Rancang Bangun Tabung ANG untuk Kendaraan Bermotor Roda Dua

144 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 10 ton dan ukuran molding 5- 12 cm. • Prototipe tabung ANG untuk sepeda motor dengan ukuran 1,5 dan 2 liter wc yang setara dengan 15 lt bensin.. Sasaran 14. Peningkatan industri jasa backward linkage dan industri yang berbahan baku dari sektor ESDM, antara lain pupuk forward linkage Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2013. Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:

1. Peningkatan industri jasa penunjang Sektor ESDM memberikan dampak backward linkage

dan forward linkage. Keberadaan industri ESDM membentuk backward linkage, yaitu terciptanya industri yang mendukung kegiatan industri ESDM tersebut. Contoh dari industri tersebut antara lain industri material dan peralatan di Batam seperti pabrikasi pipa, platform, alat-alat berat dan lain-lain. Selain itu, adanya industri ESDM juga menghidupkan forward linkage dimana industri lain seperti pabrik pupuk, petrokimia, dan industri lainnya tumbuh dan berkembang karena keberadaan dan operasi industri ESDM. Jumlah industri jasa penunjang minyak dan gas bumi Salah satu unsur penting dalam kegiatan usaha minyak dan gas bumi adalah adanya usaha penunjang minyak dan gas bumi. Usaha penunjang migas berperan penting dalam berbagai kegiatan usaha minyak dan gas bumi dari sektor hulu hingga hilir. Dengan demikian keberadaannya sangat penting bagi berbagai pihak yang terkait, termasuk investor pada sub sektor minyak dan gas bumi. Besarnya tingkat kebutuhan usaha penunjang migas nasional diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga dapat memberikan efek berantai multiplier efect bagi kegiatan perekonomian dalam negeri. Hal tersebut tentunya memerlukan pengelolaan dan pembinaan terhadap badan usaha penunjang migas secara transparan, terbuka dan adil dengan lebih berpihak pada usaha jasa penunjang migas dalam negeri yang secara teknis memenuhi persyaratan modal, kompetensi dan kualiikasi. sehingga dapat menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna dan penyedia barang dan jasa dalam hak dan kewajiban. Bentuk pembinaan usaha penunjang migas yang dilakukan oleh Ditjen Migas adalah dengan surat keterangan terdaftar yang diberikan kepada badan usaha penunjang migas yang kompeten dan berkualiikasi serta memenuhi persyaratan teknis dan nonteknis. Jumlah industri jasa penunjang Ketenagalistrikan Badan usaha penunjang tenaga listrik saat ini dituntut untuk bekerja secara profesional, hal ini karena badan usaha penunjang tenaga listrik memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang usaha penyediaan tenaga listrik yang andal, aman dan akrab lingkungan. Pada tahun 2013 realisasi jumlah industri jasa penunjang bidang ketenagalistrikan sebanyak 32 perusahaan, dari target 15 perusahaan, sehingga capaian kinerja ini sebesar 213. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, pembagian wewenang dalam pemberian izin usaha ketenagalistrikan sudah dipisah antara pemerintah pusat dan daerah. Pembagian wewenang tersebut berdasarkan kepada kepemilikan saham badan usaha tersebut. Jika badan usaha tersebut kepemilikan sahamnya mayoritas adalah asing danatau BUMN, maka perizinan dikeluarkan oleh Menteri. Akan tetapi jika badan usaha tersebut kepemilikan sahamnya mayoritas adalah dalam negeri maka perizinannya dilakukan oleh BupatiWalikota. Jumlah industri jasa penunjang mineral dan batubara Usaha Jasa Pertambangan adalah usaha jasa yang kegiatannya berkaitan dengan tahapan danatau bagian kegiatan usaha pertambangan. Penyelenggaraan usaha jasa pertambangan bertujuan untuk : a. menunjang kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan; b. mewujudkan tertib penyelenggaraan usaha jasa pertambangan darn meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan; c. mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi lokal dalam usaha pertambangan melalui usaha jasa pertambangan dengan mewujudkan Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 5 | AKUNT ABILIT AS KINERJA kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil; dan d. memberikan nilai tambah dalam industri pertambangan melalui penyediaan kesempatan kerja, pemanfaatan komponen lokal, investasi sektor jasa usaha pertambangan dan pajak usaha jasa pertambangan. Usaha jasa pertambangan dikelompokkan menjadi, yaitu: • Usaha Jasa Pertambangan: Usaha jasa yang kegiatannya berkaitan dengan tahapan dan atau bagian kegiatan usaha pertambangan. • Usaha Jasa Pertambangan Non Inti: Usaha jasa selain usaha jasa pertambangan yang memberikan pelayanan jasa dalam mendukung kegiatan usaha pertambangan meliputi: bidang-bidang di luar usaha jasa pertambangan. Perizinan yang diterbitkan untuk usaha jasa terdiri dari 2 jenis yaitu Izin Usaha Jasa Pertam bangan IUJP untuk usaha jasa pertambangan dan Surat Keterangan Terdaftar SKT untuk usaha jasa pertambangan non inti. Sampai dengan pertengahan triwulan IV tahun 2013 telah terdaftar perusahaan jasa pertambangan mineral dan batubara sebanyak 1.207 perusahaan yang terdiri atas 576 56 perusahaan pemegang Izin Usaha Jasa Pertambangan IUJP dan 631 44 perusahaan pemegang Surat Keterangan Terdaftar SKT. Pencapaian kinerja mengenai Jumlah industri jasa penunjang sub sektor pertambangan umum mineral dan batubara telah melampaui target sebesar 134 dari target sebesar 900 perusahaan, hal ini dimungkinkan karena pertumbuhan yang pesat terhadap industri jasa penunjang yang akan kemajuan industri pertambangan Indonesia dilihat dari data statistik menunjukkan trend positif rata-rata 19,3 tahun dari data tahun 2009-2013. Persentase Bidang Perusahaan Jasa yang masuk pasca terbit Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2009, sebagai berikut: • Tertinggi adalah bidang penambangan pengangkutan • Terendah adalah bidang pengolahan dan pemurnian • Lain – lain: konstruksi; penyelidikan umum, explorasi studi kelayakan; lingkungan pertambangan, pascatambang reklamasi ; dan keselamatan kesehatan Kerja

