Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

201 492.78 miliar dan jika membiarkan kegiatan illegal dihitung seluruhnya memberikan tambahan output sebesar Rp. 340.74 miliar. Dengan demikian Dengan demikian pilihan memberantas kegiatan illegal kehutanan tetap baik dibanding membiarkan kegiatan illegal tersebut berlangsung. Pilihan-pilihan kebijakan kehutanan yang terkait dengan peningkatan peranan ekonomi kehutanan dan penanggulangan kebocoran pendapatan di Provinsi Jawa Tengah pada masa mendatang agar difokuskan pada 1 penghargaan terhadap total manfaat hutan, 2 pembiayaan pengelolaan hutan, 3 pengenaan pajak dan retribusi air dan udara bersih, 4 optimalisasi PSDH dan DR, 6 pengenaan denda perusak hutan, 7 asuransi kerusakan dan kebakaran, 8 pemanfaatan dana internasional, 9 efisiensi bahan baku kayu, 10 alokasi penggunaan lahan, 11 pemerataan hak kelola hutan, 12 reorientasi produksi hutan, dan 13 rehabilitasi hutan dan lahan..

8.2. Kesimpulan

Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Peranan ekonomi kehutanan pada perhitungan PDRB Provinsi Jawa Tengah cukup signifikan, yaitu berkisar 0.51 perhitungan standar - 4.23 perhitungan modifikasi dari total output provinsi yang berjumlah Rp 342.15 triliun. Peranan tersebut dapat bernilai lebih menonjol jika total manfaat hutan baik sebagai penghasil barang kayu, non kayu, air, udara bersih, dan sebagainya, maupun penyedia jasa dan kegiatan wisata, rehabilitasi, konservasi, dan sebagainya dapat dihitung dan dihargai secara realistis. 2. Perhitungan PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun 2003 dengan menggunakan klasifikasi baku standar kurang akurat sebab terdapat manfaat hutan yang belum terhitung yaitu hasil langsung ke masyarakat, hasil illegal logging, hasil illegal trading, nilai tambah, rehabilitasi hutan, produksi air, udara bersih, nilai keberadaan, dan efisiensi kelembagaan, manfaat hutan yang masuk sektor non kehutanan yaitu industri kayu primer, dan manfaat hutan bersifat negatif yaitu erosi dan deforestas i. 202 3. Terdapat manfaat hutan lain yang belum dapat dimasukkan dalam perekonomian yaitu manfaat keberadaan, pilihan dan pelestarian, serta efisiensi kelembagaan, yang akan menjadi sumber pendapatan wilayah yang sangat potensial masa yang akan datang. 4. Penebangan kayu di Provinsi Jawa Tengah yang kurang signifikan kontribusinya terhadap PDRB, tetapi memiliki dampak yang riil terhadap biaya erosi dan deforestasi maka pada jangka panjang perlu dipertimbangkan untuk dikurangi ataupun tidak dilakukan. 5. Hasil hutan di Provinsi Jawa Tengah selain kayu, yang mempunyai nilai manfaat nyata antara lain hasil hutan non kayu, jasa wisata dan air serta udara bersih. Hasil hutan tersebut mempunyai keterkaitan yang erat dengan sektor lain misalnya perdagangan, industri, minyak dan gas dan lain -lain, sehingga dapat menjadi pendorong aktivitas ekonomi sektor lain tersebut. 6. Kebocoran pendapatan di sektor kehutanan sebesar sekitar 30.17 dari total pendapatan menandakan efisiensi usaha sektor tersebut masih relatif rendah sebab kebocoran pendapatan regional hanya sekitar 22. Sumber kebocoran pendapatan sektor kehutanan berasal dari biaya erosi yang mencapai 25 dari total kebocoran sektor. 7. Rumah tangga kehutanan di Provinsi Jawa Tengah mempunyai proporsi pendapatan sebesar 0.4 dari pendapatan wilayah, dan hanya menikmati sebagian kecil 11 dari total pendapatan sektoral. Oleh karena itu rumah tangga kehutanan tersebut tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan pendapatan sektoral maupun regional. 8. Ketimpangan pendapatan rumah tangga kehutanan sebesar 8 dibanding 10, relatif lebih baik dibanding ketimpangan pendapatan rumah tangga pertanian non kehutanan yang besarnya 1 : 2.5. 9. Menghapus kegiatan illegal sektor kehutanan illegal logging, illegal trading, kehilangan nilai tambah, efisiensi kelembagaan pada jangka pendek dapat mengurangi output wilayah. Tetapi secara ekonomi kegiatan tersebut masih lebih menguntungkan dibanding membiarkan kegiatan illegal tetap berlangsung. Dengan demikian pemberantasan kegiatan illegal kehutanan masih dapat menjadi pilihan untuk tetap dilaksanakan secara konsisten. 203 10. Peningkatan peranan ekonomi kehutanan dapat ditempuh melalui pemanfaatan hutan dan penanggulangan kebocoran pendapatan dengan menerapkan berbagai kebijakan optimalisasi dan penghargaan manfaat hutan yang memadai serta pemerataan hak kelola hutan kepada masyarakat di dalam dan sekitar hutan.

8.3. Saran Kebijakan