Persentase pemanfaatan energi Non BBM

66 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam rangka diversiikasi energi Selain dengan memberdaya kan energi terbarukan, KESDM juga melakukan upaya untuk mengurangi pembangkit tenaga listrik yang masih menggunakan produk minyak bumi BBM dengan memberdayakan gas bumi, batubara, panas bumi, air serta Biro Diesel sebagai energi alternatif bahan baku utama untuk pembangkit tenaga listrik.

a. Pangsa Gas Bumi

Pangsa gas bumi ditargetkan dapat mencapai 30 di tahun 2013 ini, namun yang dapat direalisasikan sebesar 23,58, atau 78,6. Tidak tercapainya target pemanfaatan gas bumi sebagai pembangkit tenaga listrik dikarenakan terlambatnya COD PLTU dalam FTP I, sehingga pasokan gas yang disediakan untuk pembangkit tersebut tidak terpakai. Sebagai penggantinya dioperasikannya PLTD sewa di beberapa sistem kelistrikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sementara karena belum beroperasinya pembangkit utama yang telah direncanakan.

b. Pangsa Batubara

Batubara masih merupakan energi yang mendominasi energi mix bagi pembangkit tenaga listrik, pada tahun ini pangsa batubara untuk pembangkit listrik mencapai 51,61 dari target yang ditetapkan sebesar 49, atau dengan kata lain capaian kinerja sebesar 105,32.

c. Pangsa Panas Bumi

Pangsa energi panas bumi ditahun 2013 melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 4,45 dari target sebesar 4,24 atau capaian 104,95. Hal ini disebabkan adanya penambahan potensi energi lebih besar dari kenaikan jumlah kapasitas terpasang.

d. Pangsa Tenaga Air

Realisasi pangsa tenaga air pada tahun ini lebih rendah dari targetnya yang sebesar 7 dan tercapai sebesar 7,68, atau melebihi target sebsar 109,71.

e. Pangsa Bio Diesel Bio Energi

Mulai Tahun 2011 bio diesel mulai dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik, walaupun pangsa biodiesel masih relatif rendah namun pemanfaatan biro diesel sebagai pembangkit tenaga listrik semakin meningkat. Hal ini terlihat pada pangsa pemanfaatan bio disel di tahun 2013 meningkat sebesar 0,15 dari yang ditargetkan sebesar 0,8 atau meningkat sebesar 187,5 dari target. Salah satu peran dominan sektor ESDM dalam ss ak h n di P din n. uk ng o ln. n Gambar 5.9 Perkembangan dan Target Mix Pembangkit Listrik Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 5 | AKUNT ABILIT AS KINERJA pembangunan nasional adalah menjamin pasokan energi dan mineral dalam negeri, baik untuk bahan bakar maupun bahan baku. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada dasarnya Indonesia memiliki sumber energi yang beranekaragam dan jumlahnya memadai. Hingga saat ini, minyak bumi masih merupakan tulang punggung energi Indonesia, meskipun cadangannya terbatas dan terdapat beraneka ragam sumber energi non-BBM yang penggunaannya semakin digalakan oleh Pemerintah. Dalam menjamin penyediaan energi domestik, telah dilakukan optimasi produksi energi fosil yaitu minyak bumi, gas bumi dan batubara. Produksi minyak bumi, sebagai energi tidak terbarukan, cenderung menurun dari tahun ke tahun. Mulai tahun 2008, produksi minyak berada di bawah level 1 juta barel per hari.

5.3. Capaian Kinerja Tujuan Strategis

Namun, dengan adanya temuan cadangan baru seperti Blok Cepu, maka dalam jangka pendek akan terjadi kenaikan produksi minyak Indonesia yang tidak akan bertahan lama karena terjadi natural decline rate yang cukup tinggi sekitar 12per tahun. Sebagaimana diketahui, sekitar 60 produksi minyak Indonesia dipasok untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya sebesar 40 untuk ekspor. Selanjutnya, terkait pasokan bahan baku domestik, sektor ESDM memberikan kontribusi utamanya pada pasokan gas dan bahan mineral. Pemakaian gas domestik dimanfaatkan untuk industri pupuk, kilang petrokimia, kondensasi, LPG, PGN, PLN, Krakatau steel, industri lainnya. Selanjutnya pasca diterbitkan UU Migas Nomor 22 tahun 2001, alokasi gas bumi domestik mencapai 63,5, sedangkan alokasi gas bumi ekspor Tabel 5.8 – Indikator Kinerja Sasaran 1 dibandingkan target APBN-P tahun 2013 sebesar No Uraian Satuan Target Realisasi 2013 Realisasi 2012 Capaian 1 Produksi Minyak bumi MBOPD 840 825 860 98,21 2 Produksi Gas bumi MBOEPD 1.517 1.441 1.458 95,2 3 Produksi CBM MBOEPD -

