Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 0
7.1.1 Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 0
Hasil penghitungan menunjukan bahwa penekanan kegiatan illegal dan kehilangan nilai tambah akan mempengaruhi permintaan terhadap output sektor produksi yang lain. Penjumlahan dari effek transfer, open loop dan close loop merupakan effek total dari pengaruh penghapusan kegiatan ilegal dan kehilangan nilai tambah sampai 0 . Dampak dari penghilangan tersebut akan menyebabkan output seluruh sektor akan berkurang sampai Rp 492.78 miliar. Dengan menghapuskan kegiatan illegal tersebut secara makro keonomi berdampak kepada pengurangan pendapatan. Oleh karena itu kebijakan menekan kegiatan illegal sampai 0 pada jangka pendek akan akan berdampak negatif bagi perekonomian wilayah. Oleh karena itu penghapusan kegiatan illegal harus dilakukan secara bertahap. Lebih lanjut berdasarkan hasil simulasi penanggulangan kegiatan illegal hingga 0 sebagaimana Lampiran 23, dapat diketahui bahwa sektor produksi yang paling banyak di pengaruhi pengeluarannya adalah sektor listrik dan gas, dan industri pengolahan kayu yang masing -masing mengalami pengurangan permintaan output sampai sekitar Rp 26.6 miliar dan Rp 13.6 miliar. Dengan demikian penghilangan kegiatan illegal sektor kehutanan terkait dengan konsumsi listrik, gas, dan juga pasokan bahan baku industri perkayuan. Menurunnya permintaan output sektor produksi menyebabkan produksi yang dilakukan oleh setiap sektor juga berkurang. Dampak selanjutnya, pemakaian faktor produksi untuk kegiatan produksi juga menjadi berkurang, yang pada akhirnya akan mempengaruhi besar balas jasa yang diperoleh oleh faktor produksi. Gambaran tersebut terlihat, bahwa balas jasa yang d iperoleh oleh tenaga kerja buruh kasar, operator alat angkut dan operator manual penerima upahgaji turun sampai Rp 23.5 miliar. Kemudian balas jasa kelompok tenaga kerja lainnya yang cukup besar berkurang balas jasanya adalah tenaga kerja kehutanan bukan penerima upahgaji Rp 19.3 miliar dan tenaga kerja buruh kasar, operator alat angkut dan operator manual bukan penerima upahgaji Rp 13.7 miliar. Sedangkan modal, balas jasanya berkurang Rp 83.4 miliar. 1817.1.2 Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 25
Parts
» Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
» Pendekatan Pengeluaran Konsep Penghitungan Pendapatan
» Konsep Pendapatan Bersih TINJAUAN TEORITIS
» Konsep Sumberdaya Hutan TINJAUAN TEORITIS
» Konsep Nilai Ekonomi Sumberdaya Hutan
» Peran Nilai Ekonomi Sumberdaya Hutan dan Perekonomian Wilayah
» Metode Penilaian Ekonomi Sumberdaya Hutan
» Konsep Kelembagaan TINJAUAN TEORITIS
» Kelembagaan Sektor Kehutanan Konsep Model Input-Output
» Konsep Sistem Neraca Sosial Ekonomi.
» Kajian Penelitian Peranan Ekonomi Kehutanan
» Kerangka Pelaksanaan Penelitian KERANGKA PEMIKIRAN
» Lokasi Penelitian Jenis dan Sumber Data
» Pemanfaatan Air Metode Aplikasi Hasil Valuasi Sektor Kehutanan
» Penggantian Kegiatan Illegal Logging. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Penyediaan Udara Bersih
» Pembentukan Model Input – Output Modifikasi
» Kontribusi Faktor Ketimpangan Pendapatan Analisis Pengganda Neraca
» Kondisi Umum Provinsi Jawa Tengah
» PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOIAHAN
» BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL, KEUANGAN, PERSEWAAN JASA -JASA
» PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN
» BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL, PENGANGKUTAN DAN KEUANGAN, PERSFWAAN JASA -JASA
» Pertumbuhan Ekonomi Tenaga Kerja
» Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran perkapita Konsumsi
» Luas Hutan Profil Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
» Luas Kawasan Hutan Konservasi
» Luas Areal Potensial Hutan Rakyat di Propinsi Jawa Tengah
» Produksi Hasil Hutan Pemasaran Hasil hutan
» Perhitungan Ekonomi Manfaat Hutan
» Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
» Illegal Logging dan Illegal trading
» Kehilangan Nilai Tambah Deforestasi
» Efisiensi Kelembagaan MANFAAT HUTAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH
» Air MANFAAT HUTAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH
» Hasil Hutan Dikonsumsi Langsung Masyarakat
» Jasa Wisata MANFAAT HUTAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH
» Erosi MANFAAT HUTAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH
» Udara bersih MANFAAT HUTAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH
» Keberadaan, Pilihan dan Pelestarian
» Model Input-Output Standar Manfaat Hutan dalam Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto
» Membangun Kerangka Model Input-Output Modifikasi
» Analisis Output Manfaat Hutan dalam Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto
» Analisis Input Manfaat Hutan dalam Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto
» Backward Linkage dan Forward Linkage
» Kebocoran Pendapatan Regional Manfaat Hutan dalam Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto
» Kebocoran Pendapatan Sektor Kehutanan
» Distribusi Pendapatan Faktor Produksi
» Distribusi Pendapatan Rumah Tangga
» Multiplier Sektor Kehutanan Manfaat Hutan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat
» Dekomposisi Manfaat Hutan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat
» Analisis Alur Struktural Manfaat Hutan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat
» Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 0
» Penaggulangan Kebocoran Erosi pada Tingkat 5 Penaggulangan Kebocoran Erosi pada Tingkat 10
» Penghargaan Produk Hasil Hutan dan Manfaat Hutan
» Pembiayaan Pengelolaan Hutan Pengenaan Pajak dan Restribusi Air dan Udara Bersih
» Optimalisasi Provisi Sumberdaya Hutan PSDH dan Dana Pengenaan Denda Perusak Hutan dan Lingkungan
» Asuransi Kerusakan dan Kebakaran Hutan Pemanfaatan Dana Internasional Efisiensi Bahan Baku Kayu
» Alokasi Penggunaan Lahan Implikasi Kebijakan.
» Reorientasi Produksi Hutan Implikasi Kebijakan.
» Rehabilitasi Hutan dan Lahan
» Ringkasan Hasil KESIMPULAN DAN SARAN
» Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN
Show more