Indikator Motivasi Baca HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

terdapat 50 mahasiswa yang menyatakan ingin mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca. Jadi sebesar 87,72 dapat dikatakan termasuk kategori tinggi. Akan tetapi, satu mahasiswa yang tidak ingin mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca. Hal tersebut dapat dipandang sebagai sikap negatif dan termasuk kategori sangat rendah 1,75. Namun, masih ada 6 mahasiswa atau 1,75 yang tidak jelas sikapnya. Pada subindikator “jika teman memiliki buku baru, mahasiswa berusaha untuk memilikinya agar dapat membaca setiap saat” mendapat pilihan sangat setuju 6 mahasiswa dan setuju 18 mahasiswa berarti sebanyak 24 mahasiswa 42,11 menyatakan ingin berusaha memiliki buku baru yang dimiliki temannya agar dapat membacanya setiap saat. Hal tersebut dapat dipandang sebagai sikap positif dengan kategori cukup. Kemudian sebanyak 24 mahasiswa 42,11 menyatakan mahasiswa tidak ingin berusaha memiliki buku baru yang dimiliki temannya agar dapat membacanya setiap saat. Pernyataan tersebut dapat dipandang sebagai sikap negatif dengan kategori cukup. Namun, sebanyak 9 mahasiswa 15,79 tidak jelas sikapnya. Subindikator nomor 3 adalah “mahasiswa ingin merujuk pada bacaan setiap b erargumentasi dengan orang lain”. Jika pilihan sangat setuju 3 mahasiswa dan pilihan setuju 36 mahasiswa berarti ada sebanyak 39 mahasiswa yang ingin merujuk pada bacaan setiap berargumentasi dengan orang lain. Oleh karena itu 68,42 dipandang sebagai sikap positif dengan kategori tinggi. Akan tetapi, sebanyak 5 mahasiswa 8,77 tidak ingin merujuk pada bacaan setiap berargumentasi dengan orang lain. Hal tersebut dipandang sebagai sikap negatif dengan kategori sangat tinggi. Namun, masih ada sebanyak 13 mahasiswa 22.81 yang tidak jelas sikapnya. Subindikator nomor 4 adalah “mahasiswa membawa bahan bacaan kemana pun pergi”. Jika pilihan sangat setuju 2 mahasiswa dan pilihan setuju 12 mahasiswa berarti ada sebanyak 14 mahasiswa yang membawa bahan bacaan kemana pun pergi. Oleh karena itu 24,56 dipandang sebagai sikap positif dengan kategori rendah. Hal tersebut berbanding terbalik dengan jumlah mahasiswa yang tidak membawa bahan bacaan kemana pun pergi 33 mahasiswa. Mahasiswa yang memilih tidak setuju terdapat 57,89 dipandang sebagai sikap negatif dengan kategori cukup. Akan tetapi, masih terdapat 10 mahasiswa dengan persentase sebesar 17,54 mahasiswa yang belum jelas sikapnya. Subindikator terakhir adalah “mahasiswa merasa aneh jika bepergian te tapi tidak membawa bahan bacaan”. Jika pilihan sangat setuju 2 mahasiswa dan setuju 7 mahasiswa berarti ada sebanyak 9 mahasiswa yang merasa aneh jika berpergian tetapi tidak membawa bahan bacaan. Maka dari itu, sebanyak 15,79 dapat dipandang sebagai sikap positif dengan kategori sangat rendah. Namun, ada sebanyak 37 mahasiswa yang memilih tidak setuju atau sebesar 64,91 mahasiswa yang tidak merasa aneh jika berpergian tetapi tidak membawa bahan bacaan. Hal tersebut dipandang sebagai sikap negatif dengan kategori tinggi. Akan tetapi, masih terdapat 11 mahasiswa atau 19.30 yang belum jelas sikapnya.

