Jumlah gunung api yang dipantau untuk kegiatan gunung api aktif tipe A dari Pos
170
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Sampai akhir tahun 2013, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memantau sebanyak 70
gunungapi aktif dari 71 pos pengamatan gunungapi pos PGA. Kegiatan pengamatan gunungapi aktif
tersebut meliputi pemantauan, pengamatan terpadu, peringatan dini, tanggap darurat letusan gunungapi,
dan instalasi peralatan pemantauan gunungapi. Selain itu untuk memahami karakteristik setiap gunungapi,
dilakukan penyelidikan parameter kegunungapian, diantaranya adalah penyelidikan geoisika, geokimia,
deformasi gunungapi, dan pemetaan geologi gunungapi.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk mempelajari ciri dan sifat erupsi gunungapi dan mengevaluasi tingkat
kegiatannya. Pemodelan bencana gunungapi dalam kegiatan pemodelan abu vulkanik dibuat karena
membayakan bagi kesehatan masyarakat juga dapat membuat terganggunya kehidupan social ekonomi,
seperti pertanian peternakan, perkebunan dan transportasi udara.
Kegiatan Tanggap Darurat Pasca Bencana Letusan Gunungapi, Semburan Lumpur, Gas dan Air pada tahun
2013 dilakukan di 26 lokasi Tanggap Darurat dan 3 lokasi Pasca Bencana. Tim Tanggap Darurat dikirimkan
untuk melakukan evaluasi kegiatan gunung api secara intensif, melakukan koordinasisosialisasi, dan
memberikan rekomendasi teknis kepada Pemerintah Daerah setempat. Selama tahun 2013 terdapat 19
gunungapi yang mengalami perubahan tingkat kegiatan baik berupa peningkatan atau penurunan
aktivitas vulkaniknya. Pada akhir tahun 2013 terdapat 16 gunungapi dengan status Waspada Level II dan 3
gunungapi berstatus Siaga Level III serta 1 gunungapi bersatus Awas Level IV.
Pengembangan Metode Pemantauan Gunung api Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 18 tahun 2010, Pasal 633, menyatakan bahwa salah satu tugas Bidang Pengamatan dan
Penyelidikan Gunung api adalah melaksanakan perekayasaan serta pengamatan gunung api, baik
untuk gunung api di Wilayah Barat maupun Timur Indonesia.
Dalam rangka melaksanakan fungsi tersebut, Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi selama
tahun 2012 telah melakukan beberapa hal, yaitu: 1
Aplikasi secara bersamaan pengukuran GPS, seismik dan metoda lainnya seperti geokimia,
magnetik dan gaya berat dalam penentuan sumber kegempaan vulkanik, sumber deformasi
gunungapi dan kondisi bawah permukaan gunungapi G. Ijen, G. Galunggung, G. Agung, G.
Gambar 5.105 – Penambahan Sumber Daya Mineral Non Logam Tahun 2013
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
Tabel 5.60 – Capaian Hasil PenyelidikanPenelitian Konservasi Sumber Daya Geologi Tahun 2013
No KegiatanLokasi
Rekomendasi Potensi
1 Pengeboran Untuk Penyelidikan
Mineral Ikutan dan Unsur Tanah Jarang Daerah Capkala,
Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat
• sumber daya endapan ball clay sebesar 117.000 ton dan pasir kuarsa 15.90 ton.
• Kadar UTJ dalam conto ball clay tidak ekonomis., • Kadar unsur Uranium U dan ThoriumThkurang ekonomis.
• Kadar SiO
2
sangat tinggi 90, rekomendasi dapat digunakan untuk bahan baku industri kaca dan semen
• Potensi zirkon pada endapan pasir kuarsa 90 ton , 15 gramm
3
lebih kecil dari kadar zirkon di Kalimantan.
2 Penelitian Optimalisasi Potensi
Bahan Galian di Wilayah Bekas TambangTailing Kabupaten Paser,
Kalimantan Timur •
Kandungan minyak dalam bitumen padat berkisar antara 20 – 60 literton dengan sumber daya 37.433.000 ton dapat dimanfaatkan secara
ekonomis dalam wilayah pertambangan batubara, •
Batulempung dengan sumber daya 10.057.000 m
3
, kandungan SiO
2
cukup tinggi dan kandungan logam yang rendah baik untuk material bahan pembuatan bata tahan api.
