Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 25 Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 50

181

7.1.2 Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 25

Hasil penghitungan menunjukan bahwa apabila dari kegiatan illegal hanya terjadi sebanyak 25 persen dari kondisi saat ini sebagaimana Lampiran 24, akan meningkatkan output sektor sebesar Rp. 85.19 miliar. maka sektor produksi yang langsung memperoleh peningkatan output adalah sektor industri pengolahan kayu, sekitar Rp 6.6 miliar. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp 5.5 miliar, sektor industri makanan dan minuman sebesar Rp 4.1 miliar dan sektor industri migas sebesar Rp 3,2 miliar. Lebih lanjut faktor produksi akan mendapatkan tambahan output Rp 58.91 miliar dan institusi rumah tangga mendapatkan tambahan output sebesar Rp 65.61 miliar. Berdasarkan kenyataan tersebut maka kegiatan illegal sektor kehutanan mendorong kehidupan industri pengolahan kayu, perdagangan, makanan dan minuman serta migas. Hal tersebut dapat dipahami bahwa industri pengolahan kayu di Jawa Tengah banyak tergantung dengan kegiatan illegal kehutanan, sebab secara regional pemanfaatan kapasitas terpasang industri pengolahan kayu lebih besar dibanding tingkat produksi resmi kayu bahan baku. Sehingga terjadi over demand kayu. Oleha karena itu kegiatan illegal kehutanan sulit diberantas karena aktivitasnya didorong oleh sektor-sektor lain.

7.1.3 Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 50

Hasil penghitungan menunjukan bahwa apabila dari kegiatan illegal hanya terjadi sebanyak 50 persen dari kondisi saat ini sebagaimana Lampiran 25, akan meningkatkan output sektor kehutanan sebesar Rp. 170.37 miliar. maka sektor produksi yang langsung memperoleh peningkatan output adalah sektor industri pengolahan kayu sekitar Rp 13.20 miliar. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp 6.32 miliar, sektor industri makanan dan min uman sebesar Rp 8,30 miliar dan sektor industri migas sebesar Rp 3,7 miliar. Lebih lanjut faktor produksi akan mendapatkan tambahan output Rp 117.83 miliar dan institusi rumah tangga mendapatkan tambahan output sebesar Rp 131.21 miliar. Berdasarkan hal tersebut maka ada kecenderungan kenaikan output tenaga kerja maupun institusi rumah tangga yang lebih besar dibanding 182 kenaikan output sektor. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan illegal kehutanan banyak dinikmati oleh tenaga kerja dan rumah tangga.

7.1.4 Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 75