Oleh karena itu dianggap sebagai sikap positif dan masuk dalam kategori rendah. Akan tetapi, masih ada 3 mahasiswa 5,26 yang belum jelas sikapnya.
Setelah  menjabarkan  faktor  internal  dan  faktor  eksternal  dapat  ditarik kesimpulan secara keseluruhan analisis angket faktor membaca. Data yang diolah
dalam  tabulasi  faktor  kemampuan  membaca  terlampir  sesuai  dengan  langkah- langkah  analisis  skala  likert  diketahui  jumlah  rentang  skor  adalah  20.352.
Kemudian dari jumlah skor tersebut dapat diketahui skor tertinggi 28.785 dan skor terendah  5.757.  Berdasarkan  data  tersebut  kemudian  ditentukan  kriteria
interpretasi skornya dengan rumus jumlah skorjumlah skor tertinggi dikali 100. Hasil  perhitungan  adalah  sebagai  berikut  20.35228.785  x  100  =
70,70.  Hasil  perhitungan  tersebut  diketahui  70,70  tergolong  dalam  kriteria tinggi. Oleh karena itu dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi kemampuan
membaca  mahasiswa  PBSI  adalah  tinggi.  Hal  ini  menjelaskan  bahwa  semakin
kuatnya  faktor  yang  mempengaruhi  kemampuan  membaca  yang  dimiliki  oleh seorang  mahasiswa  maka  kemampuan  membaca  pemahamannya  akan  semakin
tinggi.
4.3.2 Analisis SWOT
Penelitian  ini  juga  menggunakan  analisis  SWOT  Strenght,  Weakness, Opportunity,  and  Threat
untuk  mengetahui  kekuatan,  kelemahan,  peluang,  dan ancaman. Pada faktor internal membaca, subindikator yang termasuk dalam sikap
positif dapat dikatakan sebagai kekuatan sedangkan sikap negatif dapat dikatakan sebagai  kelemahan.  Selanjutnya  pada  faktor  eksternal  membaca,  subindikator
yang  termasuk  dalam  sikap  positif  dapat  dikatakan  sebagai  peluang  sebaliknya sikap negatif dapat dikatakan sebagai ancaman. Adapun penjabarannya seperti di
bawah ini.
a. Kekuatan Strenght
Kekuatan  adalah  sumber  daya,  keterampilan,  atau  keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan mahasiswa dalam hal membaca. Kekuatan adalah
kompetisi  khusus  yang  memberikan  keunggulan  bagi  mahasiswa  dalam  hal membaca.  Adapun  kekuatannya  yang  dimiliki  mahasiswa  seperti  pada  deskripsi
tabel di bawah ini:
Tabel 4.16 Kekuatan Strenght
NO SUBINDIKATOR
1 Jika  diberi  tugas  membaca  oleh  dosen,  saya  berusaha  menyelesaikannya
tepat waktu. 2
Saya  sangat  mengharapkan  bonus  nilai  dari  dosen  pada  akhir  semester jika  tugas  membaca  misalnya  meringkas  buku,  dapat  saya  selesaikan
dengan baik.
3 Saya  membaca  bukan  karena  dorongan  orang  lain  tetapi  tumbuh  dari
kesadaran sendiri. 4
Saya ingin mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca. 5
Saya ingin merujuk pada bacaan setiap berargumentasi dengan orang lain. 6
Buku-buku yang akan saya baca saya siapkan di tempat yang mudah saya jangkau.
7 Jika perasaan sedang enak, saya mudah sekali memahami isi bacaan yang
saya baca. 8
Pengetahuan  atau  pengalaman  yang  sudah  saya  miliki  berperan  besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang saya baca.
9 Agar  memahami  isi  bacaan,  saya  merumuskan  dengan  bahasa  saya
sendiri. 10
Untuk  mempermudah  memahami  isi  bacaan,  saya  membuat  skema gagasan setiap kali membaca.
11 Sambil membaca, saya membuat ringkasan isi bacaan.
12 Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu
mempermudah memahami isi bacaan. 13
Bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya, saya ingin membacanya.