c. Indikator Kebiasaan Membaca

Indikator kebiasaan membaca menjadi salah satu indikator terpenting dalam faktor internal yang dilakukan setiap harinya secara rutin. Oleh karena itu hal yang dilakukan setiap hari secara rutin dapat dilihat melalui subindikator seperti 1 kebiasaan menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari dan 2 kebiasaan meletakkan buku-buku yang akan dibaca ditempat yang mudah dijangkau. Hal tersebut secara berturut-turut dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.4 Indikator Kebiasaan Membaca NO INDIKATOR RENTANG SKOR 1 STS 2 TS 3 N 4 S 5 SS 1 Saya menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. 3 30 12 9 3 2 Buku-buku yang akan saya baca saya siapkan di tempat yang mudah saya jangkau. 6 8 40 3 Pada tabel di atas terdapat 2 subindikator, masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut. Subindikator “mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari” memperlihat kondisi yang berbeda-beda. Jika pilihan sangat setuju 3 mahasiswa dan setuju 9 mahasiswa berarti ada 12 mahasiswa atau 21,05 mahasiswa yang menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Subindikator tersebut dapat dipandang sebagai sikap positif tetapi dengan kategori rendah. Hal tersebut berbanding terbalik dengan jumlah mahasiswa yang tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Mahasiswa yang memilih tidak setuju akan subindikator nomor 1 ini sebesar 33 mahasiswa atau 57,89. Hasil tersebut dipandang sebagai sikap negatif dengan kategori cukup. Selain itu, masih terdapat 12 mahasiswa 21,05 yang belum jelas sikapnya. Selanjutnya, pada subindikator yang menjelaskan bahwa “buku-buku yang akan mahasiswa baca disiapkan di tempat yang mudah dijangkau” memperlihat situasi yang berbeda-beda pula. Jika pilihan sangat setuju 3 mahasiswa dan setuju 40 mahasiswa berarti ada sebanyak 43 mahasiswa menyatakan menyiapkan buku-buku yang ingin dibaca di tempat yang mudah dijangkau. Oleh karena itu sebesar 75,43 dipandang sebagai sikap positif dengan kategori tinggi. Kemudian terdapat 6 mahasiswa atau 10,52 yang tidak pernah menyiapkan buku-buku yang ingin dibacanya di tempat yang mudah dijangkau. Namun, masih ada 8 orang mahasiswa atau 14,04 belum jelas sikapnya.

d. Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan

Indikator kondisi emosi dan kondisi kesehatan menggambarkan keadaan psikologis dan fisik seorang mahasiswa. Berkaitan dengan angket penelitian, berbagai keadaan psikologis dan fisik dapat dilihat melalui subindikator seperti 1 keadaan perasaan sedang enak akan memudahkan dalam memahami isi bacaan, 2 keadaan perasaan sedang galau akan mempersulit dalam memahami isi bacaan, dan 3 keadaan kesehatan tidak baik akan mempersulit konsentrasi dalam membaca. Hal tersebut secara berturut-turut disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.5 Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan Pembaca NO INDIKATOR RENTANG SKOR 1 STS 2 TS 3 N 4 S 5 SS 1 Jika perasaan sedang enak, saya mudah sekali memahami isi bacaan yang saya baca. 1 2 31 23 2 Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit sekali memahami isi bacaan yang saya baca. 3 9 7 27 11 3 Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya sulit berkonsentrasi dalam membaca. 2 4 2 40 9 Tabel di atas terdapat 3 subindikator, masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut. Subindikator “jika perasaan sedang enak, mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang dibaca nya” memperlihat situasi yang berbeda- beda. Jika pilihan sangat setuju 23 mahasiswa dan pilihan setuju 31 mahasiswa berarti ada 54 mahasiswa yang menyatakan jika perasaan sedang enak akan mudah sekali memahami isi bacaan yang dibacanya. Oleh karena itu sebesar 94,74 dipandang sebagai sikap positif dengan kategori sangat tinggi. Namun, hal tersebut sangat jauh berbeda dengan satu orang mahasiswa yang menyatakan tidak setuju jika perasaan sedang enak akan mudah sekali memahami isi bacaan yang dibacanya. Hal tersebut dipandang sikap negatif dengan kategori sangat rendah 1,75. Akan tetapi, masih ada 2 mahasiswa atau 3,51 yang belum jelas sikapnya. Subindikator nomor 2 adalah “jika kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa sulit sekali memahami isi bacaan yang dibaca nya.” Jika pilihan sangat setuju 11 mahasiswa dan pilihan setuju 27 mahasiswa berarti ada 38 mahasiswa menyatakan jika kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa sulit sekali memahami isi bacaan yang dibacanya. Hal tersebut dapat dipandang sebagai sikap

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas XI SMA Insan Kamil Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014

1 7 105

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa jurusan bahasa inggris melalui teknik membaca survey,question, read, recite, review (sq3r)

0 7 0

Faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester V program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 172

Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 2 228

Pengembangan modul pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

3 31 446

Pengembangan kebiasaan membaca pemahaman mahasiswa semester VI Pprogram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

1 16 334

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 265

Strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca kritis pada mahasiswa semester VI kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 241

Strategi kemampuan membaca pemahaman berdasrakan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2014/2015.

0 0 229

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2

0 1 239