50
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
LAKIP KESDM Tahun 2013 53
No Uraian
Satuan Target
Realisasi 2013
Realisasi 2012
Capaian 6.
Persentase pemanfaatan produk di sektor energi dan sumber daya mineral :
a. Persentase pemanfaatan hasil produksi minyak
bumi domestik yang diolah menjadi LPG, BBM, dan hasil olahannya
68 51,33
53 75,49
b. Persentase pemanfaatan produksi gas untuk
kebutuhan domestik 60
47,5 45,2
79,17 c.
Persentase hasil pemanfaatan mineral dan batubara untuk kebutuhan domestik
74,32 72,07
67,25 97,00
d. Persentase pemanfaatan BBN pada BBM
Transportasi 10
10 7,5
100 e.
Rasio Elektrifikasi 77,65
80,51 76,56
103,68 f.
Penurunan Intensitas Energi 1,52
1,55 2,55
101,97
7. Persentase peningkatan pemberdayaan kapasitas
nasional: a. Persentase Jumlah Tenaga Kerja Nasional di
sektor energi dan sumber daya mineral terhadap Tenaga Kerja di sektor energi dan
sumber daya mineral 95,90
98,91 99,3
103,13
b. Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam pembangunan di
sektor energi dan sumber daya mineral 53,83
61,25 65
113,78
8. Persentase kemampuan pasokan energi BBM
dalam negeri 68
51,33 53
75,49
9. Persentase peningkatan peran sektor sektor energi
dan sumber daya mineral dalam pembangunan daerah :
a. Jumlah Dana Bagi Hasil
Rp Triliun 31,27
57,42 36,39
183,63 b.
Jumlah Pengembangan Pemberdayaan
Masyarakat Community Development Rp Miliar
2.116,3 1.688,18
2.260,4 79,77
c. Jumlah Desa Mandiri Energi berbasis BBN dan
Non-BBN DME
50 55
52 110,00
d. Jumlah rekomendasi wilayah kerja
Rekomendasi 21
9 73
42,86 e.
Jumlah wilayah yang teraliri jaringan gas untuk rumah tangga
Wilayah 4
4 5
100 f.
Jumlah wilayah yang terbangun fasilitas dan pemanfaatan gas untuk transportasi
Wilayah 3
3 3
100
10. Persentase pemanfaatan energi Non BBM dalam
rangka diversifikasi energi : a.
Pangsa Gas Bumi 30
23,58 22,60
78,6 b.
Pangsa Batubara 49
51,61 44,06
105,32 c.
Pangsa Panas Bumi 4,24
4,45 4,75
104,95 d.
Pangsa Tenaga Air 7
7,68 6,44
109,71 e.
Pangsa Bio Energi 0,8
0,15 0,12
187,5
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
1. Persentase penerimaan negara Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap target
APBN Pada tahun 2013, realisasi penerimaan sektor
ESDM mencapai Rp. 447,87 triliun atau sekitar 26 dari total penerimaan nasional. Penerimaan
sektor ESDM tersebut, bila dibandingkan dengan target tahun 2013 yang sebesar Rp. 403,65 triliun,
capaian kinerjanya mencapai 110,95, sedangkan jika dibandingkan dengan penerimaan tahun
2012 yang sebesar Rp. 425,34 triiliun adalah sebesar 105,3.
Besaran jumlah penerimaan negara sektor migas dipengaruhi antara lain realisasi lifting migas, harga
minyak mentah Indonesia ICP dan kurs. Walaupun realisasi lifting migas tidak mencapai target yang
ditetapkan dalam APBNP yaitu sebesar 840 MBOPD, dan harga rata-rata minyak mentah Indonesia ICP
periode Desember 2012-November 2013 adalah US105,82barel 98 dari asumsi dasar APBNP
namun karena terjadi perubahan kurs realisasi penerimaan negara menjadi 114 dari yang
ditetapkan dalam APBNP 2013. Sedangkan realisasi penerimaan sub sektor Energi
Baru Terbarukan sebesar 866,9 miliar melebihi target dari 403,5 miliar atau sebesar 214,8 di
sebabkan karena proyek Panas Bumi yang telah mencapai NOI Kamojang, Darajat, dan Gunung
Salak dan Wayang Windu. Sampai dengan akhir Desember 2013, realisasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak dari subsektor Minerba sebesar Rp 28,407 Triliun atau 87,14
dari target APBN 2013 untuk PNBP sebesar Rp 32,6 Triliun. Tetapi jika dibandingkan dengan target
APBN-P 2013 besaran PNBP sebesar Rp 33,1 Triliun, maka realisasi capaiannya hanya 85,82. Realisasi
PNBP sebesar Rp. 28,407 triliun tersebut, terdiri atas iuran tetap deadrent Rp. 818,044 milyar,
iuran produksi royalty Rp. 18,138 triliun dan penjualan hasil tambang Rp. 9,450 triliun.
2. Jumlah investasi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral.
Total investasi sektor ESDM pada tahun 2013 mencapai US 27,82 miliar, realisasi investasi ini
masih dibawah target yang diharapkan yaitu sebesar US 41,78 miliar. Jika dibandingkan
dengan investasi tahun 2012 sebesar US 28,78 juta, terdapat penurunan investasi sebesar 3,45
yaitu sebesar US 0,95 miliar. Tidak tercapainya target investasi tahun 2013 pada
subsektor migas antara lain disebabkan karena faktor eksternal antara lain meliputi kondisi yang
disebabkan oleh ekonomi dunia, kenaikan harga minyak bumi, perubahan politik dunia. Sementara
bidang ketenagalistrikan, tidak tercapainya rencana investasi tahun 2011 disebabkan oleh
terkendalanya penyelesaian Proyek 10.000 MW Tahap I dan Tahap II yang tidak sesuai jadwal akibat
adanya permasalahan-permasalahan seperti pengadaan lahan, perizinan daerah, dan kendala
teknis pembangkit, dan terlambatnya penerbitan DIPA SLA.
Target investasi pada subsektor minerba yang dicanangkan tahun 2013 sub sektor mineral dan
batubara sebesar USD 3,769.03 juta, sampai dengan akhir Desember Tahun 2013 terealisasi sebesar USD
5,126.15 juta, atau meningkat sebesar 20,21 dari target. Adapun nilai investasi yang didapatkan berasal
dari rekapitulasi investasi KK, PKP2B, IUP BUMN diantaranya PT Timah, PT Bukit Asam Persero Tbk dan
PT Antam, Tbk serta Ijin Usaha Jasa Pertambangan IUJP dan Surat Keterangan Terdaftar SKT ditambah
dengan investasi smelter sebesar USD 1,190.10 juta.
3. Jumlah Kontrak Kerja Sama Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah ditawarkan
dan ditanda tangani.
a. Penawaran Wilayah Kerja Migas
Konvensional Pada tahun 2013 Pemerintah hanya
melaksanakan 1 satu kali Petroleum Bidding Round dengan jumlah penawaran sebanyak
18 wilayah kerja migas konvensional yang terdiri dari 2 dua wilayah kerja yang
ditawarkan melalui lelang reguler dan 16 enam belas wilayah kerja yang ditawarkan
melalui penawaran langsung. Sehingga dari target 40 wilayah kerja hanya
direalisasikan 18 wilayah kerja atau 45 dari target.Wilayah kerja migas yang ditawarkan
melalui tender reguler tahap I 2013 adalah