kembali menurut Tarigan: 1990 dalam Teguh Santoso: 2001. Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi SQ3R yaitu sebagai berikut:
a. Survey Peninjauan adalah langkah persiapan yang dilakukan untuk memulai
aktivitas membaca. Langkah ini berguna untuk mengumpulkan informasi tentang bacaan yang akan kita baca. Tujuan survey adalah untuk mempercepat
menangkap arti, mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide penting, melihat susunan organisasi bahan bacaan, mendapatkan minat perhatian yang
seksama terhadap bacaan, dan memudahkan mengingat lebih banyak dan lebih mudah.
b. Question Pertanyaan. Langkah question adalah memunculkan pertanyaan-
pertanyaan seputar gambaran umum yang telah kita dapatkan dalam proses survey
sebelumnya. c.
Read Membaca adalah pada langkah ketiga, bukan langkah pertama. Saat membaca ini, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab
yang kita buat pada proses survey dan question. d.
Recite adalah menceritakan isi bacaan yang telah dibaca dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini Anda dapat membuat catatan seperlunya. Pada
umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses recite ini kita bias melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan
mengingat bahan yang dibaca. Cara melakukan recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca bab tersebut dan
cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
e. Review adalah proses meninjau kembali isi bahan bacaan, pakah yang kita
ceritakan dengan kata-kata sendiri telah sesuai dengan isi yang sebenarnya atau tidak. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh bab,
melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Selanjutnya ada Strategi PQ4R Preview,Question, Read, Reflect, Recite,
Review . Strategi PQ4R merupakan salah satu bentuk strategi elaborasi. PQ4R
adalah singkatan dari preview membaca selintas dengan cepat, question bertanya, dan 4R singkatan dari read, reflect, recite, dan review atau membaca,
merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulag secara menyeluruh dalam Iskandar dan Dadang: 2008, hal. 11-12. Strategi PQ4R adalah strategi
yang digunakan untuk membantu peserta didik mengingat dan menghafal apa yang mereka baca. dan digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang
dibaca dengan tujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi PQ4R sebagai
berikut: a.
Preview. Siswa membaca selintas dengan cepat, dimulai membaca topic- topiknya, sub topik utama, judul dan sub judul atau ringkasan pada akhir suatu
bab. Ide pokoknya akan menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan siswa sehingga akan memudahkan memberi keseluruhan ide pokok.
b. Question mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri untuk setiap
pasal yang ada pada bacaan siswa. Awali pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, mengapa, dan bagaimana, sehingga akan lebih hati-hati dan
membantu siswa mengingat apa yang dibaca dengan baik.
c. Read memberi reaksi sebagai hasil pikir dari apa yang dibaca dengan
menjawab semua pertanyaan yang diajukan sebelumnya. d.
Reflect. Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal tapi mengingat dan memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara:
1. Menghubungkan informasi yang telah diketahui
2. Mengaitkan topik dalam teks dengan konsep utama
3. Memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan
4. Menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah yang disimulasikan
e. Recite menghubungkan atau mengingat kembali informasi yang telah
dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan menyaring dan menanyakan serta menjawab pertanyaan yang ada, sehingga dapat memuat
intisari materi dan bacaan. f.
Review menjawab intisari yang telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan dan menjawab pertanyaan yang ada sekali lagi.
Strategi lainnya yaitu RAP sebagai akronim dari Read, Asked, dan Putting. Dalam menanamkan minat baca, pembelajar harus diajak membaca. Selama
membaca, pembelajar dapat membaca satu paragraf saja untuk memahami pikiran utama, dan baru kemudian memahami pikiran penjelas. Setelah pembelajar
membaca, kemudian ajukan beberapa pertanyaan mengenai paragraf yang sudah dibaca dan kemudian dicoba dijawab ask. Dan pada akhirnya, pembelajar
mencoba membuat ringkasan menggunakan kata-kata sendiri putting. Strategi membaca demikian harus secara terus-menerus dilakukan secara mandiri
Hagaman, Luschen Reid, 2010.
