanHAM tertuju pada Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara b. Satu surat dengan proil permasalahan Korupsi Pungutan liar tertuju pada Badan Pendidikan dan Pelatihan. dan Pemberantasan Korupsi dan Instruksi Presiden No Unit Eselon I Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Pencapaian Kinerja Jumlah 1 Sekretariat Jenderal 26.37 14.04 11.25 15.03 68.36 2 Inspektorat Jenderal 24.83 7.08 17.86 12.50 62.27 3 Ditjen Migas 28,47 10,47 11,90 21,50 72,34 4 Ditjen Minerba 30.42 15.70 11.76 12.25 77.58 5 Ditjen EBTKE 26.25 14.38 12.22 12.57 65.42 6 Badan Geologi 33.40 15.96 16.70 21.25 87.32 7 Badan Pendidikan dan Pelatihan 28.25 18.00 18.25 17.50 82.00 8 Badan Penelitian dan Pengembangan 33.29 18.67 11.00 12.50 75.46 9 Sekretariat Jenderal DEN 27.43 5.3 10.00 1.58 44.28 10 BPH Migas 31.63 17.5 12.5 61.63 Tabel 5.69 – Perbandingan UnitSatker yang Telah Menindaklanjuti Hasil Pemeriksaan Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 5 | AKUNT ABILIT AS KINERJA Dan masing-masing surat tersebut telah diteruskan kepada unitsatker terkait untuk langsung dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berkompeten dan terkait. Tetapi sejak tahun 2010 hasil tindak lanjut dari surat pengaduan masyarakat tersebut tidak dilaporkan kepada Inspektorat Jenderal dan menjadi tanggung jawab unitsatker yang dituju.

2. Jumlah unit eselon I yang akuntabilitas

kinerjanya meningkat Sistem pengukuran dan evaluasi kinerja pada unitsatker dilingkungan eselon I dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal dengan tujuan: a. Memperoleh informasi tentang Implementasi Sistem AKIP b. Menilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah c. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi. d. Memonitor Tindak Lanjut hasil evaluasi periode berikutnya Evaluasi dilaksanakan terhadap 4 empat komponen besar manajemen kinerja yang meliputi: Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja PK, serta dokumen terkait lainnya,hasil evaluasi yang dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran dari 0 s.d 90, pembobotan dengan range 0 – 90 diberikan karena komponen evaluasi kinerja tidak dimasukkan dalam ruang lingkup evaluasi AKIP Eselon I, tetapi masuk dalam ruang lingkup evaluasi Kementerian. Berikut Nilai hasil evaluasi AKIP pada Eselon I : Dokumen yang akan dievaluasi adalah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2012, Recana Strategis Renstra, Rencana Kinerja Tahunan RKT, Penentapan Kinerja PK, dan dokumen lainnya. Kesimpulan dari hasil evaluasi berdasarkan nilai yang diperoleh, tahun 2013 unit Eselon I yang mendapatkan persentase nilai tertinggi adalah: a. Badan Geologi b. Badan Pendidikan dan Pelatihan c. Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara

