14 adalah sama dengan nilai perbelanjaan berbagai sektor terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan sektor perusahaan . Aliran pendapatan faktor-faktor produksi yang paling penting adalah gaji
dan upah. Jenis pendapatan tersebut merupakan kompensasi kepada tenaga kerja yang bekerja dalam perekonomian. Selanjutnya aliran pendapatan yang juga
cukup penting adalah keuntungan perusahaan, bunga, dan sewa.
2.1.3. Pendekatan Produksi Netto atai Nilai tambah
Penghitungan pendapatan nasional atau wilayah juga dapat dilakukan dengan menghitung dan menaksir nilai tambah yaitu menghitung pertambahan
nilai uang dari suatu barang akibat proses produksi. Pendekatan tersebut juga disebut pendekatan “net output” atau “output netto”. Secara garis besar nilai
tambahan yang diciptakan oleh suatu kegiatan ekonomi dapat ditentukan oleh nilai penjualan dikurangi nilai pembelian.
Pada cara perbelanjaan produk nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh nilai barang jadi, sedangkan pada cara produksi yang dijumlahkan adalah
nilai tambah. Oleh karena jumlah nilai tambah adalah sama dengan nilai barang akhir, maka secara teori nilai perhitungan produk nasional berdasarkan
perbelanjaan akan sama dengan nilai cara produksi.
2.2 Konsep Pendapatan Bersih
Salah satu sasaran pembangunan adalah meningkatkan pendapatan dalam bentuk Product Domestic Bruto PDB secepat mungkin, dengan asumsi bahwa
hal ini merupakan cara terbaik untuk meningkatkan semua aspek kesejaahteraan nasional. Tidak ada masalah dengan apa hal baru yang dihasilkan, sepanjang hal
tersebut meningkatkan kegiatan ekonomi Lebih lanjut, tujuan pembangunan adalah kemakmuran, industrialisasi, teknologi yang canggih, dan peningkatan
standar hidup dan PDB terus menerus. Hal tersebut merupakan kesalahan dasar pada teori pembangunan konvensional. Teori modernisasi yang ada menyebutkan
bahwa negara-negara kaya merupakan model dan tujuan akhir dari upaya pembangunan. Konsep ini sangat keliru.Bornschier,1978.
15 Sumber-sumber daya alam di suatu negara mendasari kehidupan segenap
penduduknya. Kualitas udara, air, dan tanah haruslah dilestarikan untuk diteruskan ke generasi-generasi berikutnya. Jika sumberdaya yang sangat berharga
tersebut dihancurkan hanya untuk sekedar mengejar tujuan-tujuan ekonomi jangka pendek, maka yang menderita bukan hanya generasi sekarang, tetapi yang lebih
menderita adalah generasi mendatang. Oleh karena itu, environmental accounting harus digunakan dalam perumusan kebijakan -kebijakan pembangunan.
Pengertian environmental accountin g adalah aset fisik yang menyangkut semua hal yang berharga, tidak hanya modal-modal manufaktur mesin, pabrik,
jalan-jalan, namun jug a modal manusia pengetahuan, keterampilan dan pengalaman serta modal lingkungan hidup environmental capital, yaitu seperti
hutan, kualitas tanah, lingkungan hijau dan sebagainya. Berdasarkan definisi tersebut, maka adanya pembangunan yang berkelanjutan mensyaratkan terjaga
atau meningkatnya seluruh modal tersebut dari waktu ke waktu tidak boleh susut. Atas dasar itu perhitungan PDB harus dikoreksi menjadi Net PDB yang
tidak lain adalah PDB hijau Green PDB yaitu jumlah total yang dapat dikonsumsi tanpa mengikis stok modal Pearce and Warford,1993. Rumusannya
adalah :
Green PDB = PDB – D
m
- D
n
.......................................................... 1 dimana :
Green PDB
: pendapatan nasional neto berkelanjutan
D
m
: depresiasi aset-asetmodal manufaktur
D
n
: depresiasi ase-asetmodal lingkungan yang dinyatakan dalam satuan moneter uang tahunan
Jika diperinci lagi melalui suatu kalkulasi yang cukup rumit berdasarkan metode koleksi data sekarang, rumusan di atas bisa dis empurnakan sehingga
menjadi :
Green PDB = PDB – D
m
- D
n
– R – A ............................................. 2
dimana :
R
: pengeluaran atau belanja yang diperlukan untuk mengembalikan
16 modal lingkungan hutan, sumber perikanan, dan sebaginya
seperti sediakala. Sedangkan
A
: adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan modal lingkungan yang terlanjur terjadi di masa
sebelumnya misalnya berupa pencemaran udara, air, kualitas tanah, dan lain-lain.
2.3 Konsep Sumberdaya Hutan