159 Sektor yang mempunyai indeks derajat kepekaan tertinggi adalah sektor
jasa lingkungan atau wisata. dengan besar indek derajat kepekaan sebesar 1.54. Nilai indek tersebut diperoleh dari angk a koefisien sebesar 2.56 yang artinya
apabila permintaan terhadap sektor jasa lingkungan bertambah satu satuan. maka output seluruh sektor ekonomi di propinsi Jawa Tengah akan bertambah sebesar
2.56 satuan. Oleh karena itu sektor jasa wisata dari kawasan hutan di Provinsi Jawa Tengah dapat menjadi sektor primadona dimasa yang akan datang.
Pengembangan jasa wisata di Provinsi Jawa Tengah telah diuraikan pada sub bab terdahulu bahwa sampai saat inisektor ini mempunyai kontribusi nominal sekitar
83 miliar per tahun, tetapi keterkaitan dengan sektor-sektor lain sangat besar. Hasil tersebut juga berlaku secara nasional sebagaimana hasil penelitian Rusman
2005, yaitu sektor jasa wisata mampu menngerakkan sektor perekonomian lain secara signifikan.
6.2.6 Kebocoran Pendapatan Regional
Kebocoran ekonomi pada dasarnya aliran pendapatan yang keluar dari wilayah yang bersangkutan. Dalam hal in kebocoran tersebut termasuk kebocoran
regional regional leakages. Oleh karena konsep pendapatan wilayah merupakan agregasi dari pendapatan sektoral maka dalam sub ini juga akan diuraikan
kebocoran sektor sektor leakages kehutanan. Dari Lampiran 15 dapat diperlihatkan bahwa pendapatan faktor produksi
tenaga kerja Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2003 sebesar Rp 110.98 triliun . Sedangkan pendapatan bukan tenaga kerja atau pendapatan kapital sebesar Rp
56.66 triliun. Jumlah kedua pendapatan tersebut sama dengan produk domestik regional bruto PDRB atas dasar biaya faktor at faktor costs, yaitu sebesar Rp
167.64 miliar. Dan bila ditambah dengan pajak tidak langsung neto yang sebesar Rp 9.76 triliun maka PDRB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2003 diperkirakan
sebesar Rp 177.39 triliun. Dari Lampiran 15 dapat juga diperlihatkan bahwa PDRB Provinsi Jawa
Tengah yang sebesar Rp 177.39 triliun tersebut tidak semuanya diserap oleh Provinsi Jawa Tengah sendiri. sebagian mengalir ke luar Provinsi Jawa Tengah.
Dengan perkataan lain. telah terjadi kebocoran regional regional leakages di
160 Provinsi Jawa Tengah. Dari total pendapat an sebesar Rp Rp 177.39 triliun yang
bocor keluar Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 22.41 triliun atau sekitar 12.63. Kebocoran dari pendapatan kapital sebesar Rp 13.06 triliun atau sekitar 7.36
dan kebocoran dari pendapatan tenaga kerja sebesar Rp 9.35 triliun atau sekitar 5.27.
Kebocoran tersebut terjadi karena terdapat modal yang dioperasikan di Provinsi Jawa Tengah berasal dari luar Provinsi Jawa Tengah. Sebagai efeknya.
balas jasa yang diperoleh oleh faktor produksi tersebut juga mengalir kembali ke luar Provinsi Jawa Tengah. Misalnya faktor produksi modal yang ditanamkan di
Provinsi Jawa Tengah ternyata ada yang berasal dari luar Provinsi Jawa Tengah. sehingga balas jasa modal returns to capital yang diterima juga mengalir
kembali ke daerah mana modal tadi berasal. Dalam kasus ini. kebocoran regional dapat juga berarti adanya pengiriman returns to capital kepada
perusahaan -perusahaan induk yang berdomisili di luar Provinsi Jawa Tengah. Sebagai akibat adanya kebocoran regional tersebut maka tidak semua PDRB
Provinsi Jawa Tengah dapat dinikmati oleh penduduk atau masyarakat di provinsi ini.
Walaupun terdapat kasus kebocoran regional. Provinsi Jawa Tengah juga mempunyai pendapatan yang berasal dari luar provinsi, sebagai akibat adanya
modal yang ditanam diinvestasikan di luar provinsi. Pendapatan modal Provinsi Jawa Tengah yang ditanam diinvestasikan di luar provinsi mengalirkan
pendapatan returns to capital sekitar Rp 19.86 triliun. Dengan perkataan lain. net faktor income
Provinsi Jawa Tengah bernilai positif. yaitu Rp 2.55 triliun dari faktor produksi modal.
6.2.7 Kebocoran Pendapatan Sektor Kehutanan