Intensitas Energi content laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kementerian esdm tahun 2013

Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 5 | AKUNT ABILIT AS KINERJA Di sub sektor ketenagalistrikan, keterbatasan kemampuan penyediaan tenaga listrik untuk memenuhi pertumbuhan beban akibat investasi untuk penambahan kapasitas terpasang relatif kecil. Penambahan kapasitas pembangkit ini diakibatkan antara lain oleh keterbatasan kemampuan pendanaan ketenagalistrikan baik dari Pemerintah, BUMN, maupun swasta dan rendahnya ketertarikan investor untuk berinvestasi. Dalam rangka mewujudkan peningkatan investasi sector ESDM, ditetapkan 1 satu sasaran sebagai berikut: Sasaran 6. Meningkatnya investasi sektor ESDM Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 1 indikator kinerja sasaran. Berikut adalah Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya: Total investasi sektor ESDM pada tahun 2013 mencapai US 27,82 miliar, realisasi investasi ini masih dibawah target yang diharapkan yaitu sebesar US 41,78 miliar dan juga jika dibandingkan dengan investasi tahun 2012 sebesar US 29,76 miliar, terdapat penurunan investasi sebesar US 1,94 miliar. Tidak tercapainya target investasi tahun 2013 ini antara lain disebabkan karena kegiatan operasi sektor ESDM mengalami kendala seperti masalah penerapan asas cabotage dan permasalahan tata ruang pada kegiatan migas. Sementara bidang ketenagalistrikan, Tujuan II : Terwujudnya Peningkatan Investasi Sektor ESDM Peningkatan jumlah produksi ESDM tidak dapat di lepaskan dari pertumbuhan jumlah investasi. Dengan demikian jelas bahwa untuk menjamin ketersediaan energi dan sumber daya mineral secara merata dan berkesinambungan juga dibutuhkan adanya pertumbuhan jumlah investasi. Iklim investasi yang kondusif sangat penting bagi para pelaku usaha dan bagi Pemerintah sendiri, karena mayoritas investasi di sektor ESDM berasal dari pendanaan swasta. Sebagai gambaran, rencana investasi sektor ESDM tahun 2010-2014 diperkirakan sekitar Rp. 1.480 triliun. Mayoritas investasi sektor ESDM dilakukan dari Non-APBN yang terdiri dari swasta sekitar Rp. 1.016 triliun dan BUMN sekitar Rp. 384 triliun. Sedangkan porsi pendanaan Pemerintah dalam investasi tersebut hanya sekitar 5 atau Rp. 80,7 triliun. Kementerian ESDM selalu berperan dalam mendorong peningkatan aktiitas investasi di sektor ESDM. Nilai Investasi sektor ESDM sejak tahun 2005 hingga 2012 terus meningkat sekitar 67 dari US 11,9 miliar menjadi US 29,76 miliar. Belum optimalnya investasi untuk pengembangan sektor energi dan sumber daya mineral, disebabkan antara lain oleh tumpang tindih wilayah pertambangan dengan kehutanan, perkebunan; lamanya pemberian izin pinjam pakai wilayah hutan; alokasi tanah adat tanah ulayat, dan belum dicapainya nilai keekonomian harga uaplistrik dalam pengembangan panas bumi. No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi 2013 Realisasi 2012 Capaian 1 Jumlah Investasi Sektor ESDM : US Milyar 41,78 27,82 29,76 66,58 Jumlah Investasi sub sektor migas US Milyar 27,94 15,04 19,57 53,83 Jumlah Investasi bidang ketenagalistrikan US Milyar 6,49 4,31 5,62 66,41 Jumlah investasi bidang mineral batubara US Milyar 3,77 5,13 4,26 136,01 Jumlah Investasi energi baru terbarukan US Milyar 3,13 3,34 0,31 106,83 Tabel 5.26 – Indikator Kinerja Sasaran 6