Satu lagi strategi yang dapat digunakan untuk membaca pemahaman yaitu strategi TEELS Title, Examine, Look, and Setting dalam Ridge Skinner,
2010. Strategi ini sangat jitu jika diterapkan untuk memahami buku teks. Langkah pertama adalah Title. Siswa mengamati judul untuk menemukan kata
kunci agar dapat memahami arah bacaan. Langkah kedua adalah Examine. Pada langkah ini siswa membaca sekilas suatu bagian bacaan untuk menemukan kata
kunci isi bacaan. Laangkah ketiga adalah look look for. Pada tahap ini pembaca menemukan kata-kata penting kata kunci yang sering diulang-ulang dalam
bacaan. Langkah ini sangat penting karena akan mengaktifkan prior knowledge siswa. Langkah selanjutnya adalah look look for lagi. Pada tahap ini pembaca
mencari kata-kata yang tidak diketahui maknanya dan kemudian dicari maknanya melalui kamus. Langkah ini penting karena jika selama membaca tidak
memahami makna kata-kata yang digunakan akan kesulitan memahami isi bacaan. Langkah terakhir adalah setting. Langkah ini dimaksudkan untuk menemukan hal-
ihwal yang berhubungan dengan tempat, waktu, gambaran, atau periodisasi peristiwanya. Jika strategi ini dilakukan berkali-kali, pembaca akan mengalami
perubahan besar dalam memahami isi bacaan. Strategi yang dibutuhkan oleh mahasiswa yakni 1 strategi menangkap arti
kataistilah, 2 strategi menangkap makna tersirat, 3 strategi menangkap makna tersurat, 4 strategi menarik kesimpulan isi bacaan, 5 strategi memprediksi
maksud penulis, dan 6 strategi mengevaluasi bacaan. Strategi inilah yang dipergunakan untuk pembelajaran kemampuan membaca pemahaman.
2.2.8 Teori Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan Rangkuti, 2003:18. Namun, dalam penelitian
ini analisis SWOT digunakan untuk mengindetifikasi berbagai faktor membaca yang dimiliki oleh mahasiswa untuk mendapatkan strategi pembelajaran. Analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Menurut
Rangkuti 2003:19 SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang ada
dalam faktor membaca mahasiswa. Dalam hal ini analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan
dan kelemahan. Pearce II 2013:156-157 menjabarkan analisis SWOT sebagai berikut.
Peluang Opportunities merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan yang mendukung faktor membaca mahasiswa. Ancaman Threats
merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan mahasiswa dalam membaca. Kekuatan Strengths merupakan keunggulan
mahasiswa pada saat membaca dan kelemahan Weaknesses merupakan keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki mahasiswa ketika membaca yang
dapat menghambat pemahaman mahasiswa terhadap bacaan. Keempat hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu teknik yang digunakan oleh peneliti untuk
melakukan penyorotan yang cepat atas situasi strategi pembelajaran yang sesuai untuk kemampuan membaca pemahaman.
Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategi yang merupakan pendekatan analisis lingkungan Sagala, 2007:140. Analisis SWOT
menyediakan para pengambil keputusan organisasi akan informasi yang dapat menyiapkan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
Analisis SWOT Susanto, 2014:133 adalah perangkat analisa yang popular, terutama untuk kepentingan perumusan strategi. Kemampuan analisis SWOT
bertahan sebagai alat perencanaan yang masih terus digunakan sampai saat ini, membuktikan kehebatan analisis dalam pandangan seorang dosen.
Analisisis SWOT juga dapat dikatakan sebuah pendekatan konseptual yang luas, yang menjadikannya rentan terhadap beberapa keterbatasan. Pertama,
analisis SWOT berpontensi untuk terlalu banyak memberikan penekanan pada kekuatan internal dan kurang memberikan perhatian pada ancaman eksternal.
Kedua, analisis SWOT dapat menjadikan sesuatu yang bersifat statis dan beresiko mengabaikan perubahan situasi dan lingkungan yang dinamis. Ketiga, analisis
SWOT berpontensi terlalu memberikan penekanan hanya pada satu kekuatan atau elemen dari strategi.
