110
5.3.4. Pembinaan Sumber Daya Hutan
Sumber daya hutan perlu dilestarikan, terutama untuk keperluan generasi mendatang. Hutan menyimpan banyak keanekaragaman hayati maupun non-
hayati. Pembinaan sumberdaya hutan baik produksi maupun non-produksi harus dilakukan secara berkesinambungan. Pemerintah Jawa Tengah berusaha
melakukan pembinaan sumberdaya hutan agar terjaga kelestariannya dan untuk meningkatkan pendapatan daerah. Luas tanaman hutan per sistem Perum
Perhutani Unit I Jawa Tengah tahun 1999-2003 sebagaimana Tabel 27. Tabel 27. Luas Tanaman Hutan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.
Sistem tanam tumpang sari ha Sistem tanam banjar harian ha
Tahun Jati
Rimba Jumlah
Jati Rimba
Jumlah 1999
11 455 7 595
19 050 1 279
1 186 2 465
2000 13 370
6 739 20 109
2 818 1 369
4 187 2001
13 820 6 304
20 124 3 031
1 809 4 840
2002 14 243
7 362 21 605
956 1 179
2 135 2003
15 338 5 466
20 804 2 498
960 3 458
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah 2004 Berdasarkan data pada Tabel 26, luas tanaman jati dengan sistem tumpang
sari mengalami peningkatan dari 11 455 ha tahun 1999 menjadi 15 338 ha pada tahun 2003 dengan persentase peningkatan 34. Sedangkan dengan sistem
Banjarharian luas tanaman jati mengalami peningkatan dari 1 279 ha menjadi 2 498 ha pada tahun 2003 dengan persentase peningkatan sebesar 95
Luas hutan rimba dengan menggunakan sistem tanam tumpang sari mengalami penurunan dari 7 595 ha pada tahun 1999 menjadi 5 466 ha tahun
2003 sekitar 39. Sedangkan dengan sistem Banjarharian juga mengalami penurunan cukup signifikan dari 1 186 ha tahun 1999 menjadi 960 ha pada tahun
2003 sekitar 20. Secara spesifik berikut ini disajikan luas tanaman jati Tumpangsari dan
Banjarharian di setiap kabupaten sebagaimana Tabel 28. Secara umum jumlah luas tanaman jati di jawa Tengah mengalami peningkatan sebesar 40 dari tahun
199 hingga tahun 2003. Pada tahun 1999 luas tanaman jati tertinggi adalah KPH Pemalang 5 468
ha dan terendah adalah KPH Gundih 67 ha. Selanjutnya pada tahun 2000 luas
111 tanaman jati tertinggi adalah KPH Randublatung 2113 ha dan terendah adalah
KPH Surakarta 79 ha. Pada tahun 2001 luas tanaman jati tertinggi diraih oleh KPH Pati 2836 ha, sedangkan terendah adalah KPH Surakarta 235 ha. Pada
tahun 2002 luas tanaman jati paling luas adalah KPH Purwodadi 2436 ha dan terkecil KPH Banyumas Timur 158 ha. Terakhir pada tahun 2003 yang memiliki
luas tanaman jati paling tinggi yaitu KPH Randublatung 2261 ha, dan paling rendah adalah KPH Pekalongan Timur 210 ha. Sedangkan jumlah luas tanaman
rimba tiap KPH secara rinci dijelaskan pada Tabel 29. Tabel 28. Luas Tanaman Jati di Setiap Kabupaten Tahun 1999-2003
Luas tanaman jati ha No
KPH 1999
2000 2001
2002 2003
1 Balapulang
399 1608
1365 831
768 2
Blora 661
462 760
795 733
3 Banyumas Barat
1243 504
1160 1237
1792 4
Banyumas Timur 380
96 449
158 320
5 Cepu
955 1700
1273 1149
1306 6
Gundih 67
208 389
525 977
7 Kebonharjo
325 1139
693 495
271 8
Kedu Selatan 162
417 399
313 426
9 Kendal
433 694
794 1005
946 10
Kedu Utara -
- -
- -
11 Mantingan
975 978
930 685
918 12
Pati 2926
1877 2836
1822 1855
13 Pekalongan Barat
- -
- -
- 14
PekalonganTimur -
- -
- 210
15 Pemalang
5468 1224
1024 665
873 16
Purwodadi 948
903 804
2436 1080
17 Randublatung
1350 2113
965 746
2261 18
Semarang 739
1431 1612
932 1285
19 Surakarta
92 79
235 409
671 20
Telawa 533
755 1163
996 1144
Jumlah 12734
16188 16851
15199 17836
Sumber : Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah 2004 Luas tanaman rimba seperti yang terlihat pada tabel di atas jumlah luasnya
semakin kecil dari tahun 1999 hingga tahun 2003 dengan persentase penurunan sebesar 27. Luas tanaman rimba tahun 1999 terluas adalah KPH Banyumas
Barat 1646 ha dan terkecil Randublatung 18 ha. Pada tahun 2000 tanaman Rimba terluas yaitu KPH Banyumas Timur 1581 ha dan terkecil yaitu KPH
112 Balapulang 1 ha. Selanjutnya pada tahun 2001 tanaman rimba terluas terdapat
pada KPH Kedu Selatan 2229 ha, dan terkecil terdapat pada KPH Semarang 21 ha. Sedangkan pada tahun 2002 luas tanaman rimba terluas adalah KPH Kedu
Selatan 1843 ha dan terkecil adalah KPH Blora 1 ha. Terakhir pada tahun 2003, tanaman rimba terluas terdapat pada KPH Kedu Selatan 2104 ha, dan
terkecil terdapat pada KPH Balapulang 10 ha. Tabel 29. Luas Tanaman Rimba per KPH di Provinsi Jawa Tengah
Luas tanaman rimba ha No
KPH 1999
2000 2001
2002 2003
1 Balapulang
178 1
51 607
10 2
Blora 203
67 43
1 13
3 Banyumas Barat
1646 1014
1471 520
456 4
Banyumas Timur 621
1561 1095
454 462
5 Cepu
79 46
130 33
- 6
Gundih 674
319 117
50 22
7 Kebonharjo
224 90
32 14
12 8
Kedu Selatan 1122
1186 2229
1843 2014
9 Kendal
59 -
24 -
42 10
Kedu Utara 584
816 733
421 337
11 Mantingan
- -
110 104
41 12
Pati 242
204 221
1010 653
13 Pekalongan Barat
442 466
422 980
498 14
Pekalongan Timur 687
863 813
861 564
15 Pemalang
175 84
80 910
559 16
Purwodadi 206
131 28
55 -
17 Randublatung
18 -
38 12
34 18
Semarang 70
38 21
10 59
19 Surakarta
1451 1215
455 345
488 20
Telawa 100
7 -
311 162
Jumlah 8781
8108 8113
8541 6426
Sumber : Perum Perhutani Unit I 2004
5.3.5. Produksi Hasil Hutan