mahasiswa atau 10,53 yang menyatakan jadwal membacanya tidak sering terganggu, jika tiba-tiba ada orang yang datang bertamu. Hal tersebut dianggap
sebagai sikap positif dengan kategori sangat rendah. Namun, masih ada 4 mahasiswa 7,02 yang belum jelas sikapnya.
c. Indikator Teks
Indikator teks merupakan bagian dari faktor eksternal membaca yang sangat penting. Hal ini karena indikator teks merupakan bahan bacaan ketika
mahasiswa membaca. Oleh karena itu subindikator yang mencakup yakni 1 kesulitan membaca ketika menemukan kata-kata yang tidak diketahui artinya, 2
kesulitan dalam memahami bacaan ketika kalimat terlalu panjang, 3 kesulitan dalam memahami bacaan ketika tingkat keterbacaan terlalu sulit, 4 kesulitan
dalam memahami ketika terlalu banyak kata-kata asing, dan 5 kesulitan dalam memahami bacaan ketika struktur teks tidak sistematis. Secara berturut-turut akan
dideskripsikan sebagai berikut. Tabel 4.13 Indikator Teks
NO INDIKATOR
RENTANG SKOR 1
STS 2
TS 3
N 4
S 5
SS
1 Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi
adalah kata-kata yang tidak saya ketahui artinya.
1 5
3 40
8 2
Kalimat yang terlalu panjang mempersulit saya untuk memahami isi bacaan.
14 5
36 2
3 Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering
menghambat pemahaman isi bacaan. 2
3 47
5 4
Teks yang terlalu banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan.
4 3
42 8
5 Struktur teks yang tidak sistematis sering
mempersulit pemahaman isi bacaan. 1
6 7
42 1
Pada tabel di atas dapat diketahui 5 subindikator dalam teks, masing- masing dapat dijelaskan sebagai berikut. Subindikator “ketika membaca, kesulitan
yang mahasiswa hadapi adalah kata-kata yang tidak diketahui artinya”
memperlihatkan situasi yang bervariasi. Jika pilihan sangat setuju 8 mahasiswa dan pilihan setuju 40 mahasiswa berarti ada 48 mahasiswa 84,21 yang
menyatakan kesulitan membaca ketika menghadapi kata-kata yang tidak diketahui artinya. Jadi hal tersebut dapat dianggap sebagai sikap negatif dengan kategori
sangat tinggi. Selanjutnya, terdapat 6 mahasiswa yang menyatakan tidak mengalami kesulitan membaca ketika menghadapi kata-kata yang tidak diketahui
artinya. Hal tersebut dianggap sebagai sikap positif dengan persentase 10,53 mask dalam kategori sangat rendah. Namun, masih ada 3 mahasiswa 5,26
yang tidak memiliki pilihan. Subindikator selanjutnya adalah “kalimat yang terlalu panjang
mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan. ” Pernyataan tersebut
mendapatkan pilihan sangat setuju 2 mahasiswa dan pilihan setuju 36 mahasiswa sehingga terdapat 38 mahasiswa yang menyatakan kesulitan dalam
memahami isi bacaan ketika melihat kalimat yang terlalu panjang dalam bacaan. Jadi sebesar 66,67 dianggap sebagai sikap negatif dengan kategori tinggi. Selain
itu, terdapat 14 mahasiswa dengan persentase 24,56 yang menyatakan tidak mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan ketika melihat kalimat yang
terlalu panjang dalam bacaan. Hal tersebut dianggap sebagai sikap positif dengan kategori rendah. Akan tetapi, terdapat 5 mahasiswa 8,77 yang tidak memiliki
pilihan.
Subindikator nomor 3 menjelaskan bahwa “tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat pemahaman isi bacaan.
” Subindikator tersebut mendapat pilihan sangat setuju 5 mahasiswa dan pilihan setuju 47 mahasiswa
sehingga terdapat 52 mahasiswa yang menyatakan tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat pemahaman isi bacaan. Jadi sebesar 91,22
dianggap sebagai sikap negatif dengan kategori sangat tinggi. Selanjutnya, terdapat 2 mahasiswa 3,51 yang menyatakan tingkat keterbacaan yang terlalu
sulit tidak menghambat pemahaman isi bacaan. Hal tersebut dianggap sebagai sikap positif dengan kategori sangat rendah. Selain itu, masih ada 3 mahasiswa
5,26 yang tidak jelas sikapnya. Subindikator keempat
adalah “teks yang terlalu banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan.
” Hal tersebut jika mendapat pilihan sangat setuju 8 mahasiswa dan pilihan setuju 42 mahasiswa berarti ada 50
mahasiswa yang menyatakan teks yang terlalu banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan. Jadi sebesar 87,72 dianggap sebagai sikap
negatif dengan kategori sangat tinggi. Namun, terdapat 4 mahasiswa yang menyatakan teks yang terlalu banyak kata-kata asing tidak mempersulit
pemahaman isi bacaan. Hal tersebut dianggap sebagai sikap positif dengan persentase 7,02 masuk ke dalam kategori sangat rendah. Selain itu, terdapat 3
mahasiswa atau 5,26 yang belum jelas pilihannya. Pernyataan terakhir menjelaskan bahwa “struktur teks yang tidak
sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan. ” Dengan subindikator ini,
jika pilihan sangat setuju satu mahasiswa dan pilihan setuju 42 mahasiswa
berarti ada 43 mahasiswa yang menyatakan struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan. Jadi sebesar 75,44 dianggap sebagai
sikap negatif dengan kategori tinggi. Selanjutnya, terdapat 7 mahasiswa 12,28 yang menyatakan struktur teks yang tidak sistematis tidak mempersulit
pemahaman isi bacaan. Hal tersebut dianggap sebagai sikap positif dengan kategori sangat rendah. Namun, masih ada 7 mahasiswa 12,28 yang belum
memiliki pilihan.
d. Indikator Pengaruh Budaya Lisan
Indikator pengaruh budaya lisan sangat memberikan pengaruh dalam faktor eksternal membaca. Adapun penjabarannya sebagai berikut.
Tabel 4.14 Indikator Budaya Lisan
NO INDIKATOR
RENTANG SKOR 1
STS 2
TS 3
N 4
S 5
SS
1 Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam
hidup saya, sering mempersulit pemahaman isi bacaan.
5 12
11 27
2
Tabel di atas menjelaskan subindikator “masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup mahasiswa, sering m
empersulit pemahaman isi bacaan” memperlihatkan situasi yang berbeda-beda. Jika pilihan sangat setuju 2
mahasiswa dan pilihan setuju 27 mahasiswa berarti ada 29 mahasiswa yang menyatakan setuju bahwa masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidupnya
sering mempersulit pemahaman isi bacaan. Jadi sebesar 50,88 dianggap sebagai sikap negatif dengan kategori cukup. Selanjutnya, terdapat 17 mahasiswa atau