2.2.9 Teori Analisis Skala Likert
Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala
atau fenomena. Sumanto, 2014:102 Dalam skala likert terdapat dua bentuk pernyataan, yaitu bentuk pernyataan positif favourale yang berfungsi untuk
mengukur sikap positif, dan bentuk pernyataan negatif unfavourable yang
berfungsi untuk mengukur sikap negatif objek sikap. Adapun tabelnya seperti di bawah ini:
Pernyataan Positif Skala
Pernyataan Negatif Skala
Sangat Setuju SS 5
Sangat Setuju SS 1
Setuju S 4
Setuju S 2
Netral N 3
Netral N 3
Tidak Setuju TS 2
Tidak Setuju TS 4
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sangat Tidak Setuju STS 5
Bentuk-bentuk pernyataannya pun juga dapat berbeda-beda, seperti di bawah ini: Sangat Puas
5 Puas
4 Cukup Puas
3 Kurang Puas
2 Tidak Puas
1 Sangat TinggiSangat PentingSangat Benar 5
TinggiPentingBenar 4
Cukup TinggiCukup PentingCukup Benar 3 RendahKurang PentingSalah
2 Rendah SekaliTidak PentingSangat Salah 1
Sangat Baik 5
Baik 4
Sedang 3
Buruk 2
Buruk Sekali 1
Dalam penelitian ini bentuk pernyataan dan rentangan skor skala likert yang digunakan yakni dari skor satu sampai dengan lima dengan perincian sebagai
berikut: 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju, 3 = Tidak Memiliki Pilihan Netral, 2 = Tidak Setuju, dan 1 = Sangat Tidak Setuju.
Hal tersebut juga dipertegas oleh Riduwan 2002:12 skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variable
penelitian. Dengan, menggunakan skala likert, maka variable yang akan dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian
sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk
membuat item instrument yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Di bawah ini akan dijabarkan kriteria interpretasi skor
yakni: Rentang Skor
Kriteria 0 - 20
Sangat Rendah 21 - 40
Rendah 41 - 60
Cukup 61 - 80
Tinggi 81 - 100
Sangat Tinggi
Dalam skala likert Suharso, 2009:44, kemungkinan jawaban tidak sekadar “setuju” dan “tidak setuju” melainkan dibuat lebih banyak kemungkinan
jawabannya, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. Cara mengerjakan skala likert yakni:
1. Mengumpulkan sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti. Responden diwajibkan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia. Kemudian masing-masing jawaban
diberi penilaian tertentu misalnya 1,2,3,4,5. 2.
Membuat nilai total untuk setiap responden dengan menjumlah nilai untuk seluruh jawaban.
3. Menilai kekompakan antarpernyataan. Caranya dengan membandingkan
jawaban antara dua responden yang mempunyai skor total yang sangat berbeda, tetapi memberikan jawaban yang sama untuk pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut dinilai tidak baik, sehingga harus dikeluarkan tidak digunakan untuk mengukur konsep yang diteliti. Pernyataan yang kompak
dijumlahkan untuk membentuk variabel baru.
2.3 Kerangka Berpikir
Angket faktor membaca dibagi menjadi dua yakni faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut kemudian dianalisis lebih dalam sehingga
terdapat 14 indikator yang mendukung faktor internal dan eksternal. Setelah diketahui indikator kemudian diklasifikasikan subindikator menurut 14 indikator
STRATEGI
Faktor Membaca Tes Kemampuan Membaca
Pemahaman
Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman
Analisis SWOT
yang telah ada. Analisis subindikator pernyataan sesuai dengan teori skala likert. Dalam skala likert diketahui terdapat pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Subindikator kemudian dianalisis menurut pernyataan positif dan pernyataan negatif. Selanjutnya, analisis angket faktor membaca menggunakan analisis
SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tes kemampuan membaca pemahaman digunakan untuk mengukur tingkat
pemahaman mahasiswa terhadap suatu bacaan. Tes tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks tingkat kesulitan untuk mengetahui butir soal yang layak
dan tidak layak. Layak tidaknya sebuah butir soal ditentukan dari soal tersebut tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah untuk dikerjakan oleh mahasiswa.
Setelah menentukan indeks tingkat kesulitan butir soal kemudian dikaitkan dengan enam aspek membaca pemahaman. Enam aspek tersebut yakni
menangkap arti kataistilah, menangkap makna tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan isi bacaan, memprediksi maksud penulis, dan
mengevaluasi bacaan. Keenam aspek tersebut dianalisis agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa dalam mencapai keenam aspek tersebut. Setelah
keenam aspek tersebut dianalisis, selanjutnya dikaitkan dengan analisis SWOT. Hal ini guna mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam tiap
aspek. Selanjutnya, menentukan strategi pembelajaran yang sesuai untuk tiap aspek. Strategi pembelajaran ditentukan untuk mengurangi kelemahan mahasiswa
dalam membaca dan mengantisipasi ancaman yang muncul ketika mahasiswa membaca. Tidak hanya itu strategi pembelajaran juga diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa.