Jumlah Kontrak Kerja Sama Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah ditawarkan

52 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Blok East Seringapatam, ofshore NTT dan Blok East Abadi, ofshore Maluku. Sedangkan wilayah kerja migas yang ditawarkan melalui penawaran langsung tahap I 2013 adalah: 1 Blok Palmerah Baru, onshore Sumatra Selatan Jambi 2 Blok Sakti, ofshore Jawa Tengah Jawa Timur 3 Blok North Madura II, ofshore Jawa Timur 4 Blok North East Madura VI, ofshore Jawa Timur 5 Blok Anugerah, ofshore Jawa Timur 6 Blok East Bontang, onshore-ofshore Kalimantan Timur 7 Blok North Adang, ofshore Makasar Strait 8 Blok South Sulawesi I, ofshore Sulawesi Barat Selatan 9 Blok South Sulawesi II, ofshore Sulawesi Selatan 10 Blok South East Sulawesi I, ofshore Sulawesi Tenggara Tengah 11 Blok South East Sulawesi II, ofshore Sulawesi Tenggara 12 Blok West Abadi, ofshore Maluku 13 Blok Yamdena, ofshore Maluku 14 Blok South Aru, ofshore Maluku 15 Blok Bird`s Head, ofshore Papua 16 Blok Merauke, onshore Papua

b. Penandatanganan Wilayah Kerja Migas Konvensional

Pada tahun 2013, kontrak kerjasama migas kovensional yang telah ditandatangani merupakan hasil dari penawaran wilayah kerja migas putaran II tahun 2012 dan berjumlah sebanyak 13 kks yang antara lain terdiri dari: Merangin III, Menduwai, Ofshore Mangkalihat, Air Sugihan, Kahayan, Central Mahakam, Bima Sakti, West Bangkanai, West Sebuku, Of North X Ray, North East Tanjung, Sanggau, dan North East Bangkanai. Pencapaian realisasi penandatanganan wilayah kerja migas konvensional sebanyak LAKIP KESDM Tahun 2013 55 Gambar 5.2 – Penawaran Wilayah Kerja Migas Konvensional Tahap I Tahun 2013 Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 5 | AKUNT ABILIT AS KINERJA 13 masih relatif kecil dibandingkan dengan target capaiannya yaitu 30 atau hanya teralisasi sebesar 43. Hal ini dikarenakan oleh adanya keterlambatan pelaksanaan tender wilayah kerja migas konvensional yang baru dimulai bulan September 2012 acces bid document. Proses pembahasan terkait penawaran dan penandatanganan wilayah kerja migas konvensional dibutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, mengingat pada tahun 2013, pembahasan lebih ditekankan pada terciptanya komitmen pelaksanaan pemboran eksplorasi di wilayah kerja migas baik konvensional. Terciptanya komitmen pemboran menjadi salah satu pont penting yang ditekankan dalam pembahasan mengingat Pemerintah telah menetapkan tahun 2013 sebagai tahun pemboran. Hasil penawaran wilayah kerja migas konvensional putaran I tahun 2013 rencananya akan ditandatangani pada bulan Februari 2014.

c. Penawaran Wilayah Kerja Migas Non

Konvensional Shale gas adalah gas yang diperoleh dari serpihan batuan shale atau tempat terbentuknya gas bumi. Potensi shale gas Indonesia diperkirakan sekitar 574 TSCF. Lebih besar jika dibandingkan Gas Methana Batubara GMB yang sekitar 453,3 TSCF dan gas bumi 334,5 TSCF. Hingga saat ini, telah ditandatangani satu kontrak kerja sama perdana wilayah kerja migas non konvensional. Berdasarkan hasil identiikasi yang dilakukan pemerintah, hingga saat ini terdapat 7 cekungan di Indonesia yang mengandung shale gas dan 1 berbentuk klasafet formation. Cekungan terbanyak berada di Sumatera yaitu berjumlah 3 cekungan, seperti Baong Shale, Telisa Shale dan Gumai Shale. Sedangkan di Pulau Jawa dan Kalimantan, Gambar 5.3 -- Penawaran Wilayah Kerja Migas Non Konvensional Tahun 2013 54 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah shale gas masing-masing berada di 2 cekungan. Di Papua, berbentuk klasafet formation. Pengembangan shale gas diatur dalam Peraturan menteri ESDM Nomor 05 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Dan Penawaran Wilayah Kerja Minyak Dan Gas Bumi Non Konvensional. Pada tahun 2013, Pemerintah menawarkan dua wilayah kerja WK migas non konvensional MNK Shale Gas melalui penawaran langsung. WK yang ditawarkan tersebut adalah MNK Kisaran Blok di North Sumatera dan Riau serta MNK West Tanjung Blok di Central Kalimantan.

