90
20 40
60 80
100 120
140 160
180
1999 2000
2001 2002
2003 harga konstan
harga berlaku
Gambar 15. Indeks perkembangan PDRB Sektor Kehutananan di Propinsi Jawa Tengah Tahun 1999 -2003
Sementara itu berdasarkan kelompok migas dan non migas, maka PDRB Provinsi Jawa Tengah selama 5 tahun terakhir memiliki proporsi yang hampir
seimbang yaitu migas 45 dan non migas sebesar 55. Sebagai contoh pada tahun 2003, total penerimaan PDRB Propinsi Jawa Tengah dari sektor minyak
dan gas bumi mencapai Rp 41,8 triliun, sedangkan dari sektor non minyak dan gas bumi mencapai Rp 45.3 triliun.
5.2.2. Pertumbuhan Ekonomi
Pada periode tahun 1997 –1998, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa tengah menurun yang cukup sig nifikan yaitu minus 11.74. Namun pada periode
1999 sd 2003 perekonomian Provinsi Jawa Tengah menunjukkan adanya perbaikan yaitu tumbuh sekitar 3 – 4. Perkembangan pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jawa tengah selama 10 tahun sebagaimana Tabel 12. Sejak tahun 1999, pertumbuhan sektor ekonomi di Provinsi Jawa Tengah
mengalami perbaikan yang cukup signifikan, yaitu berkisar pada angka 3.33 – 4.87. Meskipun angka pertumbuhan tersebut cukup baik tetapi belum dapat
menampung pertumbuhan tenaga kerja di wilayah tersebut yang mencapai angka rata-rata 7.3.
91 Tabel 12. Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah Tahun
1995 – 2004 Tahun
Pertumbuhan Tahun
Pertumbuhan 1995
7.34 2000
3.93 1996
7.30 2001
3.33 1997
3.03 2002
3.48 1998
-11.74 2003
4.07 1999
3.49 2004
4.87 angka sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah 2004a
5.2.3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terampil, merupakan potensi sumberdaya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi.
Menurut Badan Pusat Statistik, penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun ke atas dan dibedakan sebagai angkatan kerja
dan bukan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja.
Berdasarkan hasil Susenas 2004, angkatan kerja di Jawa Tengah tahun 2003 mencapai 16,11 juta orang atau naik sebesar 2.37 dibanding tahun
sebelumnya. Dengan angka tersebut tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk Jawa Jengah mencapai 60.83. Sedangkan angka pengangguran di Jawa Tengah
relatif kecil, yaitu sebesar 5.66 Survey Sosial Ekonomi Nasional, BPS, 2004. Adapun menurut status pekerjaan utamanya, sebagian besar sebagai buruh
karyawan, yakni 39.53. Sedangkan yang berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap tercatat sebesar 20.56, berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain sebesar
19.34, berusaha sendiri dengan bantuan buruh tetap sebesar 3.17, dan pekerja tak dibayar sebesar 17.45. Survey Sosial Ekonomi Nasional, BPS, 2004a.
Sektor primer dimasuki sekitar 44.59 pekerja dan merupakan sektor terbanyak menyerap tenaga kerja. Hal ini dikarenakan sektor tersebut tidak memerlukan
pendidikan khusus. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor sekunder dan te rsier, masing-masing 21.16 dan 34.25.
92 Jumlah tenaga kerja Propinsi Jawa Tengah berdasarkan lapangan
pekerjaan utama primer, sekunder, tersier pada tahun 1999 hingga tahun 2003 dengan penggolongan penduduk yang bekerja adalah berumur 10 tahun ke atas
dijelaskan pada Tabel 13 berikut ini: Tabel 13. Jumlah Tenaga Kerja Propinsi Jawa Tengah Berdasarkan
Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 1999 - 2003 orang
Jenis Tahun
Primer Sekunder
Tersier Total
1999 6 316 920
2 897 020 5 352 179
14 566 119 2000
6 135 828 2 960 148
5 395 246 14 491 222
2001 6 730 367
3 226 964 5 109 211
15 066 542 2002
6 180 379 3 372 602
5 198 107 14 751 088
2003 6 776 309
3 215 193 5 204 763
15 196 265 Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah 2004a
Berdasarkan Tabel 13 di atas jumlah tenaga kerja yang bekerja pada lapangan kerja primer mengalami peningkatan dari tahun 1999 6 316 920 hingga
tahun 2003 6.776.309 atau dengan persentase peningkatan 7.3. Sementara jumlah tenaga kerja pada lapangan kerja sekunder mengalami peningkatan dari
tahun 1999 2.897.020 hingga 2003 3.215.193 atau dengan persentase peningkatan 11. Sedangkan jumlah tenaga kerja pada lapangan kerja tersier
mengalami penurunan dari tahun 1999 5.352.179 hingga tahun 2003 5.204.763 atau dengan persentase penurunan sebesar 3.
Total jumlah tenaga kerja menurut lapangan kerja utama primer, sekunder, tersier mengalami peningkatan dari tahun 1999 14.556.119 hingga
pada tahun 2003 15.196.265. Persentase peningkatan jumlah tenaga kerja adalah sebesar 4.4. Sedangkan jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah jam kerja
selama seminggu di Propinsi Jawa Tengah tahun 2004 yaitu pada kisaran rata- rata 37.72 – 39.35 jam per minggu. Peningkatan tenaga kerja tersebut dapat
dilihat pada Gambar 16.
93
14000000 14200000
14400000 14600000
14800000 15000000
15200000
1999 2000 2001 2002 2003 jumlah tenaga
kerja
Gambar 16. Grafik Peningkatan Jumlah Tenaga Kerja Propinsi Jawa Tengah Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama
Total jam kerja dari tahun 1999 hingga tahun 2003 terus mengalami peningkatan dari 38.10 jam tahun 1999 menjadi 39.35 jam tahun 2003. Berarti
terjadi peningkatan rata-rata jam kerja. Sedangkan jumlah tenaga kerja juga mengalami peningkatan dari tahun 1999 hingga tahun 2003. Peningkatan jumlah
tenaga kerja dan peningkatan jumlah rata-rata jam kerja menunjukkan adanya korelasi yang positif. Namun dengan adanya peningkatan rata-rata jam kerja
belum tentu meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
5.2.3. Pengangguran