Corporate Social Responsibility content laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kementerian esdm tahun 2013
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
oleh pemerintah •
Permasalahan-permasalahan yang terkait dengan kemiskinan, pengangguran,
ketimpangan akan relatif teratasi. •
Termanfaatkannya potensi dan sumber daya lokal
• Bekerjasama dengan mengembangkan
hubungan mutual beneit dengan pihak lain •
Adanya penguatan kapasitas individu maupun orgamisasi
• Proses lesson learned dalam setiap tahapan
program •
Kehidupan ekonomi menjadi lebih baik menuju kemandirian
Dalam ketentuan UUD 1945 dan Undang-Undang No 222001 tentang Minyak dan Gas Bumi terlihat
bahwa pengelolaan sektor migas harus lah berorientasi pada kemakmuran rakyat. Keberadaan
korporasi sudah selayaknya memberikan manfaat terutama bagi masyarakat sekitar dimana korporasi
tersebut menjalankan aktivitas usahanya. Manfaat ini sebagai sesuatu yang wajar atas berbagai
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan bisnisnya baik ekonomi, social maupun lingkungan.
Efektiitas program community development Namun demikian, secara umum dirasakan program
community development belum efektif, karena masih terdapat berbagai isu seperti kemiskinan,
pengangguran dan seterusnya yang masih menjadi masalah masyarakat sekitar operasi migas
terutama hulu migas. Artinya, program ini belum optimal memberikan perubahan terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat khususnya yang berada di sekitar lokasi pertambangan. Berdasarkan hasil
audit sosial Pelaksanaan pengelolaan Corporate Social Responsibility CSR atau Community
Development CD di Joint Operation Body Pertamina-Petrochina East Java JOB PPEJ, yang
beroperasi di Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban yang dilakukan oleh Forum Indonesia Untuk
Trasparansi Anggaran Fitra Jawa Timur. Menyatakan bahwa banyaknya industri berskala
internasional di Tuban tidak membuat ekonomi masyarakat Tuban semakin membaik. Malah
sebaliknya, semakin meningkatnya jumlah kemiskinan dan banyaknya rumah tidak layak huni
di wilayah operasi kontraktor KKS Migas. Misalnya di Kecamatan Soko yang notabene
menjadi wilayah penyaluran Corporate Social Responsibility CSR beberapa perusahaan.
Namun, ironisnya Soko memiliki rumah tangga miskin RTM terbesar dibanding dengan
kecamatan lainnya, dan dari tahun ketahun jumlah RTM juga semakin meningkat. RTM di Soko pada
tahun 2008 ada 6.464 dan tahun 2011 menjadi 13.209 jumlah ini dari 26. 026 KK atau naik sekitar
104 persen. Hal lain, di lapangan banyak ditemukan program
CSR perusahaan yang tidak tepat sasaran. Selain
Gambar 5.53 –Proses Penyetoran PNBP Sub Sektor Pertambangan Umum
116
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
itu, dana CSR ini juga minim dengan pengawasan. Sehingga, banyak oknum-oknum yang
memanfaatkan dana ini. Program CSR perusahaan juga belum melibatkan masyarakat setempat.
Terutama kelompok miskin dan perempuan, perencanaan hingga evaluasi program CSRCD.
Akibat dari permasalahan tersebut tidak berdampak signiikan terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat setempat. Sektor ekonomi masih belum menjadi prioritas, potensi
penduduk sekitar juga belum diperhatikan. Masyarakat tidak pernah tahu jumlah dana CSR
maupun Dana Bagi Hasil DBH dari perusahaan migas tersebut, apalagi penggunaannya.