d. Penandatanganan Wilayah Kerja Migas Non Konvensional

Dari target 12 KKS, yang telah terealisasi sampai Oktober 2013 sebanyak 1 KKS dan Realisasi Desember 2013 sebanyak 1 KKS. Pdad tahun 2013, telah ditandatangani sebanyak satu wilayah kerja Non Konvensional. Kontrak kerja sama yang ditanda tangani tersebut merupakan kontrak kerjasama shale gas. Kontrak kerjasama migas non kovensional shale gas yang telah ditandatangani dimaksud merupakan kontrak shale gas pertama kali di indonesia. WK shale gas yang dioperasikan PT PHE MNK Sumbagut ini, diperkirakan mengandung potensi shale gas sebesar 18,56 triliun kaki kubik. Pertamina dengan investasi sekitar US 7,8 miliar, menargetkan produksi perdana dapat diperoleh pada tahun ke-7 setelah enam tahun tahap eksplorasi perdana dengan tingkat produksi sebesar 40-100 MMSCFD. Kendala terkait penawaran dan pendandatanganan wilayah kerja migas non konvensional antara lain: • Gas Methana Batubara GMB Proses penawaran dan penandatanganan wilayah kerja Gas Methana Batubara di tahun 2013 mengalami kendala dalam hal tumpang tindih lahan dan lamanya proses joint studyjoint evaluation yang dilakukan perusahaan dan universitas yang ditunjuk. Tumpang tindih lahan terutama yang terkait dengan adanya wilayah hutan lindung dan Taman Nasional yang tidak mungkin diakses oleh kegiatan Gas Methana Batubara. Selain itu, daerah potensial untuk dijadikan wilayah kerja GMB sudah terbatas mengingat dari 11 cekungan yang ada sudah hampir 90 menjadi wilayah kerja GMB. • Migas Non Konvensional wilayah potensi migas non konvensional mayoritas berada di wilayah kerja eksisting. Oleh karena itu, partisipasi aktif dari wilayah kerja eksisting menjadi diperlukan. Selama tahun 2013 proses penyiapan wilayah kerja non konvensional telah banyak dilakukan melalui joint study dan joint evaluasi. Proses joint study dan joint evaluation memerlukan waktu yang cukup lama mengingat wilayah kerja non konvensional adalah hal baru bagi Indonesia dan membutuhkan kajian yang mendalam. Dua wilayah kerja yang ditawarkan di tahun 2013 merupakan dua wilayah yang benar- benar siap ditawarkan mengingat telah selesai kajian teknis dan ekonomisnya.

e. Wilayah Kerja Panas Bumi Yang Telah

Dilelang Target WKP panas bumi yang telah ditetapkan pada tahun ini 2013 sebanyak 2 WKP, terealisasi sebesar 0 WKP atau capaian 0 karena sampai akhir Desember 2013 WKP Danau Ranau dan WKP Lawu masih dalam prose lelang. Dan kendalanya belum diterbitkan Revisi PP Nomor 592007 sebagai dasar pelaksanaan proses lelang. Penetapan WKP panas bumi merupakan wewenang pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian ESDM. Sedangkan kewenangan pemberi perizinan tergantung dari letak dimana WKP tersebut berada. Pada tahun 2011 WKP yang ditetapkan 50 WKP, sedangkan tahun 2012 ditetapkan 8 WK, sedangkan pada tahun 2013 realisasi 0 WKP, jadi total Akumulasi WKP sampai dengan tahun 2013 adalah 58 WKP. Untuk Kesejahteraan Rakyat B AB 5 | AKUNT ABILIT AS KINERJA

