Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

120

2.1 Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Nilai rehabilitasi lahan ditentukan berdasarkan jumlah anggaran yang di pergunakan untuk kegiaran rehabilitasi hutan dan lahan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan KabupatenKota, Dinas Kehutanan Provinsi, BPDAS Jratunseluna Semarang, BKSDA Jawa Tengah, dan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Kegiatan rehabilitasi lahan dan hutan di Provinsi Jawa Tengah dilaksanakan sejak tahun 2003 dengan jumlah anggaran Rp 64.15 miliar. Dana yang dipergunakan untuk penyediaan anggaran tersebut bersumber dari Dana Reboisasi DR yang diku mpulkan oleh Pemerintah Departemen Kehutanan baik yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah maupun wilayah lain terutama luar Pulau Jawa. Rincian lengkap nilai kegiatan rehablitasi lahan per kabupaten di Provinsi Jawa Tengah sebagaimana Lampiran 7. Tabel 35. Tambahan Manfaat Hutan Hasil Proksi Data Sekunder Instansi Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 No SektorVariabel Nilai manfaat hutan Juta Rp Keterangan 1 Rehabilitasi hutan 64 146.91 data proyek 2 Ilegal trading 106 810.19 proksi neraca kayu 3 Ilegal logging 61 649.61 data resmi 4 Kehilangan nilai tambah 217.74 proksi neraca kayu 5 Deforestasi 10 484.41 data resmi 6 Efisiensi kelembagaan 218 035.20 proksi efisiensi usaha Jumlah 461 344.06 Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan merupakan aktivitas perekonomian yang menggunaan imput dana dari luar Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu kegiatan tersebut akan sangat menunjang peningkatan pendapatan wilayah sebab ada dana masuk ke dalam wilayah tanpa mengeluarkan dana kompensasinya. Disamping itu, kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan berupa penyiapan lahan, pengadaan bibit, dan penanaman yang seluruhnya melibatkan masyarakat di sekitar lokasi di pedesaan sehingga sasaran akhir penerima dana tersebut tentunya masyarakat pedesaan. Dengan demikian 121 kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan mempunyai dampak ganda yaitu peningkatan aset pemerintah yang berupa hutan tanaman dan juga penciptaan lapangan kerja untuk masyarakat pedesaan. Kedua dampak tersebut dapat secara langsung akan menentukan besarnya perhitungan PDRB wilayah.

2.2 Illegal Logging dan Illegal trading