108
5.3.3. Luas Areal Potensial Hutan Rakyat di Propinsi Jawa Tengah
Hutan rakyat adalah hutan yang dibangun di atas lahan milik. Pada umumnya hutan rakyat di Provinsi Jawa Tengah berada pada lahan milik
masyarakat berada pada perbukitan. Luas dan lokasi hutan rakyat di Provinsi Jawa Tengah sebagaimana Tabel 26. Luas areal potensial hutan rakyat di Jawa
Tengah mencapai 550 773.8 ha, sedangkan menurut sumber prosiding semiloka yang diadakan tanggal 16 Juli 2004 luas areal hutan rakyat sebenarnya yaitu 224
462.66 ha. Berarti terdapat perbedaan sebesar 50 lebih antara yang tidak digunakan dengan yang digunakan sebagai hutan rakyat. Oleh karena itu potensi
pengembangan hutan rakyat sangatlah besar. Potensial pengembangan hutan rakyat terbesar terdapat kabupaten Wonogiri sebesar 75677.8 ha dan potensi
pengembangan hutan rakyat terkecil terdapat pada Kabupaten Demak yaitu sebesar 255 ha.
Tabel 26. Luas dan Lokasi Hutan Rakyat di Provinsi Jawa Tengah
Kelas PotensiKerapatan ha No Kabupaten
Kosong Kurang
Sedang Rapat
S. Rpt Total
1 Banjarnegara
2331.8 6240.8
21591 16294.4
34.1 46492.1
2 Banyumas
219.1 2730.7
5788.9 1995.6
6.1 12712.3
3 Batang
3186.7 2750.9
6453.4 943
13334 4
Blora 107 20.4
2352.3 75.6
13148.3 5
Boyolali 1115.9
6729.6 12045.8
2760.2 0.1
22651.6 6
Brebes 1879.4
3879.2 5820.1
2216.3 2.0
13797 7
Cilacap 2067.5
2165.6 4781
2826.1 1.5
11841.7 8
Demak 36.7
75.6 234.1
8.6 255
9 Grobogan
1863.1 1732.3
825 32.3
4452.7 10 Jepara
465.6 530.1
692.6 107.3
1795.6 11 Karanganyar
1782.4 4100.7
2133.2 129.7
8146 12 Kebumen
2482.4 4442.5
20976.8 10752.8
1.9 38656.4
13 Kendal 3938.4
4205 12627.2
2614.7 22375.3
14 Klaten 23.7
77.7 553.4
475.8 1130.5
15 Kudus 179
147 372.3
64.3 762.6
16 Magelang 1965.5
3805.9 8293.4
8557.4 49.4
22671.6 17 Pati
1163 330.1
184.6 72.2
1749.9 18 Pekalongan
2485.5 3173.5
7762.9 1166.7
14588.6 19 Pemalang
1628.9 3567.3
7390.3 1669.7
14256.2 20 Purbalingga
342.5 1345.1
4703.5 2458.9
3.7 8853.7
21 Purworejo 2319
4603.5 25683
14917 1.7
47524.2 22 Rembang
10791.6 5701.1
1125.8 44.9
17663.4 23 Semarang
1243.3 4601.6
14584.3 9322.7
1.4 29753.3
24 Sragen 4263.9
4425.4 415.0
2.4 9106.7
109 Tabel 26. lanjutan
Kelas PotensiKerapatan ha No Kabupaten
Kosong Kurang Sedang
Rapat S. Rpt
Total 25 Sukoharjo
2302.7 1195.4
74.0 3572.1
26 Tegal 1777.8
3391.2 6042.7
1166.6 12378.3
27 Temanggung 5511
6408.9 16226
10511.8 0.4
38658.1 28 Wonogiri
30553 32258.1 12324.1
542.6 75677.8
29 Wonosobo 5642.1
8128.4 15378.3 13596.8
23.2 42768.8
Jumlah 105243.8 125095.4 215058.3 105250.8 125.5
550773.8
Sumber : Dinas Kehutanan Prov. Jawa Tengah 2004b Selanjutnya potensi hutan rakyat dengan lahan kosong yang perlu
dikembangkan paling luas terdapat pada Kabupaten Wonogiri 30533.00 ha dan paling kecil luasnya terdapat di Kabupaten Klaten 23.7 ha. Sedangkan potensi
hutan rakyat yang kurang rapat terluas adalah kabupaten Wonogiri 32258.10 ha dan tersempit pada Kabupaten Demak 75.6 ha. Untuk hutan rakyat yang rapat
terluas di Kabupaten Banjarnegara 2944.40 ha dan tersempit di Kabupaten Sragen 2.4. Terakhir hutan rakyat yang sangat rapat terluas terdapat pada
Kabupaten Magelang 49.4 dan tersempit di Kabupaten Boyo lali 0.10 ha. Selain itu kondisi yang mendukung berpeluangnya hutan rakyat untuk
dikembangkan adalah masih kurangnya luas hutan Propinsi Jawa Tengah dari kondisi ideal 30 dari total luas daratan, sebagai berikut :
- Luas propinsi Jawa tengah 3 254 412 ha - Luas lahan ideal yang berfungsi sebagai hutan 976 323.69 30
- Luas hutan negara dan hutan rakyat 873 282.69 ha - Berarti masih kekurangan lahan yang berfungsi sebagai hutan 103 196.91 ha
Di Jawa Tengah sendiri luas hutan rakyat terus bertambah sekitar 10 setiap tahunnya Proseeding Semiloka: 2004. Pertambahan ini merupakan wujud
keseriusan pemerintah daerah dalam mengembangkan hutan rakyat. Salah satu yang menjadi perhatian pemerintah daerah sekaligus meningkatkan prestise dan
peluang pengembangan hutan rakyat adalah terjadinya defisit kebutuhan bahan baku kayu sebagai akibat dari pesatnya perkembangan jumlah industri pengolah
kayu yang mendorongnya kebutuhan terhadap bahan baku kayu, sementara hutan alam yang dulunya sebagai pemasok utama, sudah tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan tersebut.
110
5.3.4. Pembinaan Sumber Daya Hutan