Produksi BBM content laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kementerian esdm tahun 2013
78
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
konsumsi BBM yang diperkirakan mencapai 73 juta KL sehingga kekurangannnya harus dipenuhi
dari impor. Beberapa kendala operasi yang dialami oleh kilang minyak antara lain:
• Kilang minyak Pertamina RU-VII Sorong
baru beroperasi kembali pada awal 2013, sebelumnya dapat dioperasikan oleh
Pertamina sejak mengalami kendala teknis pada kolom distilasinya pada bulan Maret
2010. •
Kilang TPPI baru beroperasi kembali pada November 2013, sebelumnya tidak
beroperasi dikarenakan adanya kendala non teknis.
Perkembangan kilang di Indonesia tidak mengalami kemajuan semenjak RU IV Balongan
beroperasi pada tahun 1994. Mulai saat itu, tidak ada lagi penambahan fasilitas kilang baru milik
Pertamina. Tercatat hanya kilang milik swasta dengan kapasitas kecil, yaitu kilang milik PT
TWU dan PT TPPI di Jawa Timur yang beroperasi. Penambahan kilang baru oleh Pertamina yang
direncanakan akan dibangun adalah Kilang Balongan II dan Kilang Tuban. Sedangkan
pengembangan kilang existing akan dilakukan melalui penambahan fasilitas RFCC di RU IV
Cilacap, proyek Centralized Crude Terminal di RU V Balikpapan, proyek Open Access dan Calciner
di RU II Dumai dan proyek revamping FCCU RU III Plaju. Sedangkan PT TWU yang semula hanya
mempunyai 1 train dengan kapasitas 6 mbcd akan menambah 1 train lagi dengan kapasitas
10 mbcd yang berencana beroperasi pada pertengahan 2014 ini. Baik train 1 atau train 2 PT
TWU menggunakan sumber crude Banyu Urip yang diproduksi PT MCL.
Pembangunan unit RFCC di RU IV cilacap dengan kapasitas 62 MBSD direncanakan akan
menghasilkan tambahan produksi 62.000 HOMC 92 25.000 – 35.000 bph, LPG, propilen, dan fuel oil.
Proyek ini direncanakan onstream pada tahun 2016.
Gambar 5.25 -- Perkembangan Kapasitas Kilang Minyak dan Hasil Olahan Indonesia
Tabel 5.11
Kebutuhan BBM PSO 2013 - 2016
an ak
a uk
ang ng
angunnya maupun teknis pelaksanaannya.
URAIAN Realisasi
2013 2014
2015 2016
Premium+Biopremium 30.8
32.32 30,751 33,211
Minyak Tanah 1,2
0.9 1,300
1,300
M. Solar+Biosolar 16.2
14.13 17,896 19,296
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
Pembangunan kilang Balongan II dengan kapasitas 300 MBCD dan bekerjasama dengan
KPI Kuwait Petroleum Industry, direncanakan beroperasi tahun 2018 saat ini masih terkendala
dengan proses pengajuan insentif yang diajukan pihak KPI. Status terakhir mengenai rencana
pembangunan kilang Balongan II adalah telah disepakati IOC partner yaitu SK Energy dan
insentif yang diminta oleh KPI tidak semua dapat dipenuhi oleh Kementerian Keuangan, saat ini
sedang menunggu tanggapan balik dari pihak KPI mengenai keputusan Kementerian Keuangan.
Pembangunan kilang Jawa Timur dengan kapasitas 300 MBCD dan bekerja sama dengan Saudi
Aramco, direncanakan beroperasi tahun 2018 saat ini masih terkendala dengan proses pengajuan
insentif yang diajukan pihak Saudi Aramco. Status terakhir mengenai rencana pembangunan kilang
Jawa Timur adalah saat ini dalam tahap studi tentang Market di Jatim, kajian Feasibility Study
dan kajian mengenai konigurasi kilang
Rencana Pembangunan Kilang Minyak Baru Sampai dengan tahun 2015, direncanakan hanya
ada penambahan kapasitas produksi dari mulai beroperasinya kilang TWU 10 MBCD dan selesainya
proyek RFCC kilang Cilacap 62 MBCD. Diperkirakan pada tahun 2015 sudah dibutuhkan 3 unit pengolahan
kilang baru dengan kapasitas masing-masing 200 MBCD. Jika rencana pembangunan kilang ini terus
tertunda dan terkendala, maka setiap tahunnya jumlah unit kilang baru yang perlu dibangun akan terus
bertambah dan jumlah impor BBM pun akan semakin besar.
Melihat semakin besarnya ketergantungan atas impor bahan bakar minyak dan masih belum adanya realisasi
pembangunan kilang minyak baru, maka dalam rangka meningkatkan ketahanan penyediaan bahan bakar
Gambar 5.26 -- Graik Supply – Demand BBM dan Rencana Pembangunan Kilang
Gambar 5.27
Graik Produksi dan Konsumsi LPG Dalam Negeri
80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
minyak dalam negeri, pemerintah bersama Pertamina mengusulkan untuk melaksanakan pembangunan
kilang minyak yang dibiayai oleh APBN Kilang Minyak APBN. Diharapkan dengan terbangunnya Kilang
Minyak APBN ini dapat mengurangi ketergantungan akan impor BBM dan meningkatkan ketahanan
penyediaan BBM dalam negeri. Terkait persiapan pelaksanaan pembangunan
kilang minyak APBN, secara simultan pada tahun 2013 dilaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain
penyusunan kajian Detail Feasibility Study oleh Pertamina, koordinasi penetapan dan pembebasan
lahan lokasi pembangunan serta koordinasi kepastian jaminan pasokan bahan baku. Rangkaian kegiatan
persiapan ini dilaksanakan karena pembangunan Kilang Minyak APBN mulai dari perencanaan sampai
dengan pembangunannya merupakan rangkaian proses yang cukup kompleks baik dari sisi administratif,
hukum, pembiayaan maupun teknis pelaksanaannya. Setelah terbitnya UU No. 222001 tentang Minyak dan
Gas Bumi, telah ada beberapa investor yang berminat membangun kilang minyak, namun hanya sedikit yang
terealisasi. Lambatnya realisasi pembangunan kilang minyak antara lain disebabkan besarnya investasi
yang diperlukan, resiko tinggi dan keekonomian yang marjinal.
Untuk itu, dalam rangka mendukung terealisasikannya pembangunan kilang minyak, Direktorat Jenderal Migas
telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait, yaitu BKPM, Depkeu, Setjen KESDM dan Pertamina
guna membahas dukungan insentif investasi kilang.