Masyarakat setempat juga tak mendapatkan jaminan informasi dampak lingkungan dan
simulasi keadaan darurat contingency plan seperti perubahan rona lingkungan, kecelakaan Migas Gas
kick, tumpahan minyak, kebakaran pipa ataupun mud low seperti kasus Lapindo. Pada sisi lain,
pengambilan keputusan terkait CSR lebih banyak didominasi elit desa. Sehingga menimbulkan bibit-
bibit konlik antar masyarakat. Pada tahun 2013 realisasi dana Comdev dan CSR
sektor ESDM yang digunakan untuk pengembangan Masyarakat dan untuk mendukung kegiatan-
kegiatan di masyarakat sebesar 1,688 triliun dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp 2,12 triliun
atau 79,77. realisasinya mencapai Rp 2.26 Triliun. Dana Comdev dan CSR ini berasal dari perusahaan
pertambangan umum, perusahaan migas dan perusahaan listrik. Secara rinci, table dan graik
di bawah ini memperlihatkan peningkatan dana Comdev dan CSR pada tahun 2009 sampai dengan
2013.
Corporate Social Responsibility Comdev Sub
Sektor Mineral dan batubara Subsektor mineral dan batubara merupakan
subsektor yang sangat strategis dalam pembangunan daerah. Hal ini tidak terlepas dari
peran subsektor mineral dan batubara untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Namun, yang perlu diingat adalah seberapapun besarnya kontribusi yang diberikan dari sub sektor
mineral dan batubara jika tidak memberikan hasil dan manfaat yang nyata, terutama bagi komunitas
lokal masyarakat di sekitar wilayah operasi pertambangan maka usaha yang dilakukan tidak
akan mencapai titik maksimal. Berkenaan dengan itu, maka diperlukan Program Pengembangan
Masyarakat Community Developmentcomdev. Kewajiban tanggung jawab sosial telah diatur
dalam pasal 74 ayat 1 dan 2 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sejalan dengan
Gambar 5.54 – Graik Penggunaan Dana Comdev Sektor ESDM 2009 - 2013
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
hal tersebut, maka sesuai dengan pasal 108 dan 109 UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara, pemegang Izin Usaha Pertambangan IUP dan Izin Usaha Pertambangan
Khusus IUPK wajib menyusun program comdev. Program comdev dilakukan dalam rangka
mempersiapkan life after mining kehidupan pasca tambang bagi daerah maupun masyarakat
sekitarnya serta sebagai investasi yang memiliki nilai keuntungan jangka panjang, yaitu dengan
diperolehnya social license to operate. Realisasi comdev dikatakan berhasil apabila
mampu menciptakan kemandirian masyarakat, bukan ketergantungan, sehingga tujuan dan cita-
cita konsep pembangunan berkelanjutan benar- benar dapat dicapai dan dapat memberikan
kontribusi optimal terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan dan daerah
khususnya. Pembangunan sub sektor mineral dan batubara akan terus berkelanjutan bila dalam
implementasinya memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan tanggung jawab sosial terhadap
masyarakat, tentunya dengan didukung oleh program dan alokasi dana yang tepat sasaran.
Adapun yang menjadi hambatan dan permasalahan tidak terealisasinya target kinerja
jumlah anggaran Community Development sub sektor mineral dan batubara disebabkan oleh
tidak stabilnya harga pasar internasional akibat over supply bagi beberapa komoditas mineral dan
batubara berdampak pada sebagian perusahaan menghentikan kegiatan operasi produksi dan ini
tentunya mengurangi alokasi peruntukan dana community Development. Perusahaan PKP2B yang
melaksanakan Community Development sebanyak 68 perusahaan, antara lain: PT. Berau Coal, PT.
Kaltim Prima Coal, PT. Adaro Indonesia, PT. Arutmin dan PT. Gunung Bayan Pratama Coal. Sedangkan
perusahaan KK yang melaksanakan Community Development sebanyak 17 perusahaan, antara
lain: PT. Freeport Indonesia, PT. Newmont Nusa Tenggara, PT. Nusa Hamahera Minerals, PT. Vale
Indonesia dan PT. Natarang Mining. Pertumbuhan anggaran Community Development
untuk IUP BUMN dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebesar 55tahun. Pertumbuhan
anggaran comdev untuk PKP2B dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebesar 18,3 dan
pertumbuhan anggaran comdev untuk KK dalam kurun waktu lima tahun terakhir rata-rata
mengalami penurunan sebesar -6,8. Namun demikian, ditengah lesunya perekonomian dunia
akibat tekanan resesi di beberapa negara tujuan ekspor komoditas mineral dan batubara, anggaran
comdev untuk keseluruhan KKPKP2B dan IUP BUMN mencatatkan pertumbuhan yang positif
sebesar 1,8tahun. Realisasi anggaran comdev dilaksanakan oleh
perusahaan melalui program-program sebagai berikut :
a. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Perusahaan untuk keperluan;
• Pelatihan pemudamasyarakat dalam
keahlian khusus yang dimiliki oleh perusahaan, seperti; mengelas, bubut,
bengkel; •
Pelatihan keterampilan kreatif dengan memanfaatkan bahan limbah industri, dan
penyaluran penjualannya bekerjasama dengan dinas terkait.
