meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa siklus peningkatan membaca pemahaman yakni siklus pertama 0,
siklus selanjutnya 32, dan siklus terakhir 84. Peningkatan tersebut juga terjadi dalam keberhasilan pencapaian aspek membaca pemahaman pula.
Relevansi ketiga penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama mengkaji tentang kemampuan membaca pemahaman.
Namun, perbedaan yang terletak pada jenis penelitian dan responden penelitian. Penelitian pertama dan kedua menggunakan jenis penelitian korelasi sementara
penelitian ketiga menggunakan jenis penelitian tindak kelas PTK. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Responden yang digunakan dalam ketiga
penelitian di atas yakni siswa SMASMK dan setaranya. Akan tetapi, penelitian ini menggunakan mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa, Yogyakarta.
2.2 Kajian Teori
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni membaca, manfaat membaca, jenis-jenis membaca, membaca pemahaman, tingkatan membaca
pemahaman. Adapun penjabaran teori tersebut sebagai berikut.
2.2.1 Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-katabahasa tulis Hodgson dalam Tarigan 1983:7. Ditinjau dari segi linguistik menurut Anderson dalam Tarigan 1983:7 membaca adalah suatu
proses penyandian kembali dan pembacaan sandi a recording and decoding process
. Definisi membaca lainnya dari Finnochiaro dan Bonomo Harras dan
Sulistianingsih, 1997: 16 dapat digolongkan sebagai definisi yang masih terlalu dangkal. Mereka merumuskan membaca sebagai proses memetik serta memahami
arti atau makna yang terkandung dalam bahan tercetak atau tertulis reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or written material
. Pengertian ini dapat diartikan bahwa pembaca hanya memetik atau memahami
makna deretan kata yang tersurat dalam baris-baris bacaan reading the lines. Kegiatan membaca seperti itu dinamakan membaca literal yang merupakan
kegiatan membaca tingkat paling rendah. Padahal untuk mencapai tingkat pemahaman yang tinggi, pembaca juga harus mampu menangkap informasi
tersirat yang ada dalam setiap materi bacaan. Di sisi lain, Goodman menyanggah definisi yang dikemukakan oleh
Finnochiaro dan Bonomo. Ia menyatakan bahwa pembaca tidak hanya sekedar dituntut untuk memiliki kemampuan memberikan dan memetik makna dari materi
yang tercetak melainkan juga dituntut untuk mampu menyusun konteks yang tersedia guna membentuk makna Harras dan Sulistianingsih, 1997:17. Kegiatan
membaca mencakup tidak hanya memetik pengertian dari deretan kata yang tersurat reading the lines tetapi juga makna dari deretan baris reading between
the lines serta makna di balik deretan baris tersebut reading beyond the lines.
Jadi, pembaca juga melakukan interpretasi terhadap hal-hal yang tersirat yang ada dalam materi bacaan.