64
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan
implementasi CSR Corporate Social Responsibility.
• Meneg BUMN melalui Permen Nomor PER-
05MBU2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan. Di sektor energi dan sumber daya mineral,
comdev adalah bagian dari tanggung jawab korporat yang merupakan komitmen bisnis
untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para
karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut berikut komunitas setempat lokal
dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.
Kegiatan comdev dilakukan antara lain melalui: Ekonomi peningkatan pendapatan,
perbaikan jalan, sarana pertanian, pembangunanperbaikan sarana ibadah,
Pendidikan dan Kebudayaan kelompok usaha, pelatihan, perencanaan, Kesehatan
kesehatan terpadu, air bersih, Lingkungan penanaman bakau, reklamasi dan lainnya
kegiatan sosial, penyuluhan, pembangunan sarana olah raga.
Pada tahun 2013 realisasi dana Comdev dan CSR sektor ESDM yang digunakan untuk
pengembangan Masyarakat dan untuk mendukung kegiatan-kegiatan sangat
penting di masyarakat hanya mencapai Rp 41,6 miliar sampai dengan triwulan 3
dari target Rp 2,12 Triliun. Dana Comdev ini berasal dari perusahaan pertambangan
umum, perusahaan migas dan perusahaan listrik.
Secara umum dirasakan program comdev belum efektif, karena masih terdapat
berbagai isu seperti kemiskinan dan pengangguran yang masih menjadi masalah
masyarakat. Artinya, program ini belum optimal memberikan perubahan terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya yang berada di sekitar lokasi pertambangan.
Hal lain, di lapangan banyak ditemukan program CSR perusahaan yang tidak tepat
sasaran. Selain itu, dana CSR ini juga minim dengan pengawasan. Sehingga, banyak
oknum-oknum yang memanfaatkan dana ini. Program CSR perusahaan juga
belum melibatkan masyarakat setempat. Terutama kelompok miskin dan perempuan,
perencanaan hingga evaluasi program CSR CD.
c. Jumlah Desa Mandiri Energi berbasis BBN
Target Desa Mandiri Energi DME berbasis BBN dan Non BBN pada tahun ini 2013
sebanyak 50 DME, realisasi sebanyak 55 DME atau capaian 132. Realisasi tersebut
diperoleh dari 33 berbasis BBN dan 22 berbasis Non BBN.
Pembangunan DME berbasis BBN dari 33 lokasi terdiri dari:
• 28 lokasi pembangunan biogas di Jawa
Timur; •
3 lokasi Implementasi Iconic Island - PLT Gasiikasi Biomassa;
• 1 lokasi pilot project pemanfaatan
limbah cair sawit untuk pembangkit listrik pedesaan.
Pembangunan DME berbasis Non BBN sebanyak 22 lokasi terdiri dari:
• 9 lokasi pembangunan PLTMH dan
• 13 lokasi PLTS skala besar.
d. Jumlah rekomendasi wilayah kerja
Jumlah Usulan rekomendasi Wilayah Kerja yang dimaksud dalam indikator kinerja
adalah Usulan rekomendasi Wilayah Kerja Pertambangan WKP dan Wilayah
Pertambangan WP. Pada tahun 2013 ini dari 21 rekomendasi usulan WKPWUPWPN
terealisasi sebanyak 9 rekomendasi, dengan rincian sebagai berikut:
• 2 usulan rekomendasi WKP panas bumi,
tidak dapat terealisasi karena sampai akhir Desember 2013 WKP Danau Ranau
dan WKP Lawu masih dalam proses lelang;
• 7 usulan rekomendasi WP, semua
terealisasi. •
12 usulan rekomendasi WKP Shale Gas,
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
hanya 2 usulan yang terealisasi karena ini merupakan hal baru yang membutuhkan
kajian mendalam.
e. Jumlah wilayah yang teraliri jaringan gas
untuk rumah tangga Pada Pada tahun 2013, pembangunan
Jargas dilaksanakan di 4 wilayah, yaitu di Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Blora,
Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sorong. Per 31 Desember 2013, kegiatan konstruksi
kecuali Kabupaten Sorong dan pipa transmisi Kabupaten Blora sudah terbangun 100 .
Jaringan yang telah terbangun tersebut sudah siap dialiri, menunggu penyelesaian
dokumen admiistrasi dan komersial termasuk penetapan pemenang lelang pengoperasian
jaringan distribusi gas bumi yang dibangun Pemerintah dan Perjanjian Jual Beli Gas
PJBG serta Perjanjian Transportasi Gas. jaringan yang telah dibangun tetap menjadi
tanggung jawab kontraktor sampai masa jaminan pemeliharaan selama 1 tahun.
