3.5.4 Uji Coba Terpakai
Uji coba terpakai dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan tersebut benar-benar sahih dan handal valid dan reliabel yaitu sejauh
mana suatu alat ukur mampu memberikan hasil pengukuran yang konsistesi dalam waktu dan tempat yang berbeda, juga untuk melihat sampai sejauhmana
responden dapat
memahami butir-butir
pertanyaan. Penelitian
ini menggunakan uji coba terpakai yaitu responden uji coba termasuk anggota
penelitian sesungguhnya. Berdasarkan hasil perhitungan ITK itulah diketahui butir soal mana saja yang layak valid dan reliabel dan butir soal mana saja
yang perlu dihapus tidak digunakan. Butir soal yang layak terdapat 19 pertanyaan dari 42 pertanyaan.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Adapun penjabaranya sebagai berikut:
4.1 Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari observasi kelas situasi perkuliahan di dalam kelas, angket faktor membaca, tes kemampuan
membaca pemahaman dan wawancara narasumber berasal dari 10 mahasiswa yang memiliki nilai tertinggi dalam tes kemampuan membaca pemahaman.
Pengambilan data angket dan tes dilakukan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2015 di ruang 103 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.
Responden dalam data penelitian ini adalah mahasiswa semester VI kelas A dan B Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa yang berjumlah 62 mahasiswa setiap
kelas berjumlah 31 mahasiswa dan dinyatakan sebagai populasi dalam penelitian ini. Namun, pada hari pengambilan data yang hadir hanya 57 mahasiswa kelas A
tidak hadir satu mahasiswa dan kelas B tidak hadir empat mahasiswa, sehingga hanya 57 mahasiswa kelas A berjumlah 30 mahasiswa dan kelas B berjumlah 27
mahasiswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Pengambilan data berlangsung selama satu hari dan membutuhkan waktu
5 jam untuk mengerjakan angket dan dua tes tersebut. Hal tersebut berlangsung dari pukul 09.25
– 14.30. Pengambilan data berjalan dengan baik dan lancar karena didukung dengan ruang kelas yang memiliki sirkulasi udara yang baik
serta pencahayaan yang sangat baik. Tidak hanya itu responden juga dapat
menciptakan situasi yang kondusif saat mengerjakan angket dan tes. Sehingga dapat disimpulkan semua berjalan dengan baik. Selanjutnya pengambilan data
melalui teknik observasi dilakukan pada hari Kamis tanggal 2 April 2015 dari pukul 11.00 sampai dengan 13.00. Observasi dilakukan di dalam ruang kelas 112.
Jumlah mahasiswa yang hadir 21 orang dari total keselurahan mahasiswa yang berjumlah 28 orang. Kemudian wawancara dilakukan di dalam ruang kelas 103
pada hari Senin tanggal 4 Mei 2015.
4.2 Analisis Data Observasi
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data observasi untuk mengetahui situasi pembelajaran di kelas. Situasi pembelajaran di kelas
diobservasi guna melihat adanya penerapan strategi pembelajaran agar mahasiswa memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik. Terdapat delapan aspek
yang diobservasi yakni perilaku dosen saat mengawali dan mengakhiri perkuliahan, pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan oleh dosen ketika
mengajar, perilaku dosen terhadap mahasiswa yang tidak tahu akan materi yang dibahas dosen, sikap dosen terhadap individu mahasiswa, sikap dosen terhadap
mahasiswa yang selalu bertanya ketika menghadapi masalah, perilaku dosen ketika ada mahasiswa yang ramai di kelas, dan perilaku dosen ketika
mengevaluasi proses serta hasil perkuliahan. Metode, pendekatan yang digunakan dosen saat perkuliahan berlangsung
yakni pendekatan komunikatif. Dosen secara komunikatif memberikan materi kuliah kepada mahasiswanya. Dosen juga menciptakan situasi komunikatif antara
dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa. Cara dosen menciptakan situasi yang komunikatif melalui metode diskusi, tanya jawab, dan
ceramah. Tiga metode tersebut memperlihatkan adanya pengaruh terhadap pembangunan situasi dalam kelas. Oleh karena itu pemilihan pendekatan dan
metode yang tepat dapat menjadi strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman yang baik dalam perkuliahan.
