126
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
perkebunan dan kehutanan serta kapal barang Non Pelra dan non perintis di NKRI.
BPH Migas akan menggunakan sistem IT dan Teknologi Penanda untuk pengawasan distribusi BBM dibantu
oleh Pemda dan Aparat Penegak Hukum lainnya. Upaya pengendalian BBM bersubsidi serta dilakukan
melalui Permen ESDM 01 Tahun 2013 tentang Pengendalian Penggunaan BBM, dengan pengaturan
sebagai berikut : a.
Transportasi Jalan 1
Pentahapan pembatasan penggunaan Bensin RON 88 untuk Kendaraan Dinas instansi Pemerintah,
Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD : •
Dilaksanakan untuk wilayah Jawa Bali •
Dilaksanakan mulai 1 Februari 2013 untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan
• Dilaksanakan mulai 1 Juli 2013 untuk wilayah
Sulawesi 2
Pentahapan pembatasan penggunaan Solar untuk Kendaraan Dinas instansi Pemerintah, Pemerintah
Daerah, BUMN, BUMD : •
Dilaksanakan mulai 1 Februari 2013, di Jabodetabek
• Dilaksanakan mulai 1 Maret 2013 untuk
wilayah Jawa Bali lainnya •
Mobil Barang dengan jumlah roda lebih dari 4 empat untuk pengangkutan hasil
kegiatan perkebunan dan pertambangan dilarang menggunakan Minyak Solar subsidi
• Mobil Barang dengan jumlah roda lebih dari
4 empat untuk pengangkutan hasil kegiatan kehutanan dilarang menggunakan Minyak
Solar subsidi terhitung mulai 1 Maret 2013. b.
Transportasi Laut Transportasi laut berupa kapal barang non perintis dan
non pelayaran rakyat terhitung mulai 1 Februari 2013 dilarang menggunakan Minyak Solar subsidi
2. Jumlah Subsidi LPG Volume LPG bersubsidi merupakan salah satu asumsi
makro yang besarannya ditetapkan melalui Undang- Undang APBN maupun Undang-Undang APBN-P.
Sejauh ini, Pemerintah berupaya melakukan konversi minyak tanah ke LPG yang bertujuan untuk:
1. Melakukan diversiikasi pasokan energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM,
khususnya minyak tanah untuk dialihkan ke LPG 2. Mengurangi penyalahgunaan minyak tanah
bersubsidi karena LPG lebih aman dari penyalahgunaan
3. Melakukan eisiensi anggaran pemerintah karena penggunaan LPG lebih eisien dan subsidinya
relatif lebih kecil daripada subsidi minyak tanah 4. Menyediakan bahan bakar yang praktis, bersih
dan eisien untuk rumah tangga dan usaha mikro Adapun dasar hukum yang digunakan dalam
melaksanakan program konversi
minyak tanah ke LPG
antara lain meliputi: 1
Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
2 Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional.
•
Gambar 5.64 – Volume LPG Tabung 3kg 2008 - 2013
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
a. Bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya
dalam mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri.
b. Mengurangi ketergantungan penggunaan
energi yang berasal dari minyak bumi salah satunya dengan mengalihkan ke energi
lainnya. c.
Terwujudnya energi primer mix yang optimal pada tahun 2025, yaitu peranan
minyak bumi menjadi kurang dari 20 dan peranan gas bumi menjadi lebih dari 30
terhadap konsumsi energi nasional. 3
Peraturan Presiden No. 104 Tahun 2007 tentang tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan
Penetapan Harga LPG Tabung 3 Kg. 4
Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG.
Sesuai dengan Perpres No 1042007 tentang tentang tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan
Harga LPG Tabung 3 Kg, maka penerima paket perdana LPG 3 kg sasaran konversi adalah:
• Rumah tangga, yaitu konsumen yang mempunyai
legalitas penduduk, menggunakan minyak tanah untuk memasak dalam lingkup rumah tangga dan
tidak mempunyai kompor gas •
Usaha mikro, yaitu konsumen dengan usaha produktif milik perorangan yang mempunyai
legalitas penduduk, menggunakan minyak tanah untuk memasak dalam lingkup usaha mikro dan
tidak mempunyai kompor gas Dengan adanya program konversi minyak tanah ke LPG
tabung 3 kg yang dimulai sejak tahun 2007, volume LPG bersubsidi setiap tahunnya bertambah. Untuk
tahun 2013, volume LPG bersubsidi yang ditetapkan dalam Undang-Undang APBN dan APBN-P adalah
sebesar 3,86 juta MT serta dalam APBN-P penyesuaian sebesar 4,39 juta MT. sedangkan realisasi volume LPG
bersubsidi sebesar 4,43 juta MT atau 144,1 dibanding target APBN, dan 100,2 dibanding taget APBNP.
Terhadap penyaluran LPG bersubsidi, Pemerintah melakukan veriikasi realisasi pendistribusian isi ulang
LPG bersubsidi dalam rangka pembayaran subsidi isi ulang LPG bersubsidi oleh Pemerintah kepada Badan
Usaha Pelaksana PSO. Alasan penambahan volume LPG 3 Kg :
− Peningkatan pertambahan penduduk
− Peningkatan kesadaran masyarakat dalam
menggunakan LPG 3 kg −
Perubahan budaya masyarakat dalam rangka penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan.
− Tambahan paket konversi tahun 2013 dengan
jumlah paket sebesar ± 1,3 juta paket Konversi Minyak Tanah ke LPG Tabung 3 Kg tahun 2013
direncanakan dilakukan di 10 sepuluh propinsi yaitu Aceh, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan
Sulawesi Tengah sebanyak 1.732.814 paket perdana dengan realisasi distribusi sebanyak 1.301.073 paket
yang telah dibayar sebanyak 1.300.000 paket.
3. Subsidi Listrik Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral nomor 07 tahun 2010 tentang Tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan perseroan
Persero PT Perusahaan Listrik Negara, diatur mengenai tarif dasar listrik per golongan pelanggan dan tarif
tenaga listrik bagi pelanggan listrik prabayar. Dimana, didalam peraturan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral ini, tarif yang diberlakukan masih berada jauh dari tarif keekonomian sehingga Pemerintah
terus berusaha agar tarif tenaga listrik yang disediakan memiliki nilai keekonomian. Untuk mencapai tarif
tenaga listrik yang mencapai nilai keekonomian, dibutuhkan inovasi baru dalam pemberian subsidi
listrik. Inovasi yang dapat dilakukan antara lain: 1.
Diversiikasi penggunaan bahan bakar non BBM untuk pembangkit;
2. Pemberian Subsidi listrik bagi golongan pelanggan
yang tidak mampu; 3.
Mendorong penurunan Biaya Pokok Penyediaan. Untuk dapat mewujudkan subsidi listrik yang
tepat sasaran dengan menentukan jenis golongan pelanggan yang seharusnya mendapatkan subsidi
listrik dan memisahkan dengan pelanggan yang mampu. Kondisi saat ini, seluruh golongan pelanggan
mendapatkan subsidi listrik. Kedepannya nanti diharapkan subsidi listrik dapat diberikan hanya untuk
golongan pelanggan yang tidak mampu. Mengenai menurunnya besaran subsidi listrik yaitu Pemerintah
bersama PT PLN Persero melakukan langkah-langkah upaya penurunan Biaya Pokok Penyediaan BPP