Keterlambatan pembangunan Jargas di Kabupaten Sorong disebabkan oleh
rintangan-rintangan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, yaitu permasalahan
teknis letak Kabupaten Sorong yang jauh dari Pulau Jawa. Tidak dapat dipungkiri,
bahwa hampir semua material untuk pembangunan Jargas berasal dari Pulau
Jawa. Sedangkan untuk pembangunan pipa transmisi Kabupaten Blora, terkendala
dari perizinan perlintasan rel kereta api dari Ditjen Perkeretaapian Kemenhub
dan PT KAI Persero. Sebelum perizinan selesai dilakukan, Ditjen Migas tidak dapat
melakukan pekerjaan tersebut. Kontraktor pelaksana akan terus bertanggung jawab
sampai pembangunan selesai.
f. Jumlah wilayah yang terbangun fasilitas
dan pemanfaatan gas untuk transportasi. Pada tahun 2013 dibangun SPBG di 3 wilayah
sesuai dengan target, sebagai berikut: 1
SPBG di Palembang terletak di lokasi yang di lewati oleh angkutan umum dan
kendaraan dinas Pemerintah Daerah, yaitu di Jln. Sukamto, Jln. H. Burlian, Jln.
Ki Marogan dan Jln. S.W. Subekti. 2
SPBG di Kota Surabaya, Gresik dan Sidoarjo terletak di lokasi yang di lewati
oleh angkutan umum dan kendaraan dinas Pemerintah Daerah, yaitu di Jln.
Rungkut Menangal, Jln. Lakar Santri, Jln. Simpang By Pass Kriyan dan Jln. Raya
Ambengan. 3
SPBG di Kota Balikpapan terletak di lokasi yang di lewati oleh angkutan umum dan
kendaraan dinas Pemerintah Daerah, yaitu di Jln. Letjend Suprapto wilayah
UP V Pertamina, Jln. Kol. Syarifudin Yoes, Jln. Iswahyudi dan Jln. Patimura, namun
untuk pembangunan 2 dua SPBG yang berada di Jln. Letjend Suprapto wilayah
UP V Pertamina dan Jln. Kol. Syarifudin Yoes akan dilanjutkan pembangunannya
pada tahun 2014.
10. Persentase pemanfaatan energi Non BBM
•
• •
telah dibangun tetap menjadi tanggung jawab
No Indikator
Realisasi DME Total Akumulasi
s.d Tahun 2013 2009
2010 2011
2012 2013
1 DME berbasis Non BBN
62 34
19 8
22 260
2 DME berbasis BBN
28 16
32 44
33 228
Total DME 90
50 51
52 55
488
Tabel 5.7
Perbandingan Realisasi Desa Mandiri Energi BBN dan Non BBN 2009 - 2013
66
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dalam rangka diversiikasi energi Selain dengan memberdaya kan energi
terbarukan, KESDM juga melakukan upaya untuk mengurangi pembangkit tenaga listrik yang masih
menggunakan produk minyak bumi BBM dengan memberdayakan gas bumi, batubara, panas bumi,
air serta Biro Diesel sebagai energi alternatif bahan baku utama untuk pembangkit tenaga listrik.
a. Pangsa Gas Bumi
Pangsa gas bumi ditargetkan dapat mencapai 30 di tahun 2013 ini, namun yang dapat
direalisasikan sebesar 23,58, atau 78,6. Tidak tercapainya target pemanfaatan gas bumi
sebagai pembangkit tenaga listrik dikarenakan terlambatnya COD PLTU dalam FTP I,
sehingga pasokan gas yang disediakan untuk pembangkit tersebut tidak terpakai. Sebagai
penggantinya dioperasikannya PLTD sewa di beberapa sistem kelistrikan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik sementara karena belum beroperasinya pembangkit utama
yang telah direncanakan.
b. Pangsa Batubara
Batubara masih merupakan energi yang mendominasi energi mix bagi pembangkit
tenaga listrik, pada tahun ini pangsa batubara untuk pembangkit listrik mencapai 51,61
dari target yang ditetapkan sebesar 49, atau dengan kata lain capaian kinerja sebesar
105,32.
c. Pangsa Panas Bumi
Pangsa energi panas bumi ditahun 2013 melebihi target yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 4,45 dari target sebesar 4,24 atau capaian 104,95. Hal ini disebabkan adanya
penambahan potensi energi lebih besar dari kenaikan jumlah kapasitas terpasang.
d. Pangsa Tenaga Air
Realisasi pangsa tenaga air pada tahun ini lebih rendah dari targetnya yang sebesar 7 dan
tercapai sebesar 7,68, atau melebihi target sebsar 109,71.
e. Pangsa Bio Diesel Bio Energi
Mulai Tahun 2011 bio diesel mulai dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik, walaupun
pangsa biodiesel masih relatif rendah namun pemanfaatan biro diesel sebagai pembangkit
tenaga listrik semakin meningkat. Hal ini terlihat pada pangsa pemanfaatan bio disel
di tahun 2013 meningkat sebesar 0,15 dari yang ditargetkan sebesar 0,8 atau meningkat
sebesar 187,5 dari target. Salah satu peran dominan sektor ESDM dalam
ss ak
h n
di P
din n.
uk ng
o ln.
n
Gambar 5.9
Perkembangan dan Target Mix Pembangkit Listrik