Sikap dan tindakan dosen juga dapat membantu dalam strategi pembelajaran kemampuan membaca. Dosen bersikap bijaksana, tegas, tetapi
pembawaanya tetap santai sehingga situasi kelas nampak kondusif. Sikap dosen yang demokratis pula ketika memberikan hak dan kewajiban yang sama terhadap
mahasiswanya tanpa membeda-bedakan menjadi salah satu hal pembentuk situasi di kelas. Hal ini tercermin dari pemberian tugas dan pembagian kelompok yang
merata. Dosen juga memberikan hak kesempatan berbicara bagi mahasiswa yang belum jelas tentang materi yang diberikan. Sikap dan tindakan yang dilakukan
dosen dapat menjadi strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman. Sikap dan tindakan yang demokratis mampu membuat mahasiswa menjadi
bertanggung jawab akan tugas yang diberikan termasuk tugas membaca. Tanggapan mahasiswa terhadap dosen pun dapat dijadikan penentuan
strategi. Tanggapan tersebut dapat berupa pertanyaan, sanggahan, ataupun masukan. Hal ini juga dapat membantu mahasiswa dalam hal berbicara. Ketika
mahasiswa berani berbicara itu menandakan ada pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan tersebut didapatkan dari membaca. Mahasiswa selalu ingin
berargumentasi dilandaskan dengan teori-teori yang didapatkan dari membaca.
Adanya tuntutan untuk memberikan tanggapan ini menjadi salah satu strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman.
4.3 Analisis Faktor Kemampuan Membaca dengan Analisis SWOT
Data angket faktor membaca dianalisis dengan menggunakan teori skala Likert. Dalam penelitian ini rentangan skor skala likert yang digunakan yakni dari
skor satu sampai dengan lima dengan perincian sebagai berikut: 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju, 3 = Tidak Memiliki Pilihan Netral, 2 = Tidak Setuju, dan 1 =
Sangat Tidak Setuju. Adapun kriteria interpretasi skor dalam skala likert sebagai berikut.
Tabel 4.1 Kriteria Faktor Membaca
Rentang Skor Kriteria
0 - 20 Sangat Rendah
21 - 40 Rendah
41 - 60 Cukup
61 - 80 Tinggi
81 - 100 Sangat Tinggi
Tabel di atas menjelaskan bahwa mahasiswa yang memiliki faktor membaca sangat kuat apabila rentang skornya berkisar dari 81 - 100.
Mahasiswa yang memiliki faktor membaca kuat rentang skornya berkisar dari 61 - 80. Selanjutnya mahasiswa yang memiliki faktor membaca cukup rentang
skornya berkisar dari 41 - 60. Mahasiswa yang dikatakan memiliki faktor membaca lemah rentang skornya berkisar dari 21 - 40. Mahasiswa yang
memiliki faktor membaca sangat lemah rentang skornya berkisar dari 0 - 20. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang
memiliki faktor membaca kuat rentang skornya adalah 61 sampai dengan 100
dan mahasiswa yang memiliki minat baca lemah rentang skornya adalah 0 sampai dengan 60.
4.3.1 Analisis Faktor Kemampuan Membaca
Dalam penelitian ini angket faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca terdiri dari 101 subindikator pernyataan. Angket faktor yang
mempengaruhi kemampuan membaca dalam hal ini dibedakan menjadi dua yakni faktor internal dan faktor eksternal. Adapun penjabarannya sebagai berikut.
4.3.1.1 Faktor Internal
Faktor Internal di bagi menjadi 9 indikator yang mempengaruhi membaca yakni: indikator motivasi membaca, indikator sikap dan minat pembaca, indikator
kebiasaan membaca,
indikator pengetahuanpengalaman
yang dimiliki
sebelumnya, indikator pengetahuan tentang cara membaca, indikator ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, indikator kondisi emosi dan
kondisi kesehatan pembaca, indikator tingkat intelegensi pembaca, dan indikator penguasaan bahasa.
a. Indikator Motivasi Baca
Indikator pertama dalam faktor internal adalah indikator motivasi baca. Indikator motivasi yang dimaksud adalah dorongan seseorang untuk melakukan
suatu tindakan. Berkaitan dengan angket penelitian, berbagai dorongan untuk melakukan suatu tindakan dapat dilihat melalui subindikator seperti 1 dorongan
untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, 2 dorongan untuk menentukan target ketika membaca, 3 dorongan untuk membaca literatur setiap kuliah untuk