3. Jumlah unit eselon I mendapat score baik dalam mengimplementasikan Penilaian Inisiasi

Anti Korupsi PIAK Inspektorat Jenderal sebagai aparat pengawas internal pemerintah bertanggung jawab untuk menciptakan aparatur pemerintah yang akuntabel, professional, jujur, kreatif dan bebas KKN yang mendukung terwujudnya good governance dan clean governance. Sejak Tahun 2011, Inspektorat Jenderal bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi melaksanakan kegiatan PIAK Penilaian Inisiatif Anti Korupsi guna mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan yang berakibat kerugian negara. Tahun 2013 Inspektorat Jenderal melanjutkan semangat Anti Korupsi dengan mengikuti Kegiatan Pembangunan Zona Integritas di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Tabel 5.70 – Indikator Kinerja Sasaran 6 Penunjang No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian 1. Jumlah usulan Paten, Hak Cipta, dan litbang inovasi Usulan 8 20 250 2. Jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi Makalah 51 62 121,57 3. Jumlah Pilot PlantDemo Plant atau Rancang BangunFormula Pilot Plant Prototype Demo Plant 24 26 108,33 4. Indeks kepuasan pelanggan atas layanan jasa teknologi di bidang penelitian dan pengembangan ESDM dan sertifikasi produk 90 89 99,26 188 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah. Pembangunan Zona Integritas diawali dengan Penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan KESDM dan dilanjutkan dengan Pencanangan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi di Lingkungan Kementerian ESDM bertempat di Lobby Gedung Sekretariat Jenderal KESDM, pada tanggal 14 Desember 2013. Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah berperan sebagai Unit Penggerak Integritas UPI dalam proses Pembangunan Zona Integritas. UPI berperan sebagai pembina melalui kegiatan konsultansi sosialisasi, bimbingan teknis. Dalam melaksanakan perannya sebagai UPI, Inspektorat Jenderal KESDM telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut : a. Pembentukan Satuan Tugas Unit Penggerak Integritas, dengan Keputusan Inspektur Jenderal Nomor 564 K73IJN2013 tanggal 22 April 2013 tentang Satuan Tugas Unit Penggerak Integritas Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral, • No. Judul Makalah Ilmiah Media 1. Karakteristik Batupasir Formasi Telisa Yang Berpotensi Menjadi Reservoir Pada Perangkap Stratigrafi LPMG 2. Peluang dan Tantangan Eksplorasi HC di Kawasan Misool Papua Barat LPMG 3. Perancangan Surfaktan Protein untuk Pengurasan Minyak LPMG 4. Studi Pengaruh Cairan Rumen dan Jenis Batubara untuk Produksi Gas Metana LPMG 5. Pengaruh Konsentrasi Cairan Rumen Terhadap Produksi Gas Metana dari Berbagai Jenis Batubara LPMG 6. Produksi Gas Metana Batubara Dengan Memanfaatkan Mikroba Rumen Pada Berbagai Variasi Suhu LPMG 7. Evaluasi Kapasitas Simpan CO 2 pada Formasi Geologi di Sumatera Selatan dan Pengaruhnya Terhadap Underlying Aquifer LPMG 8. Penentuan Tipe Batuan Facies Berdasarkan Parameter-Parameter Elastik Berdasarkan Kombinasi Data Sumur dan Seismik LPMG 9 Penyempurnaan Model analitik Hubungan Besaran Seismik dan Petrofisika, Berdasarkan Densitas Matriks dan Modulus Kering Batuan - Suatu Analisa Berdasarkan Data Sumuran LPMG 10 Integrasi Hasil Inversi AVO dengan Model Hubungan Sifat Petrofisika dan Atribut Seismik Bagi Penentuan Peta Porositas dan Saturasi Air LPMG 11 Analisis Tingkat Penarikan Produksi Minyak Lapangan-Lapangan Sumatera Selatan LPMG 12 Uji Injeksi Huff and Puff Surfaktan Berbasis MES Suatu Pembelajaran LPMG 13 Desain Formulasi Semen Ringan Light Weight Cement Untuk Mitigasi Kerusakan Formasi Akibat Penyemenan Pada Sumur GMB LPMG 14 Brine Mud Dengan Densitas Tinggi Yang Dapat Berfungsi Sebagai Fluida Pemboran dan Fluida Komplesi Pada Temperatur Tinggi LPMG 15 Rancang Bangun dan Pembuatan Prototype Rig CBM LPMG 16 Pengaruh Tekanan Hidrokraking Pada Komposisi Kimia Tar Batubara LPMG 17 Pengaruh Penambahan Asam Borat Pada Kemampuan Pelarut Kalium Karbonat Dalam Menyerap CO 2 LPMG 18 Perancangan Alat Penangkapan CO 2 Dengan Absorber dan Desorber LPMG 19 Enhancement seismic resolution based on Inverse Q Filter Case Study : X-Field SCOG 20 Differentiating coal and gas response on the seismic using Empirical Mode Decomposition EMD SCOG 21 Detecting Stratigraphic Discontinuities using Wavelet Transform of Well Data Analysis SCOG di Tabel 5.71 – Judul Makalah Ilmiah yang Telah Terpubikasikan di Bidang Minyak dan Gas Bumi