b. Pemberdayaan masyarakat berupa Peningkatan Ekonomi Penduduk sekitar;
Tabel 5.32 – Realisasi Dana Comdev Minerba 2009 - 2013
•
•
• •
•
No Perusahaan
Realisasi Rp Juta 2009
2010 2011
2012 2013
1 IUP BUMN
86.560 248.189
275.000 300.000
350.000
2 PKP2B
191.600 265.784
280.907 293.406
365.409
3 KK
1.223.895 1.116.336
1.121.422 1.277.251
860.934
Total 1.502.055
1.630.309 1.677.329.
1.870.657 1.576.343
118
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
• Membentuk kelompok untuk membantu
“meningkatkan kualitas, kuantitas dan packaging, serta jaringan menjual”
• Memanfaatkan hasil produksi dimanfaatkan
sebagai gift perusahaan •
Melatih tenaga kerja local yang mempersiapkan rehabilitasi lahan
pertambangan c. Pelayanan Masyarakat, berupa Bantuan Bencana
Alam dan DonasiCharityFilantropi; d. Peningkatan Pendidikan Penduduk Sekitar
• Pemberian beasiswa bagi murid sekolah
berprestasi •
Pemberian bantuan sarana dan prasarana pendidikan
e. Pengembangan Infrastruktur, berupa Sarana, seperti Sarana Ibadah, Sarana Umum, Sarana
Kesehatan, dll.
Corporate Social Responsibility CSR Subsektor
Minyak dan Gas Bumi Kegiatan monitoring pelaksanaan Community
Development ini bertujuan untuk memetakan pelaksanaan pengembangan masyarakat
setempat oleh perusahaan-perusahaan migas di sekitar wilayah operasinya. Memantau tumbuh
kembangnya wilayah ekonomi masyarakat serta meminimalkan dampak sosial yang terjadi
akibat beroperasinya perusahaan Migas melalui penyempurnaan program berdasarkan monitoring
yang dilakukan. Manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu mendukung peran sektor ESDM
dalam menciptakan pembangunan nasional yaitu sumber pendapatan negara, pendorong
pertumbuhan, sumber energi dan bahan baku industri domestik dan menciptakan efek multiplier.
Disamping hal tersebut diatas, untuk memonitor langsung pemanfaatan dana CSR, Ditjen Migas
juga melakukan kunjungan lapangan KKKS sesuai skala prioritas, untuk memperoleh data lapangan
dari masyarakat setempat. Strategi yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah:
– Koordinasi dengan para pihak pemangku
kepentingan –
Monitoring pelaksanaan program pengembangan masyarakat
– Konsinyering Monitoring CD
– Evaluasi pelaksanaan CD
Realisasi CSR subsektor Migas pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 41,6 Milyar data triwulan III
Tahun 2013, angka ini masih dibawah target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp 361,3 Miliar atau hanya
mencapai 11,51,. Dan apabila dibandingkan dengan jumlah yang dianggarkan tahun 2013
sebesar miliar maka hanya terealisasi 8,74. Perkembangan realisasi Comdev sejak tahun 2005
– 2013 seperti terlihat pada graik dibawah ini. Realisasi Program CSR Industri Hulu Migas 2007-
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2011 2012 2013
Anggaran 133,1 231,9 216,5 261,3 298,4 348
256,5 392,7 476
Realisasi 86,2
186,7 169,7 97,5 231,1
311 178,5 305,2 41,6
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
R p
M ilia
r
Gambar 5.56 – Anggaran dan Realisasi Program CSR Migas 2005 - 2013
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
2013 mengalami luktuasi. Beberapa alasan realisasi program CSR Industri Hulu Migas
mengalami penurunan selama tahun 2007-2013 antara lain disebabkan karena:
– selain ganguan teknis sebagian besar
masyarakat menganggap program CSR sebagai
Community Charity daripada Community Development. Masyarakat hanya
menginginkan keuntungan jangka pendek. –
Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kegiatan industri hulu migas,
sehingga terkesan industri hulu migas tidak memberikan dampak langsung terhadap
perbaikan kehidupan masyarakat di sekitar wilayah operasi.