4. Jumlah Produksi Sektor ESDM a.

Minyak Bumi Produksi minyak bumi pada APBN-P 2013 ditargetkan sebesar 840 MBOPD ribu barel per day . Untuk rata-rata produksi minyak bumi pada tahun 2013 adalah sebesar 825 MBOPD atau sekitar 98,21 dari target produksi APBNP tahun 2013.

b. Gas Bumi

Realisasi produksi pada tahun 2013 Angka operasional status s.d 31 Desember 2013 sebesar 1.444 MBOEPD atau sebesar 95,2 dibandingkan target tahun 2013 sebesar 1.517 MBOEPD. Belum maksimalnya pencapaian target produksi gas bumi disebabkan oleh beberapa kendala yaitu: a Gangguan produksi yang disebabkanoleh adanya faktor teknis seperti permasalahan pada pipa dan kompresor, serta faktor alam seperti gangguan petir yang menyebabkan power tripped b Kendala subsurfacereservoir c Faktor non teknis: tumpang tindih lahan, kendala perijinan a.l. ijin lokasi untuk pemboran, kendala sosial pemblokiran jalanlokasi, faktor keamanan dan pencurian

c. Batubara

Target produksi batubara pada tahun 2013 sebesar 391 juta ton. Pada realisasinya, produksi batubara tahun 2013 mencapai 421 juta ton atau 107,67 terhadap target enetapan WKP panas bumi merupakan P dit d p at A b. R Uraian Realisasi Jumlah WKP yang ditetapkan secara kumulatif 2011 2012 2013 Jumlah WKP Panas Bumi yang telah ditetapkan 50 58 Tabel 5.2 Perbandingan Jumlah WKP yang telah ditetapkan Gambar 5.4 -- Wilayah Kerja Panas Bumi Status Tahun 2013 56 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2013. Pertumbuhan produksi batubara selama 5 lima tahun terakhir sebesar 13,8. Pertumbuhan ini menunjukkan tren yang positif yang berimplikasi pada peningkatan perekonomian nasional, karena secara langsung juga berdampak pada peningkatan Penerimaan Negara state revenue

d. Mineral

Produksi mineral tahun 2013 relatif baik yaitu mencapai 135,54 Juta ton, melebihi dari jumlah produksi mineral yang ditargetkan yaitu sebesar 78,65 Juta atau capaian kinerja sebesar 172,34. Pada tahun 2013 terdapat peningkatan produksi dari beberapa komoditi mineral dibanding tahun 2012 seperti produksi bijih nikel, bauksit, dan bijih besi sampai menyentuh angka 146, 186 dan 190. Walaupun terdapat komoditi yang produksinya menurun seperti emas dan timah yang hanya berproduksi 78,6 dan 92,63 dibandingkan tahun 2012.

e. Listrik

Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 9,5 pertahun telah dilakukan peningkatan sarana dan prasarana ketenagalistrikan, jumlah kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik pada tahun 2013 yaitu sekitar 47.128 MW, dimana tambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik tersebut dapat diperoleh dari pelaksanaan Program Percepatan 10.000 MW Tahap I, Program Percepatan 10.000 MW Tahap II, dan Program Reguler PLN dan Independent Power Producer-IPP.

f. Bioetanol

Target produksi bioethanol tahun 2013 ini ditetapkan sebesar 100.000 Kilo liter, belum terealisasi karena harga jual dari bioetanol belum sesuai dengan nilai keekonomian. Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan bahan baku nabati.

g. Biodiesel

Target produksi biodiesel tahun 2013 ditetapkan sebesar 1.500.000 Kl, dengan Gambar 5.5 -- bahan Baku Bioetanol Gambar 5.6 – Produksi Mineral 2010 - 2013 tu lah ar . i g dibandingkan tahun 2012.