4 Produksi Batubara

Juta Ton 391 421 386 107,67 5 Pasokan batubara untuk kebutuhan dalam negeri Juta Ton 96 74,32 67,25 77,41

6 Produksi Mineral

Ribu Ton 78.645,09 135.538,06 77.242,07 172,34 - Logam Tembaga Ribu Ton 545 450 447 82,57 - Emas Ribu Ton 0,09 0,06 0,07 67,05 - Timah Ribu Ton 100 88 95 88,00 - Bijih Nikel Ribu Ton 37.000 60.000 37.100 162,16 - Bauksit Ribu Ton 30.000 56.000 29.100 186,67 - Bijih Besi Ribu Ton 11.000 19.000 10.500 172,72

7 Produksi BBM

Juta KL 45,9 37,8 37,8 82,35

8 Produksi LPG

Juta Ton 2 4,59 4,33 229,5

9 Produksi LNG

MMTPA 23,81 42,09 42,09 176,77 Tujuan I : Terjaminnya Pasokan Energi dan Bahan Baku Domestik 68 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah • n • ery n • ri n- n g • n • as ngi • sebesar 36,5. Hal ini menunjukkan bahwa pada tataran kebijakan dan perencanaan, upaya pengutamaan pasokan gas bumi domestik sudah berjalan sangat baik. Meskipun saat ini kebijakan alokasi gas untuk domestik sudah diprioritaskan, namun ekspor gas juga tetap diperlukan untuk mencapai skala keekonomian dari suatu lapangan gas bumi, mengingat harga gas bumi domestik pada umumnya lebih rendah dibandingkan untuk ekspor. Disamping gas bumi, bahan mineral juga berperan penting sebagai pemasok bahan baku industri. Bahan mineral tersebut antara lain tembaga, emas, perak, bauksit, nikel, timah, intan dan besi. Dalam rangka mewujudkan tujuan di atas, ditetapkan lima sasaran sebagai berikut. Sasaran 1. Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 9 indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja program kegiatan rencana kinerja tahun 2013. Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut. Dilihat dari sumbernya, pasokan energi untuk domestik dapat dipenuhi dari 9 sembilan jenis energi seperti yang terlihat dari tabel di atas. Dari 9 sumber tersebut, unit kerja yang bertugas mengelola pasokan energi adalah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. Uraian indikator kinerja untuk mencapai sasaran meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik yang dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut.

1. Produksi Minyak Bumi

Realisasi produksi pada tahun 2013 sebesar 824 MBOPD Angka operasional status s.d 31 Desember 2013 atau sebesar 98,09 dibandingkan target APBN-P tahun 2013 sebesar 840 MBOPD96. Tidak tercapainya target produksi minyak bumi pada tahun 2013 antara lain disebabkan oleh • • • • • • Gambar 5.10 -- Perkembangan Produksi Minyak 2009 - 2014 Gambar 5.11 -- Cadangan Minyak Bumi Status 1.1.2013 Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 5 | AKUNT ABILIT AS KINERJA beberapa kendala sebagai berikut: a Gangguan produksi yang disebabkan oleh adanya faktor teknis yang antara lain meliputi masalah peralatan dan kebocoran pipa salur, serta kejadian alam seperti hujan lebat yang menyebabkan pengentalan minyakcongeal dan gangguan petir yang menyebabkan power tripped b Kendala subsurfacereservoir c Faktor non teknis yang antara lain meliputi tumpang tindih lahan, kendala perijinan a.l. ijin lokasi untuk pemboran, kendala sosial pemblokiran jalanlokasi, faktor keamanan dan pencurian Berdasarkan kondisi produksi tahun 2013, pada tahun 2014 produksi minyak bumi diperkirakan sebesar 870 MBOPD, dengan mengupayakan percepatan pengembangan lapangan migas baru. Gambar 5.13 -- Perkembangan Produksi Gas Bumi 2009 - 2014 Gambar 5.12 -- Perkembangan Cadangan Minyak Bumi 2010 - 2013