– LSM, Media Organisasi Sosial lainnya
cenderung menilai setiap program CSR yang telah dilaksanakan oleh KKKS dari
sudut pandang negatif. Upaya kemandirian masyarakat yang berkelanjutan sustainable
development sulit terwujud. –
Pada tahun 2008 terjadi penurun realisasi anggaran community development hal
ini disebabkan oleh keluarnya peraturan menteri ESDM No 222008 tentang jenis-
jenis biaya kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi yang tidak dapat dikembalikan
kepada kontrak kerjasama. Sedangkan pada tahun 2011, realisasi CSR juga mengalami
penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya PP 752010 tentang biaya operasi yang
dapat dikembalikan dan perlakuan pajak penghasilan di bidang usaha hulu minyak
dan gas bumi Dana CSR sebesar Rp 41,6 Milyar ini dimanfaatkan
untuk: a.
Perusahaan Migas –
Memberikan nilai tambah bagi perusahan migas di mata masyarakat yaitu memberikan
citra yang lebih baik bagi perusahaan di dalam dan diluar negeri
– terciptanya keamanan kegiatan operasi migas
jika dilaksanakan dengan baik karena adanya kepuasan masyarakat disekitar kegiatan
operasi migas sehingga perusahaan dapat meningkatkan produksi minyak dan gas
bumi dan meningakatkan laba perusahaan serta meningkatkan kebanggaan karyawan
sehingga diharapakan dapat meningkatkan produktivitas karyawan
b. Masyarakat lokal
– meningkatnya taraf hidup masyarakat sekitar
kegiatan migas. –
meningkatnya partisipasi dan kemandirian masyarakat
c. Pemerintah
– mendukung program pemerintah dalam
meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pola kemitraan sehingga dapat
membantu kelancaran KKS –
mendukung peran sektor ESDM dalam menciptakan pembangunan nasional
yang berkelanjutan yaitu merupakan sumber pendapatan negara, pendorong
pertumbuhan, sumber energi dan bahan baku industri domestik dan menciptakan
efek multiplier
Gambar 5.57 –Jumlah Pengawasan Pelaksanaan Comdev Ketenagalistrikan
120
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Corporate Social Responsibility CSR Sub Sektor
Kelistrikan Dasar hukum yang melandasi kegiatan Community
Development dalam bidang ketenagalistrikan memang belum ada dan masih bersifat partisipatif,
akan tetapi sudah terdapat regulasi yang melandasi kegiatan yang hampir sama dengan
Community Development namun dengan istilah yang berbeda CSR Corporate Social Responsibility.
Berikut ini adalah regulasi yang melandasi CSR : •
Pemerintah Indonesia melalui Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas yang mewajibkan implementasi CSR Corporate Social
Responsibility. •
Meneg BUMN melalui Permen Nomor PER- 05MBU2007 tentang Program Kemitraan
BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Ditjen Ketenagalistrikan melaksanakan kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Community
Development di subsektor ketenagalistrikan dengan sasaran untuk meningkatkan partisipasi
pelaku usaha dalam pemberdayaan masyarakat melalui program-program yang tepat sasaran dan
berkesinambungan. Dari tahun ke tahun jumlah dari unit usaha yang mendapatkan pembinaan
dan pengawasan tersebut terus meningkat dan akan terus ditingkatkan. Berikut adalah bagan
yang menunjukkan rencana peningkatan dari jumlah unit usaha tersebut dari tahun 2010-2014.
