Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 0

180

7.1.1 Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 0

Hasil penghitungan menunjukan bahwa penekanan kegiatan illegal dan kehilangan nilai tambah akan mempengaruhi permintaan terhadap output sektor produksi yang lain. Penjumlahan dari effek transfer, open loop dan close loop merupakan effek total dari pengaruh penghapusan kegiatan ilegal dan kehilangan nilai tambah sampai 0 . Dampak dari penghilangan tersebut akan menyebabkan output seluruh sektor akan berkurang sampai Rp 492.78 miliar. Dengan menghapuskan kegiatan illegal tersebut secara makro keonomi berdampak kepada pengurangan pendapatan. Oleh karena itu kebijakan menekan kegiatan illegal sampai 0 pada jangka pendek akan akan berdampak negatif bagi perekonomian wilayah. Oleh karena itu penghapusan kegiatan illegal harus dilakukan secara bertahap. Lebih lanjut berdasarkan hasil simulasi penanggulangan kegiatan illegal hingga 0 sebagaimana Lampiran 23, dapat diketahui bahwa sektor produksi yang paling banyak di pengaruhi pengeluarannya adalah sektor listrik dan gas, dan industri pengolahan kayu yang masing -masing mengalami pengurangan permintaan output sampai sekitar Rp 26.6 miliar dan Rp 13.6 miliar. Dengan demikian penghilangan kegiatan illegal sektor kehutanan terkait dengan konsumsi listrik, gas, dan juga pasokan bahan baku industri perkayuan. Menurunnya permintaan output sektor produksi menyebabkan produksi yang dilakukan oleh setiap sektor juga berkurang. Dampak selanjutnya, pemakaian faktor produksi untuk kegiatan produksi juga menjadi berkurang, yang pada akhirnya akan mempengaruhi besar balas jasa yang diperoleh oleh faktor produksi. Gambaran tersebut terlihat, bahwa balas jasa yang d iperoleh oleh tenaga kerja buruh kasar, operator alat angkut dan operator manual penerima upahgaji turun sampai Rp 23.5 miliar. Kemudian balas jasa kelompok tenaga kerja lainnya yang cukup besar berkurang balas jasanya adalah tenaga kerja kehutanan bukan penerima upahgaji Rp 19.3 miliar dan tenaga kerja buruh kasar, operator alat angkut dan operator manual bukan penerima upahgaji Rp 13.7 miliar. Sedangkan modal, balas jasanya berkurang Rp 83.4 miliar. 181

7.1.2 Penaggulangan Kebocoran Manusiawi pada Tingkat 25