2. Terpenuhinya bahan baku industri pupuk Upaya Pemerintah dalam mendukung ketahanan

pangan melalui penongkatan penyediaan pupuk tidak dapat terlepas dari pemenuhan gas bumi sebagai bahan baku pupuk tersebut. Pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan gas bumi untuk pemenuhan industri pupuk baik untuk pabrik pupuk yang sudah ada existing maupun untuk pabrik pupuk revitalisasi. Kebutuhan gas bumi untuk pabrik pupuk adalah sebagai berikut. Pabrik Pupuk Iskandar Muda PIM, Nanggroe Aceh Darussalam Saat ini kebutuhan gas bumi untuk satu pabrik PT PIM adalah sebesar 55 MMSCFD atau sebesar 6 kargo LNGdan sebesar 7 kargo LNG di tahun 2014. Rencana pasokan gas untuk PIM di tahun 2015 berasal dari tail gas Arun dan mulai tahun 2016 rencananya akan dipasok oleh KKKS Medco Blok A bersamaan dengan mulai onstreamnya lapangan tersebut. Pabrik Pupuk Sriwidjaja, Sumatera Selatan Saat ini kebutuhan gas bumi untuk pabrik Pusri IB, III dan IV adalah sebesar 180 MMSCFD dipasok oleh PT Pertamina EP Region Sumatera bagian Selatan sebesar 166 MMSCFD dan dari Pertagas gas bumi berasal JOBP Talisman dan Golden Spike sebesar 14 MMSCFD. Sedangkan untuk pabrik Pusri II kebutuhan gas bumi sebesar 45 MMSCFD berasal dari Medco SCS. Revitalisasi pabrik Pusri IIB mulai beroperasi pada tahun 2015 yang akan dipasokKKKS Medco SCS dari pengalihan gas Pusri II mulai tahun 2015-2022. Kekurangan pasokan gas sebesar 17 MMSCFD akan dipasok oleh Pertamina EP mulai tahun 2015-2017. Untuk revitalisasi Pusri IIIB yang rencananya mulai beroperasi pada tahun 2017, belum ada kepastian pasokan gasnya. Pabrik Pupuk Kujang, Jawa Barat Kebutuhan gas bumi untuk parik Pupuk Kujang Cikampek PKC IA dan IB adalah masing-masing sebesar 57 MMSCFD dan 39 MMSCFD yang dipasok oleh PHE ONWJ dan Pertamina EP. Dalam upaya penghematan tingkat konsumsi bahan baku maupun energi serta ramah lingkungan, maka dilakukan revitalisasi pabrik pupuk yang sudah tua, yaitu mengganti pabrik PKC IA dengan PKC IC. Revitalisasi pabrik PKC IC rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2017. Alokasi gas bumi untuk pabrik PKC IC