Sebagai indikator tingkat keberhasilan dari pengawasan pelaksanaan Community
Development adalah meningkatnya partisipasi pelaku usaha dalam pemberdayaan masyarakat,
baik melalui peningkatan jumlah alokasi anggaran maupun program-programnya.
Adapun beberapa kegiatan community development yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Community Development oleh PT. PLN
Persero • Kegiatan Bimbingan belajar untuk
pemudapemudi Papua yang dipersiapkan agar dapat masuk dalam
seleksi UMPTN Universitas Negeri, • Pasar murah BUMN kerjasama dengan
Pegadaian, • Bantuan kepada Laziz untuk Beasiswa
Santri PETIK Pesantren Teknologi Informatika ,
• Bantuan Perlengkapan Audio Visual dan perlengkapan Cinema Universitas
Indonesia, • Bantuan Laboratorium Universitas
Sumatera Utara • Bantuan 150 Sumur Gali di Kabupaten
Grobogan dan Kabupaten Blora, Jawa Tengah,
• Bantuan Sahabat PLN Goes to School dalam pembuatan Sepeda listrik dan
Video publikasi program Provinsi DKI
•
• ut,
en •
di ar,
• di
en •
•
No Pelaksana CSR
Rp 1
PT. PLN Persero 37,759,700,000
2 PT. Indonesia Power
17,759,000,000
3 PT. PJB
11,700,000,000
4 Lain-lain
9,366,785,500
Total Realisasi 76,585,485,500
Tabel 5.33 – Jumlah Comdev 2013
Tabel 5.34 – Realisasi Desa Mandiri Energi 2009 - 2013
• •
•
• •
No Indikator
Realisasi DME Total
Akumulasis.d Tahun 2013
2009 2010
2011 2012
2013
1 DME berbasis Non BBN
62 34
19 8
22 260
2 DME berbasis BBN
28 16
32 44
33 228
Total DME 90
50 51
52 55
488
Untuk Kesejahteraan Rakyat
B AB 5 |
AKUNT ABILIT
AS KINERJA
Jakarta, • Bantuan Upgrading Kompetensi 1000
guru-guru SMK Negeri di seluruh Indonesia.
2. Community Development oleh PT. Indonesia
Power • Pengembangan Desa Siaga di Garut,
Kabupaten Bandung dan Kabupaten Barat Barat
• Asuhan Dini Tumbuh Kembang Anak di Bandung, Garut, Pasuruan, Denpasar,
Buleleng dan Jembrana • Klinik Bhakti Indonesia Power di
Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut
• Pengolahan Limbah Abu Batubara di Suralaya
• Perbaikan Daerah Aliran Sungai di Sub DAS Cikapundung 600Ha, Pangalengan
70Ha dan Sub DAS Serayu • Perbaikan Kawasan Terumbu Karang di
pesisir utara Bali • Perbaikan Kawasan Mangrove di
pesisir utara Bali, Merak, Tanjung Priok, Semarang dan Surabaya
• Kelompok Usaha Bersama Berprestasi di Suralaya
• Persatuan Organisasi Rakyat Tatar Alam Bandung di Kabupaten Subang dan
Kabupaten Bandung Barat • Lembaga Pengelola Pesisir di Buleleng
• Sekolah Lapangan Pengelolaan DAS di Jawa Barat dan Jawa Tengah
3. Community Development oleh PT. Pembangkit
Jawa Bali • Program peningkatan kesehatan
• Bantuan korban bencana alam • Program Pengembangan prasarana dan
umum • Bantuan sarana dan prasarana ibadah
• Program pendidikan dan pelatihan • Program pengembangan kelompok
swadaya masyarakat
Gambar 5.58 – Desa Mandiri Energi
Gambar 5.59 – Jumlah Masyarakat yang Dapat Menikmati Air Bersih
N r,
E gi
n is
ar, ME
gi
• •
•
• •
122
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
• Program peningkatan kapasitas usaha masyarakat berbasis potensi sumber
daya setempat