141
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan  dapat  ditarik kesimpulan sebagai  berikut.  Pertama,  hasil  angket  faktor  membaca  mahasiswa  semester  VI
PBSI  Universitas  Sarjanawiyata  Tamansiswa,  Yogyakarta  tahun  ajaran  2015 dinyatakan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan persentase dari hasil
klasifikasi tiap indikator sebesar 70,70 masuk dalam kategori tinggi. Setelah itu dianalisis ke dalam teori SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman. Analisis SWOT menunjukkan bahwa terdapat 16 subindikator yang menjadi kekuatan, 13 subindikator yang menjadi kelemahan, 5 subindikator yang
menjadi  peluang,  dan  9  subindikator  yang  menjadi  ancaman  bagi  mahasiswa dalam membaca. Angket faktor membaca dikategorikan tinggi karena mahasiswa
memiliki  motivasi  baca  tinggi,  sikap  yang  bertanggung  jawab  dan  berkomitmen, keadaan  emosi  yang  baik  ketika  membaca  serta  dapat  menggunakan  hal  yang
diberikan dosen pengetahuan dengan baik. Kedua,  hasil  tes  kemampuan  membaca  pemahaman  mahasiswa  semester
VI  PBSI  Universitas  Sarjanawiyata  Tamansiswa,  Yogyakarta  tahun  ajaran  2015 berada  pada  kategori  membaca  pemahaman  cukup.  Hal  ini  dibuktikan  dengan
nilai rata-rata mahasiswa adalah 18,11. Nilai tersebut didukung dengan frekuensi jumlah mahasiswa sebanyak 23 pada rentang nilai 16-20. Hasil angket membaca
dan  hasil  tes  kemampuan  membaca  pemahaman  tidak  memiliki  kesesuaian.  Hal ini  karena  mahasiswa  tidak  memiliki  kebiasaan  dan  minat  baca.  Kebiasaan  dan
minat baca merupakan hal penting dalam pemahaman sebuah bacaan. Oleh karena itu,  hasil  tes  kemampuan  membaca  pemahaman  juga  menunjukkan  terdapat  3
aspek  membaca  pemahaman  yang  belum  berhasil  dicapai.  Tiga  aspek  tersebut yakni  aspek  menangkap  makna  tersirat,  aspek  menangkap  makna  tersurat,  dan
aspek  menarik  kesimpulan  isi  bacaan.  Setelah  dianalisis  ke  dalam  6  aspek membaca  pemahaman  menangkap  arti  kataistilah,  menangkap  makna  tersirat
dan  tersurat,  menarik  kesimpulan  isi  bacaan,  memprediksi  maksud  penulis,  dan mengevaluasi bacaan kemudian dikaitkan dengan analisis SWOT.
Ketiga,  penentuan  strategi  pembelajaran  disesuaikan  dengan  6  aspek membaca  pemahaman.  Keenam  aspek  tersebut  telah  diketahui  kekuatan,
kelemahan,  peluang,  dan  ancaman  sehingga  penentuan  strategi  mudah  untuk menyesuaikan  dengan  kebutuhan  tiap  aspek.  Oleh  karena  itu  di  bawah  ini
merupakan usulan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tiap aspek membaca pemahaman yakni.
1. Setiap pembelajaran membaca, mahasiswa mencari arti kataistilah asing yang
terdapat  dalam  bacaan  berhubungan  dengan  materi  kuliah.  Kataistilah  yang terkumpul  tersebut  kemudian  ditulis  dengan  menggunakan  spidol  berwarna
dan ditulis di note book. Tulisan yang banyak memiliki warna akan membantu dalam hal mengingat.
2. Membaca  merupakan  kebutuhan  dasar  yang  dibutuhkan  oleh  manusia.  Jadi
ketika  tidak  tersedianya  bahan  bacaan  untuk  dibaca  maka  mulai  membawa buku  kemana  pun  pergi.  Jadikan  hal  tersebut  menjadi  kebiasaan  yang  baik
sehingga mampu memperoleh banyak pembendaharaan kataistilah  yang  luas dan banyak.
3. Mahasiswa seharusnya meluang waktu setiap hari paling tidak 2–3 jam untuk
membaca  buku  yang  berhubungan  dengan  materi  kuliah.  Ketika  membaca seharusnya mahasiswa menuliskan kataistilah asing serta maknanya. Jika hal
ini  dilakukan  dan  menjadi  sebuah  kebiasaan  akan  membantu  dalam penangkapan aspek menangkap arti kataistilah.
4. Mahasiswa  seharusnya  mencoba  membiasakan  diri  ketika  membaca
memberikan garis bawah untuk setiap kalimat yang menjadi hal penting dalam bacaan.
5. Mahasiswa  seharusnya  menyederhanakan  kalimat  dalam  bacaan  dengan
bahasa sendiri sehingga mampu memahami inti bacaan tersebut. 6.
Mahasiswa  perlu  membaca  buku  dari  berbagai  bidang  ilmu  di  luar  bidang ilmu yang ditekuni. Hal tersebut melatih mahasiswa dalam penguasaan bahasa
serta melatih konsentrasi. 7.
Mahasiswa diharapkan melatih diri setiap membaca dengan membuat skema. Pembuatan  skema  diharapkan  agar  mahasiswa  dapat  mengetahui  struktur
bacaan  tersebut  sehingga  memudahkan  mahasiswa  dalam  memahami  isi bacaan.
8. Mahasiswa diharapkan membuat ringkasan dengan bahasanya sendiri. Hal ini
diharapkan  agar  mahasiswa  mampu  menangkap  keseluruhan  bacaan  dengan baik.