Indikator Pengetahuan yang Dimiliki Sebelumnya

melalui subindikator seperti 1 ketertarikan ingin membaca bacaan yang diberitahukan oleh teman karena isinya menarik, 2 ketertarikan ingin membaca bacaan karena bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan, serta 3 ketertarikan membaca untuk jenis bacaan yang dianggap menarik saja. Berdasarkan penjabaran di atas dapat disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.8 Indikator Ketertarikan Terhadap Bacaan dan Kebermanfaatan Bagi Pembaca NO INDIKATOR RENTANG SKOR 1 STS 2 TS 3 N 4 S 5 SS 1 Bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya, saya ingin membacanya. 1 6 45 5 2 Saya membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan saya. 2 7 39 9 3 Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca. 3 19 5 23 7 Pada tabel di atas dijabarkan 3 subindikator, masing-masing dapat dijabarkan sebagai berikut. Subindikator “bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya, mahasiswa ingin membacanya” memperlihatkan situasi yang bervariasi. Jika pilihan sangat setuju 5 mahasiswa dan pilihan setuju 45 mahasiswa berarti ada 50 mahasiswa yang tertarik membaca karena diberitahukan oleh temannya dan isinya menarik. Jadi sebesar 87,72 dapat dipandang sebagai sikap positif dengan kategori sangat tinggi. Selanjutnya, terdapat satu mahasiswa atau 1,76 yang menyatakan tidak membaca meskipun bacaan tersebut menarik isinya dan yang memberitahukan temannya sendiri. Tidak hanya itu, ternyata masih terdapat 6 mahasiswa atau 10,53 yang belum jelas sikapnya. Subindikator nomor 2 adalah “mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahannya.” Jika pilihan sangat setuju 9 mahasiswa dan pilihan setuju 39 mahasiswa berarti ada 48 mahasiswa menyatakan membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahanya. Jadi sebesar 84,21 dapat dipandang sebagai sikap positif dengan kategori sangat tinggi. Selain itu, terdapat 2 mahasiswa atau 3,51 yang menyatakan tidak membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahanya. Hal tersebut dapat dipandang sebagai sikap negatif dengan kategori sangat rendah. Namun, masih ada 7 mahasiswa atau 12,28 yang belum jelas sikapnya. Subindikat or terakhir adalah “mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang dianggapnya menarik untuk dibaca. ” Jika pilihan sangat setuju 7 mahasiswa dan pilihan setuju 23 mahasiswa berarti ada 30 mahasiswa yang menyatakan bahwa hanya membaca jenis bacaan yang dianggapnya menarik untuk dibaca. Jadi sebesar 52,63 dianggap sebagai sikap negatif dengan kategori cukup. Selain itu, terdapat 22 mahasiswa atau 38,60 yang menyatakan tidak hanya membaca jenis bacaan yang dianggapnya menarik untuk dibaca. Oleh karena itu dapat dianggap sebagai sikap positif dengan kategori rendah. Akan tetapi, masih ada 5 pilihan mahasiswa atau 8,77 yang belum jelas pilihannya.

h. Indikator Tingkat Intelegensi

Indikator tingkat intelegensi menjadi salah satu indikator penting guna melihat tingkat intelegensi yang dimiliki oleh mahasiswa. Subindikator tingkat intelegensi mencakup 1 tingkat intelegensi tidak begitu penting untuk memahami isi bacaan dan 2 kebutuhan hidup berhubungan dengan ilmu pengetahuan tidak selalu membaca. Adapun penjabarannya sebagai berikut. Tabel 4.9 Indikator Tingkat Intelegensi NO INDIKATOR RENTANG SKOR 1 STS 2 TS 3 N 4 S 5 SS 1 Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan. 1 3 5 38 10 2 Kebutuhan hidup yang berhubungaan dengan ilmu pengetahuan tidak selalu dapat dipenuhi hanya melalui membaca. 1 10 7 34 5 Tabel di atas menjelaskan 2 subindikator, masing-masing dapat dijabarkan sebagai berikut. Subindikator “tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan” memperlihatkan berbagai situasi. Jika pilihan sangat setuju 10 mahasiswa dan pilihan setuju 38 mahasiswa berarti ada 48 mahasiswa yang menyatakan setuju tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan. Jadi sebesar 84,21 dapat dipandang sebagai sikap positif dengan kategori sangat tinggi. Akan tetapi, terdapat 4 mahasiswa atau 7.02 yang menyatakan tidak setuju intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan. Hal tersebut dapat dipandang sebagai sikap negatif dengan kategori sangat rendah. Namun, masih ada 5 pilihan mahasiswa atau 8,77 yang belum jelas pilihannya. Subindikator nomor 2 adalah “kebutuhan hidup yang berhubungaan dengan ilmu pengetahuan tidak selalu dapat dipenuhi hanya melalui membaca. ” Jika pilihan sangat setuju 5 mahasiswa dan pilihan setuju 34 mahasiswa berarti ada 39 mahasiswa yang menyatakan setuju bahwa kebutuhan hidup yang berhubungaan dengan ilmu pengetahuan tidak selalu dapat dipenuhi hanya melalui membaca. Jadi sebesar 68,42 dapat dianggap sebagai sikap negatif dengan kategori tinggi. Selanjutnya, terdapat 11 mahasiswa 19,30 yang menyatakan bahwa kebutuhan hidup yang berhubungaan dengan ilmu pengetahuan selalu dapat dipenuhi hanya melalui membaca. Berdasarkan kriteria yang ada, jumlah tersebut termasuk dalam kategori sangat rendah dan termasuk dalam sikap positif. Akan tetapi, masih terdapat 7 pilihan mahasiswa atau 12,28 yang belum jelas sikapnya.

i. Indikator Penguasaan Bahasa

Indikator penguasaan bahasa merupakan indikator yang menjadi pendukung dalam faktor internal. Subindikator penguasaan bahasa mencakup 1 penguasaan terhadap bidang ilmu yang dipelajari sesulit apapun akan berusaha memahaminya, 2 penguasaan bahasa pada bacaan yang tidak berkaitan sering mengalami kesulitan untuk memahaminya, dan 3 penguasaan bahasa pada bacaan yang berkaitan terkadang pun sulit memahaminya. Secara berturut-turut, berdasarkan hasil angket dapat disajikan dalam tabel berikut.

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas XI SMA Insan Kamil Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014

1 7 105

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa jurusan bahasa inggris melalui teknik membaca survey,question, read, recite, review (sq3r)

0 7 0

Faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester V program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 172

Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 2 228

Pengembangan modul pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

3 31 446

Pengembangan kebiasaan membaca pemahaman mahasiswa semester VI Pprogram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

1 16 334

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 265

Strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca kritis pada mahasiswa semester VI kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 241

Strategi kemampuan membaca pemahaman berdasrakan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2014/2015.

0 0 229

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2

0 1 239