14 Saya membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung
perkuliahan saya. 15
Tingkat  intelegensi  tidak  begitu  penting,  jika  tekun  dan  rajin  membaca pasti dapat memahami isi bacaan.
16 Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
saya pelajari, saya akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan.
Tabel  di  atas  dapat  diketahui  16  subindiaktor  yang  menjadi  kekuatan mahasiswa  dalam  membaca.  Hal  tersebut  dapat  dideskripsikan  sebagai  berikut.
Jika  diberi  tugas  membaca  oleh  dosen,  mahasiswa  berusaha  menyelesaikannya tepat  waktu,  mahasiswa  sangat  mengharapkan  bonus  nilai  dari  dosen  pada  akhir
semester  jika  tugas  membaca  misalnya  meringkas  buku,  dapat  mahasiswa selesaikan  dengan  baik,  mahasiswa  membaca  bukan  karena  dorongan  orang  lain
tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri, mahasiswa ingin mencari jawaban atas suatu masalah  melalui  membaca,  dan  mahasiswa  ingin  merujuk  pada  bacaan  setiap
berargumentasi dengan orang lain. Selanjutnya,  buku-buku  yang  akan  mahasiswa  baca  disiapkan  di  tempat
yang  mudah  dijangkau,  jika  perasaan  sedang  enak,  mahasiswa  mudah  sekali memahami  isi  bacaan  yang  dibaca,  pengetahuan  atau  pengalaman  yang  sudah
mahasiswa miliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang dibaca, agar memahami isi bacaan, mahasiswa merumuskan dengan
bahasanya  sendiri,  untuk  mempermudah  memahami  isi  bacaan,  mahasiswa membuat  skema  gagasan setiap kali membaca, dan sambil  membaca,  mahasiswa
membuat ringkasan isi bacaan. Selain  itu,  dengan  memahami  berbagai  teknik  membaca,  ternyata  sangat
membantu mempermudah memahami isi bacaan, bacaan yang diberitahukan oleh teman  karena  menarik  isinya,  mahasiswa  ingin  membacanya,  mahasiswa
membaca  bacaan  yang  bermanfaat  secara  langsung  dan  mendukung perkuliahannya,  tingkat  intelegensi  tidak  begitu  penting,  jika  tekun  dan  rajin
membaca pasti dapat memahami isi bacaan, dan sesulit apapun isi dalam bacaan, jika  berkaitan  dengan  bidang  ilmu  yang  dipelajari,  mahasiswa  akan  berusaha
sampai dapat memahami isi bacaan.
b. Kelemahan Weakness
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam, keterampilan, dan kapasitas  yang  dimiliki  mahasiswa  dalam  membaca.  Keterbatasan  tersebut  dapat
berupa  sikap,  kebiasaan,  dan  hal-hal  yang  dapat  dikatakan  kelemahan  dari mahasiswa dalam membaca. Adapun deskripsinya seperti tabel berikut.
Tabel 4.17 Kelemahan Weakness
NO SUBINDIKATOR
1 Target  membaca  yang  saya  inginkan  tidak  pernah  saya  tentukan  ketika
membaca. 2
Dalam  setiap  perkuliahan,  saya  tidak  membaca  literatur  dari  berbagai sumber  yang  menantang  untuk  menguasai  ilmu  melebihi  teman-teman
Anda.
3 Jika  teman  memiliki  buku  baru,  saya  tidak  berusaha  untuk  memilikinya
agar dapat membaca setiap saat. 4
Saya tidak membawa bahan bacaan kemana pun pergi. 5
Saya  tidak  merasa  aneh  jika  bepergian  tetapi  tidak  membawa  bahan bacaan.
6 Saya tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari.
7 Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit sekali memahami isi bacaan
yang saya baca. 8
Jika  kondisi  kesehatan  tidak  baik,  saya  sulit  berkonsentrasi  dalam membaca.
9 Untuk memahami isi bacaan, saya tidak membuat pertanyaan berdasarkan
isi bacaan yang saya baca. 10
Saya hanya mau membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca.
11 Kebutuhan  hidup  yang  berhubungaan  dengan  ilmu  pengetahuan  tidak
selalu dapat dipenuhi hanya melalui membaca.