• Kadar Fe total 52,85 - 68,04 , dan kadar , Ni 1,81 - 25,20 , perlu
pengolahan dan pemurnian untuk peningkatan nilai tambah dari bijih besi dan bijih nikel
3 Penelitian Optimalisasi Potensi
Bahan Galian di Wilayah Bekas TambangTailing, Kabupaten Kutai
Barat, Provinsi Kalimantan Timur •
Potensi sumber daya hipotetik batulempung di PT. Firman Ketaun Perkasa sebesar 52.532.000 m3, di PT. Teguh Sinar Abadi sebesar
210.128.000m3, di PT. Gunung Bayan Pratama sebesar 525.320.000m3, di PT. Trubaindo Coal Mining sebesar 450.256.000 m3
• Estimasi sumberdaya hipotetik batulempung karbonat di PT. Gunung
Bayan Pratama sebesar 105.064.000m3 dan di PT. Trubaindo Coal Mining sebesar 472.788.000m3
kegiatannya. Pemodelan bencana gunungapi 4
Kajian Sebaran Merkuri dan Logam Berat di Wilayah Pertambangan
Rakyat • rekomendasi unsur bahaya di daerah pertambangan Peti Mandor Landak :
di sedimen 0,5 ppm, di tanah i 9,65 ppm, di tailing sampai 0,02 ppm, dan di raw material 0,4 ppm. mineral ikutan magnetit 0,03 – 65, ilmenit Tr –
49, kuarsa 0,17 – 98, zirkon 0,46 – 61, monasit Tr – 1 , xenotim Tr – 0,38.
5 Penelitian Mineral Ikutan dan
Sebaran Merkuri di Daerah Pertambangan Rakyat Peti
Mandor, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat
• Terdapat derajat keasaman dalam air bersih dengan pH terdeteksi antara 5,13 - 5,88, dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air dan
menyebabkan keracunan beberapa unsur sehingga mengganggu kesehatan.
• Sifat keasaman rendah pada air sungai rendah pH antara 4 - 6, yang mempengaruhi proses biokimiawi perairan.
6 Kajian Potensi Timah Primer di
Pulau SingkepKabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau
1. Terdapat mineralisasi greisen dan granit dengan kandungan CaO dan
Na2O 70 dan urat kuarsa yang berkembang: − urat kuarsa kedudukan utara – selatan, membentuk struktur jaring
stockwork kandungan Sn cukup tinggi 180 – 260 ppm. − urat kuarsa dengan kedudukan baratlaut tenggara kandungan Sn
rendah 20 ppm. − zona greisen kandungan Sn rendah 40 ppm.
172
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
No. Perubahan tingkat kegiatan sejak
Nama Gunung api Status
1 5 September 2012
Raung Normal
2 27 Oktober 2013
Tangkuban Parahu Normal
3 17 Oktober 2013
Ile Lewotolok Normal
4 26 Januari 2012
Anak Krakatau Waspada
5 6 Juni 2013
Papandayan Waspada
6 2 Mei 2012
Semeru Waspada
7 1 Juli 2013
Gamkonora Waspada
8 3 Oktober 2012
Bromo Waspada
9 9 Oktober 2012
Gamalama Waspada
10 14 Juni 2013
Soputan Waspada
11 14 Juni 2013
Sangeangapi Waspada
12 26 Agustus 2013
Ijen Waspada
13 8 Mei 2013
Dieng Waspada
14 3 Agustus 2011
Marapi Waspada
15 8 Februari 2012
Talang Waspada
16 9 September 2007
Kerinci Waspada
17 15 Juni 2008
Dukono Waspada
18 10 Desember 2013
Ibu Waspada
19 8 Mei 2013
Dieng Waspada
20 24 Juli 2011
Lokon Siaga
21 3 September 2013
Karangetang Siaga
22 13 Oktober 2012
Rokatenda Siaga
23 24 Nopember 2013
Sinabung Awas
Tabel 5.61 – Data Status Gunung Api Tahun 2013
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
Guntur, G. Papandayan, G. Sinabung, G. Lokon, G. Bromo. Hasil analisis dapat digunakan sebagai
dasar untuk melaksanakan strategi pemantauan pada gunungapi yang bersangkutan.
2 Pengamatan aktivitas kegempaan dengan
menggunakan lebih dari 2 stasiun adalah G. Galunggung, G. Tangkuban Parahu, G. Guntur, G.
Sinabung, G. Gede, G. Semeru, G. Kelud, G. Raung, G. Ijen dan G. Batur.
3 Metode pemantauan visual dengan menggunakan
kamera CCTV di G. Tangkuban Parahu, G. Galunggung, G. Papandayan, G. Sinabung, G.
Lokon, G. Ijen, G. Semeru dan G. Bromo, yang ditransmisikan secara real time ke kantor PVMBG
di Bandung
Sasaran 3 : Pemfasilitasian Yang Efektif Dan Eisien Untuk Menunjang Ketahanan Energi Nasional
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 indikator kinerja sasaran yang
dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2012. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut:
Sasaran 4 : Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 indikator kinerja sasaran yang
dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2013. Indikator kinerja sasaran
beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut: