Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
1. Persentase penerimaan negara Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap target
APBN Pada tahun 2013, realisasi penerimaan sektor
ESDM mencapai Rp. 447,87 triliun atau sekitar 26 dari total penerimaan nasional. Penerimaan
sektor ESDM tersebut, bila dibandingkan dengan target tahun 2013 yang sebesar Rp. 403,65 triliun,
capaian kinerjanya mencapai 110,95, sedangkan jika dibandingkan dengan penerimaan tahun
2012 yang sebesar Rp. 425,34 triiliun adalah sebesar 105,3.
Besaran jumlah penerimaan negara sektor migas dipengaruhi antara lain realisasi lifting migas, harga
minyak mentah Indonesia ICP dan kurs. Walaupun realisasi lifting migas tidak mencapai target yang
ditetapkan dalam APBNP yaitu sebesar 840 MBOPD, dan harga rata-rata minyak mentah Indonesia ICP
periode Desember 2012-November 2013 adalah US105,82barel 98 dari asumsi dasar APBNP
namun karena terjadi perubahan kurs realisasi penerimaan negara menjadi 114 dari yang
ditetapkan dalam APBNP 2013. Sedangkan realisasi penerimaan sub sektor Energi
Baru Terbarukan sebesar 866,9 miliar melebihi target dari 403,5 miliar atau sebesar 214,8 di
sebabkan karena proyek Panas Bumi yang telah mencapai NOI Kamojang, Darajat, dan Gunung
Salak dan Wayang Windu. Sampai dengan akhir Desember 2013, realisasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak dari subsektor Minerba sebesar Rp 28,407 Triliun atau 87,14
dari target APBN 2013 untuk PNBP sebesar Rp 32,6 Triliun. Tetapi jika dibandingkan dengan target
APBN-P 2013 besaran PNBP sebesar Rp 33,1 Triliun, maka realisasi capaiannya hanya 85,82. Realisasi
PNBP sebesar Rp. 28,407 triliun tersebut, terdiri atas iuran tetap deadrent Rp. 818,044 milyar,
iuran produksi royalty Rp. 18,138 triliun dan penjualan hasil tambang Rp. 9,450 triliun.
2. Jumlah investasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral.
Total investasi sektor ESDM pada tahun 2013 mencapai US 27,82 miliar, realisasi investasi ini
masih dibawah target yang diharapkan yaitu sebesar US 41,78 miliar. Jika dibandingkan
dengan investasi tahun 2012 sebesar US 28,78 juta, terdapat penurunan investasi sebesar 3,45
yaitu sebesar US 0,95 miliar. Tidak tercapainya target investasi tahun 2013 pada
subsektor migas antara lain disebabkan karena faktor eksternal antara lain meliputi kondisi yang
disebabkan oleh ekonomi dunia, kenaikan harga minyak bumi, perubahan politik dunia. Sementara
bidang ketenagalistrikan, tidak tercapainya rencana investasi tahun 2011 disebabkan oleh
terkendalanya penyelesaian Proyek 10.000 MW Tahap I dan Tahap II yang tidak sesuai jadwal akibat
adanya permasalahan-permasalahan seperti pengadaan lahan, perizinan daerah, dan kendala
teknis pembangkit, dan terlambatnya penerbitan DIPA SLA.
Target investasi pada subsektor minerba yang dicanangkan tahun 2013 sub sektor mineral dan
batubara sebesar USD 3,769.03 juta, sampai dengan akhir Desember Tahun 2013 terealisasi sebesar USD
5,126.15 juta, atau meningkat sebesar 20,21 dari target. Adapun nilai investasi yang didapatkan berasal
dari rekapitulasi investasi KK, PKP2B, IUP BUMN diantaranya PT Timah, PT Bukit Asam Persero Tbk dan
PT Antam, Tbk serta Ijin Usaha Jasa Pertambangan IUJP dan Surat Keterangan Terdaftar SKT ditambah
dengan investasi smelter sebesar USD 1,190.10 juta.
3. Jumlah Kontrak Kerja Sama Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah ditawarkan
dan ditanda tangani.
a. Penawaran Wilayah Kerja Migas
Konvensional Pada tahun 2013 Pemerintah hanya
melaksanakan 1 satu kali Petroleum Bidding Round dengan jumlah penawaran sebanyak
18 wilayah kerja migas konvensional yang terdiri dari 2 dua wilayah kerja yang
ditawarkan melalui lelang reguler dan 16 enam belas wilayah kerja yang ditawarkan
melalui penawaran langsung. Sehingga dari target 40 wilayah kerja hanya
direalisasikan 18 wilayah kerja atau 45 dari target.Wilayah kerja migas yang ditawarkan
melalui tender reguler tahap I 2013 adalah
52
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Blok East Seringapatam, ofshore NTT dan Blok East Abadi, ofshore Maluku. Sedangkan
wilayah kerja migas yang ditawarkan melalui penawaran langsung tahap I 2013 adalah:
1 Blok Palmerah Baru, onshore Sumatra
Selatan Jambi 2
Blok Sakti, ofshore Jawa Tengah Jawa Timur
3 Blok North Madura II, ofshore Jawa
Timur 4
Blok North East Madura VI, ofshore Jawa Timur
5 Blok Anugerah, ofshore Jawa Timur
6 Blok East Bontang, onshore-ofshore
Kalimantan Timur 7
Blok North Adang, ofshore Makasar Strait
8 Blok South Sulawesi I, ofshore Sulawesi
Barat Selatan 9
Blok South Sulawesi II, ofshore Sulawesi Selatan
10 Blok South East Sulawesi I, ofshore Sulawesi Tenggara Tengah
11 Blok South East Sulawesi II, ofshore Sulawesi Tenggara
12 Blok West Abadi, ofshore Maluku 13 Blok Yamdena, ofshore Maluku
14 Blok South Aru, ofshore Maluku 15 Blok Bird`s Head, ofshore Papua
16 Blok Merauke, onshore Papua
b. Penandatanganan Wilayah Kerja Migas Konvensional
Pada tahun 2013, kontrak kerjasama migas kovensional yang telah ditandatangani
merupakan hasil dari penawaran wilayah kerja migas putaran II tahun 2012 dan
berjumlah sebanyak 13 kks yang antara lain terdiri dari: Merangin III, Menduwai, Ofshore
Mangkalihat, Air Sugihan, Kahayan, Central Mahakam, Bima Sakti, West Bangkanai, West
Sebuku, Of North X Ray, North East Tanjung, Sanggau, dan North East Bangkanai.
Pencapaian realisasi penandatanganan wilayah kerja migas konvensional sebanyak
LAKIP KESDM Tahun 2013 55
Gambar 5.2 – Penawaran Wilayah Kerja Migas Konvensional Tahap I Tahun 2013